Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Kampus

Gangguan Reproduksi Sapi Hambat Keberhasilan Inseminasi Buatan

  • Livestock Review
  • Mar 16, 2012
  • No comments
  • 2 views
Total
0
Shares
0
0
0
0
0


Livestockreview.com, Kampus.
Inseminasi buatan telah digunakan secara luas di Indonesia guna memacu peningkatan populasi dan mutu ternak sapi. Namun, keberhasilan penggunaan inseminasi buatan masih sangat rendah. Hal itu dapat dibuktikan dengan masih tingginya jarak beranak, yakni sekitar 24 bulan akibat adanya gangguan reproduksi fungsional.

Pakar reproduksi dan kebidanan hewan ruminansia dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM, drh. Surya Agus Prihatno, M.P., menuturkan dari hasil penelitiannya gangguan reproduksi fungsional pada sapi perah di DIY diketahui mencapai rata-rata 20% dari total populasi. Gangguan reproduksi tersebut meliputi silent heat 18%, hypofungsi ovaria 21%, endometritis ringan 5%, dan kista folikuller 9%. “Di Kulon Progo, kita menemukan sekitar 19,70 persen sapi yang mengalami gangguan reproduksi,” kata Agus dalam Seminar ‘Updating Penyakit Reproduksi dan Penanganan pada Ruminansia Besar’, yang digelar di Auditorium FKH UGM, Kamis (8/3).

Disebutkan Surya bahwa kawin berulang menjadi salah satu penyebab menurunnya kemampuan reproduksi dan produksi susu pada peternakan sapi perah. Kawin berulang adalah suatu keadaan sapi betina yang mengalami kegagalan untuk bunting setelah dikawinkan 3 kali atau lebih pejantan fertil. “Salah satu gangguan reproduksi yang ditandai dengan gejala kawin berulang adalah endometritis. Kejadian endometritis lebih sering terjadi pascapartus (kelahiran) dan sapi-sapi pasca kawin,” katanya.

Menurut Surya, kebersihan kandang dan sapi merupakan prasyarat yang harus dipenuhi agar sapi terhindar dari gangguan reproduksi terutama infeksi. Untuk menghindari kerugian yang lebih lanjut akibat infertilitas diperlukan pemeriksaan secara profesional oleh dokter hewan secara rutin terhadap reproduksi, baik pada sapi menjelang dewasa maupun induk. “Kontrol reproduksi secara disiplin dan teratur sangat diperlukan,” tambahnya.

Pengelola Pendidikan Profesi Dokter Hewan FKH UGM, drh. Agung Budiyanto, M.P., Ph.D., mengatakan asupan nutrisi berpengaruh langsung pada kemampuan reproduksi sapi. Jumlah nutrisi yang mencukupi akan mendorong proses biologis sapi untuk mencapai potensi genetiknya dan mengurangi pengaruh negatif dari lingkungan yang tidak nyaman serta meminimalisasi dampak dari risiko manajemen yang kurang baik. “Kekurangan pakan khususnya untuk daerah tropis merupakan salah satu penyebab kemajiran pada ternak betina,” pungkasnya. follow our twitter: @livestockreview

sumber: ugm | editor: soegiyono

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Topik terkait
  • ayam
  • charoen
  • comfeed
  • daging
  • DOC
  • fakultas kedokteran hewan
  • fakultas peternakan
  • feed
  • feedmill
  • inti
  • japfa
  • kampanye gizi
  • kandang
  • kemitraan ayam
  • malindo
  • pakan
  • perunggasan
  • peternak
  • peternakan
  • peternakan rakyat
  • plasma
  • pokphand
  • sapi perah
  • sapi potong
  • seminar peternakan
  • sierad
  • susu
  • telur vs rokok
  • ternak
  • unggas
Previous Article
  • Fokus Utama
  • news

Indonesia akan Impor Sapi Bakalan Secara Bertahap

  • Livestock Review
  • Mar 15, 2012
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama
  • news

Harga Jagung Murah, Pakan Ternak Belum Naik Walau BBM Naik

  • Livestock Review
  • Mar 20, 2012
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima

  • Jan 12, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023

  • Jan 10, 2023

Trending

  • 1
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 2
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 3
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima
  • 5
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023
 

Instagram

livestockreview
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Jika pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah menginginkan keberhasilan pembangunannya tinggi di bidang peternakan, maka para penyusun program perencanaan pembangunan peternakan harus pula dilibatkan dan ditempatkan sebagai “pengawal program pembangunan” yang diberikan kekuasan khusus karena mereka bukan tenaga struktural, pada saat program tersebut dilaksanakan.
Lumpy skin disease (LSD) merupakan penyakit kulit pada sapi asal Afrika yang sangat sulit diberantas.
Waspada !!! Badai Penyakit Mulut dan Kuku (FMD) belum Selesai, LSD sudah Menyebar
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.