Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Artikel
  • Fokus Utama
  • Referensi

Waspadai penyakit Berbahaya dari Ternak dan Hewan Kesayangan

  • Livestock Review
  • Aug 7, 2012
  • No comments
  • 1 view
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Referensi. Manusia selalu memperlakukan hewan secara kontradiktif sejak jaman purba. Di satu sisi, beberapa jenis makhluk ini dijadikan hewan ternak untuk dikonsumsi dan menghasilkan uang, namun di sisi lain, ada juga yang dijadikan hewan peliharaan yang disayang-sayang, bak anggota keluarga.

Yang harus diwaspadai, kedekatan yang terlalu intim membuat hewan berpotensi menularkan penyakit ke tubuh manusia. Aneka macam penyakit yang bersumber dari hewan ini disebut zoonosis. Jadi, kita perlu mewaspadai bahaya tersebut sembari tidak menurunkan kadar sayang ke hewan peliharaan.

Penularan zoonosis umumnya karena beberapa hewan memiliki reseptor sama dengan manusia. Dua makhluk ciptaan Tuhan ini juga memiliki beberapa persamaan fisiologis, sehingga potensi penularan lebih besar.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) pernah mengungkapkan data bahwa 70% penyakit baru yang menyerang manusia dalam dua dua dekade terakhir bersumber dari hewan. Sebuah penelitian yang dilakukan di California, Amerika Serikat, menemukan bahwa 61% dari 1.415 patogen yang bisa mempengaruhi manusia ditransfer dari hewan. Riset Bruno B. Chomel dan Ben Sun itu menyimpulkan kedekatan manusia dengan hewan peliharaan memperbesar risiko penularan zoonosis. Apalagi, sebanyak 14% sampai 62% manusia saat ini tidur bersama hewan peliharaan.

Meski memberikan banyak manfaat bagi manusia, hewan juga membawa bakteri, virus, dan kuman yang bisa mengancam kesehatan tuannya. Ketika seseorang tidur dengan anjing dan kakinya yang terluka dijilat hewan peliharaan itu, kondisi ini berpotensi menimbulkan radang selaput pelindung sistem saraf pusat.

Tiga bentuk penularan

Penularan zoonosis ke manusia dalam tiga bentuk. Pertama, penularan langsung dari hewan ke manusia ketika si hewan terjangkit suatu penyakit. Contohnya, penyakit rabies. Secara klinis, tidak semua hewan yang terkena rabies itu terlihat secara fisik. Setelah dia menggigit hewan atau manusia, baru ketahuan hewan tersebut terjangkit rabies.

Kedua, penularan bersumber dari produk hewan yang dikonsumsi oleh manusia, seperti daging, telur, dan susu. Ketiga, zoonosis disebarkan hewan meski makhluk tersebut tidak terjangkit penyakit alias hewan hanya jadi media perantara. Penyakit zoonosis ini tidak semua terlihat secara fisik baik di manusia atau di hewan. Contohnya, toksoplasma yang ditularkan oleh kucing. Hewan peliharaan ini tidak memiliki tanda-tanda fisik atau klinis membawa toksoplasma dalam fesesnya. Penderita pun tidak merasakan akibatnya secara langsung, misalnya sakit atau demam.

Salah satu zoonosis yang sering menimpa manusia adalah keracunan makanan akibat mengonsumsi produk hewan. Misalnya, keracunan mengonsumsi daging mentah. Lain lagi dengan penyakit leptospirosis yang dibawa tikus. Ginjal pada tikus dihinggapi bakteri leptospira yang akan mengelola urine yang terkontaminasi leptospira. Air seni ini jika tercampur dengan air dan masuk ke tubuh manusia menimbulkan penyakit leptospirosis.

Maraknya penularan penyakit hewan akibat ulah manusia, yakni, pemanfaatan lahan pertanian yang semakin meluas, faktor demografi, dan perubahan sosial. Masalahnya, kebanyakan zoonosis yang berkembang saat ini berkategori A. Jadi, penyakit itu mudah menular ke manusia dan ditularkan antarmanusia dengan tingkat sakit yang tinggi.

Solusinya adalah, hewan bisa hidup berdampingan dengan manusia, tapi kesehatan dan kebersihannya harus terjaga agar tidak membawa biang penyakit. follow our twitter: @livestockreviews

sumber: kontan | editor: soegiyono

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Topik terkait
  • ayam
  • charoen
  • comfeed
  • daging
  • DOC
  • fakultas kedokteran hewan
  • fakultas peternakan
  • feed
  • feedmill
  • inti
  • japfa
  • kampanye gizi
  • kandang
  • kemitraan ayam
  • malindo
  • pakan
  • perunggasan
  • peternak
  • peternakan
  • peternakan rakyat
  • plasma
  • pokphand
  • sapi perah
  • sapi potong
  • seminar peternakan
  • sierad
  • susu
  • telur vs rokok
  • ternak
  • unggas
Previous Article
  • Fokus Utama
  • Referensi

Industri Susu Nasional tidak Ingin Bernasib Sama seperti Industri Kedelai

  • Livestock Review
  • Aug 6, 2012
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Produk Olahan

Hati-hati Manipulasi Penjualan Daging di Pasar

  • the editor
  • Aug 8, 2012
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.