Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Referensi

Waspada Dampak Penyakit Mulut dan Kuku

  • Livestock Review
  • May 12, 2022
  • No comments
  • 4 views
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

livestockreview.com, opini. Masuknya tiga penyakit ke Indonesia dalam waktu relatif berdekatan menggambarkan melemahnya bidang kesehatan hewan dalam struktur organisasi kepemerintahan. Sejumlah sapi di beberapa kabupaten di Jawa Timur terserang penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Penyakit ini juga ternyata ditemukan di Aceh.

Penyakit ini menyerang sapi pedaging dengan gejala antara lain berupa demam tinggi, air liur berlebihan (hipersalivasi), lepuh pada rongga mulut dan lidah, dan pincang.

PMK menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar sehingga dimasukkan ke dalam List A oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) yang berkedudukan di Paris, Perancis. Laboratorium Rujukan Internasional ada di Pirbright (Inggris), sedangkan laboratorium tingkat regional ada di Pak Chong (Thailand).

Ciri epidemiologik PMK adalah angka kesakitan ( morbidity rate) yang sangat tinggi, sedangkan angka kematian ( case fatality rate) sangat rendah.

Ciri epidemiologik PMK adalah angka kesakitan (morbidity rate) yang sangat tinggi, sedangkan angka kematian (case fatality rate) sangat rendah. Penularannya sangat cepat, tetapi tidak menular ke manusia. Selain sapi, ternak lain yang peka adalah kerbau, babi, kambing, dan domba.

Di Jawa Timur, mula-mula PMK ditemukan di Gresik pada 402 ekor sapi potong, akhir April 2022. Awal Mei 2022 ditemukan di Lamongan, pada 102 ekor sapi. Dua hari kemudian sebanyak 148 sapi potong di Mojokerto tertular. Sejauh ini belum dilaporkan adanya ternak yang mati.

Bagaimana dengan Daging kerbau India

Sebelumnya Indonesia pernah tertular PMK pada tahun 1983, dimulai dari Jawa Timur kemudian menyebar ke Jawa Tengah dan Jawa Barat. Dengan susah payah Indonesia berhasil bebas dari penyakit ini pada 1990 melalui vaksinasi massal hewan peka PMK dan pengawasan lalu lintas hewan yang sangat ketat. Menjadi pertanyaan, dari mana penyakit tersebut masuk kembali ke Indonesia, dan apa dampaknya?

Belum diketahui dengan jelas asal penyakit tersebut, tetapi ketika harga daging sapi melonjak menjelang hari raya Idul Fitri, Indonesia mengimpor daging beku kerbau dari India sebanyak 36.000 ton. Kerbau sangat peka terhadap infeksi virus PMK.

Ketika jumlah impor daging kerbau sangat banyak, kemungkinan eksportir mengambil kerbau dari wilayah yang belum sepenuhnya bebas dari PMK, tetapi tidak terlihat gejala klinis PMK.

Sebagai informasi, kerbau Afrika dapat bertindak sebagai pembawa (carrier) virus PMK dalam waktu yang cukup lama (Bengis dkk, 1986 ”Foot and Mouth Disease and the African Buffalo (Syncerus caffer). Carriers as source of infection for cattle”) dan bisa menjadi sumber penular ke sapi. Virus PMK dapat bertahan lama dalam daging beku. Diduga lewat daging kerbau beku, virus PMK masuk ke Indonesia.

Daging kerbau dari India memang lebih murah dibandingkan dengan daging sapi dari Australia yang bebas PMK. Pertimbangan ekonomi inilah yang menyebabkan Indonesia memilih daging kerbau dari India meskipun ada potensi tertular PMK. Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah India mempunyai serotipe O, A, dan Asia 1, sedangkan dahulu hanya ada serotipe O di Indonesia.

Pertimbangan ekonomi inilah yang menyebabkan Indonesia memilih daging kerbau dari India meskipun ada potensi tertular PMK.

Untuk memastikan serotipe virus PMK, sampel jaringan sapi tertular dikirim dengan perlakuan khusus ke Pirbright, Inggris. Setelah diketahui serotipe virus penyebab penyakit, maka untuk mengendalikan penyakit dipergunakan vaksin sesuai dengan serotipe yang menimbulkan wabah.

Dampak PMK

Kerugian ekonomi akibat PMK adalah penurunan berat badan karena nafsu makan ternak menurun seiring adanya lepuh-lepuh pada mulut dan lidah. Pada sapi perah, produksi susu turun drastis.

Sapi atau kerbau yang dipergunakan untuk membajak di sawah atau menarik pedati kehilangan tenaga karena terjadi lepuh pada perbatasan kulit dengan kuku. Di samping itu negara yang tertular juga tidak dapat mengekspor daging hewan yang peka PMK (kambing, domba, babi, kerbau, dan sapi).

Negara tetangga yang mempunyai ternak dalam jumlah besar seperti Australia sangat khawatir mendengar Indonesia tertular PMK. Pada wabah tahun 1983-1985 Australia membantu menangani PMK dengan harapan penyakit tidak menyebar ke sana.

Penumpang pesawat dari Indonesia yang akan masuk ke Australia akan ditanya apakah pernah mengunjungi peternakan sapi, kerbau, atau babi beberapa hari terakhir. Apabila jawabnya ”ya”, penumpang itu akan menjalani disinfeksi alas kaki, dan lain-lain. Virus PMK bisa terbawa sepatu selama beberapa hari apabila sebelumnya mengunjungi peternakan tertular.

Langkah Vaksinasi

Meskipun belum ada konfirmasi resmi dari laboratorium di Pirbright, sebagai tindakan awal harus dilakukan pengetatan lalu lintas hewan agar PMK tidak menyebar ke Jawa Tengah atau Jawa Barat. Persiapan dana untuk impor vaksin dan operasionalisasi vaksinasi dengan strategi yang bagus perlu dilakukan.

Masuknya tiga penyakit, yakni african swine fever (2019), lumpy skin disease, dan PMK (2022), ke Indonesia dalam waktu relatif berdekatan menggambarkan melemahnya bidang kesehatan hewan dalam struktur organisasi kepemerintahan.

Struktur ini terlihat tidak hanya di tingkat pusat, tetapi juga di tingkat daerah. Apabila tidak dilakukan penguatan bidang kesehatan hewan, dikhawatirkan akan masuk lagi penyakit baru, lebih-lebih yang mampu menular dari hewan ke manusia (zoonosis).

lr/kcm/Soeharsono, Mantan Penyidik Penyaki Hewan.

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Terbentuk, Gabungan Penyelenggara dan Pemerhati Sistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit (GAPENSISKA)

  • Livestock Review
  • Mar 10, 2022
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

Apakah Sah Sapi Terjangkit PMK untuk Qurban?

  • Livestock Review
  • May 25, 2022
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.