Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Kampus

Apakah Sah Sapi Terjangkit PMK untuk Qurban?

  • Livestock Review
  • May 25, 2022
  • No comments
  • 22 views
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Kampus. Terkait masuknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia saat ini, berbagai upaya pencegahan wabah sangat penting terlebih berkaitan dengan hari raya idul kurban yang semakin dekat, dimana komoditas sapi menjadi ternak utama dalam penyembelihan hewan kurban.

Selain itu, kondisi ini kemungkinan akan membuat harga daging sapi yang meningkat karena kelangkaan sapi yang sehat dari wabah PMK.

Berbagai kepentingan mendesak pemerintah untuk melakukan lockdown terhadap ternak sapi yang terkena wabah PMK untuk mencegah penularan PMK yang semakin meluas. Beberapa daerah melakukan pemulangan ternak kiriman yang tidak lolos inspeksi PMK. Tentu saja apabila lockdown dilakukan akan berpengaruh terhadap berkurangnya hewan ternak daerah yang selama ini mengandalkan ternak dari daerah berbeda.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada melalui Pusat Kajian Pembangunan Peternakan (PKPP) telah menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Sapi PMK, sahkah untuk Qurban?” yang diselenggarakan pada hari Jumat, 20 Mei 2022.

Forum Group Discussion dihadiri oleh pembicara dari berbagai pemangku kepentingan di bidang petenakan, yakni drh. Tjahjani Widiastuti (Koordinator Substansi Zoonosis, Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ditjen PKH), drh. Hendra Wibawa, M.Si., Ph.D. (Kepala Balai Besar Veteriner Wates), Ir. Didik Purwanto. IPU. (Pengurus Besar Ikatan Sarjana dan Insinyur Peternakan Indonesia), Prof. Dr. Ir. Endang Baliarti, SU. (Kepala Laboratorium Ilmu Ternak Potong, Kerja, dan Kesayangan, Dosen Fakultas Peternakan UGM), Prof. Dr. Drs. KH. Makhrus Munajat, SH. M.Hum. (Ketua Komisi Fatwa MUI, Daerah Istimewa Yogyakarta). Acara dipandu oleh Moderator Prof. Ir. Yuny Erwanto, S.Pt., MP., Ph.D., IPM (Wakil Dekan Fapet UGM Bidang Penilitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama).

Poin-poin penting hasil FGD tersebut yakni:
Pertama, kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak dikategorikan bukanlah penyakit zoonosis sehingga tidak akan menular kepada manusia, namun mempunyai kecepatan penularan yang tinggi kepada ternak, dan menyebabkan kematian kepada ternak muda.

Kedua, dengan pertimbangan mengurangi madarat yang akan terjadi maka ternak yang secara klinis telah dinyatakan sakit PMK oleh ahlinya, maka ternak tersebut tidak sah digunakan untuk ternak qurban.

Ketiga, dalam hal sohibul qurban sudah melakukan akad dengan penjual, ternak secara klinis sehat dan sudah memastikan bahwa ternak tersebut dijadikan ternak qurban, dan dalam perjalanan waktu mengalami sakit yang secara klinis dinyatakan PMK, maka apabila masa menunggu tinggal sehari dan dipastikan bisa dipotong pada hari nahar atau pemotongan maka dalam kondisi darurat tersebut ternak qurban tersebut dinyatakan sah sesuai niat dari awal. Namun apabila sakitnya terjadi masih dalam jangka yang tidak mungkin sampai pada hari nahar maka ternak tersebut bisa dipotong sebagai sodaqah.

Keempat, cara pemotongan ternak yang terkena penyakit PMK mengikuti prosedur sesuai dengan rekomendasi instansi yang berwenang termasuk penanganan daging pasca pemotongan. lr/ugm

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Referensi

Waspada Dampak Penyakit Mulut dan Kuku

  • Livestock Review
  • May 12, 2022
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Segera Tetapkan Penyakit Mulut dan Kuku sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB)

  • Livestock Review
  • Jun 9, 2022
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.