Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Kampus

Mahasiswa UGM Kenalkan Metode Biokonversi Maggot untuk Kelola Limbah Organik Rumah Tangga

  • Livestock Review
  • Sep 14, 2022
  • No comments
  • 15 views
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

livestockreview.com, Kampus. Mahasiswa UGM mengenalkan metode biokonversi maggot kepada kelompok wanita dalam mengolah limbah organik rumah tangga menggunakan Black Soldier Fly Larvae di kampung Pedak RT 14/ RW 06, Karangbendo, Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Program ini menggunakan Black Soldier Fly Larvae karena larva BSF dapat menguraikan sampah organik dengan cepat. Selain itu, maggot BSF juga memiliki kandungan protein cukup tinggi sebagai pakan tambahan pada ternak. Oleh karena itu, pemanfaatan maggot BSF tidak hanya berhenti sebagai pengurai limbah organik saja, tetapi juga memiliki manfaat yang berkelanjutan.

Pengelolaan limbah organik rumah tangga berbasis pemberdayaan kelompok wanita ini dilaksanakan oleh Arifa Zaini Syafhira (Fapet UGM) selaku ketua, Nabila Azizah (Fapet UGM), Faaris Satrya Dharmawan (Fisipol UGM), dan Hanna Priyo Cahyono (Fapet UGM) sebagai anggota melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) UGM dan telah memperoleh sumber dana dari Kemendikbud Ristek.

Arifa memaparkan bahwa awal munculnya ide pengelolaan limbah organik oleh kelompok wanita berasal dari banyaknya sampah organik yang pemanfaatannya kurang optimal bahkan sering dibuang sembarangan. Selain itu, adanya ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat adanya tumpukan sampah membuatnya tergerak untuk turun tangan bersama dengan timnya mengatasi permasalahan yang ada.

“Sampah organik sisa makanan kurang mendapat perhatian untuk dikelola. Banyak masyarakat hanya memberikan sisa makanan mereka ke ayam-ayamnya, bahkan tak jarang dibiarkan menumpuk atau hanya membuang sampah makanannya begitu saja. Padahal tanpa mereka sadari, sampah itu bisa lebih bermanfaat jika dikelola lebih lanjut. Pemilahan sampah organik sisa makanan bisa dimulai dari skala rumahan, yang mana Ibu-ibu merupakan tokoh utama yang kerap melakukan pekerjaan dapur.”

Arifa juga menambahkan bahwa sisa makanan yang mereka buang setiap hari bisa dimanfaatkan sebagai pakan maggot. Sedangkan maggotnya bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak berprotein tinggi serta bernilai ekonomis.

“Saat ini, maggot sedang naik daun karena banyak penelitian yang membuktikan bahwa maggot BSF memiliki kandungan protein yang baik untuk ternak. Sisa-sisa makanan seperti nasi basi, makanan yang tak habis dimakan, sayur dan buah yang busuk bisa dimanfaatkan jadi pakan maggot BSF. Setelah itu, maggot BSF yang dibudidayakan itu bisa dijual sehingga bisa menambah pendapatan,” ujarnya.

Selanjutnya, ia menerangkan bahwa proses pembudidayaan maggot ini cukup mudah dan tidak memakan lahan serta waktu yang lama. Sehingga, dapat dilakukan di lahan sempit oleh segala kalangan dan tidak membutuhkan pendalaman pengetahuan khusus. Jadi, pembudidayaan maggot ini bisa dilakukan oleh orang awam.

“Maggot itu daur hidupnya cepat dan mudah dikembangbiakkan. Tidak perlu lahan yang luas dan bisa dimulai dari skala rumahan. Apabila dibudidayakan, maggot siap panen hanya dalam dua minggu. Sebanyak 5 gram telur maggot bisa menghasilkan sampai 7 kg maggot siap panen. Harga pasarannya pun terbilang tinggi, mencapai dua puluh ribu per kilonya dan maggot kering lebih dari lima puluh ribu,” terangnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Lies Mira Yusiati, SU., IPU, ASEAN Eng. selaku dosen pembimbing tim pemberdaya kelompok wanita dalam mengelola limbah rumah tangga dengan larva BSF menambahkan bahwa program ini bisa menjadi alternatif solusi permasalahan sampah organik yang menumpuk di lingkungan masyarakat. Selain itu, pengelolaan sampah organik sisa makanan yang dilanjutkan dengan program budidaya maggot juga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi warga. lr/ugm/Satriya

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

Apakah Sah Sapi Terjangkit PMK untuk Qurban?

  • Livestock Review
  • May 25, 2022
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Apakah Sah Sapi Terjangkit PMK untuk Qurban?

  • May 25, 2022
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Kemeriahan Festival MBKM 2.0 di Fakultas Peternakan UGM

  • Jan 7, 2022
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Semangat Merantau Para Peserta Magang Perunggasan WBA

  • Dec 31, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Pengembangan Manggot sebagai Biokonversi Sampah dan Alternatif Bahan Pakan Ternak

  • Dec 22, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Mempersiapkan Sarjana Peternakan sebelum Terjun ke Dunia Kerja

  • Dec 16, 2021

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.