Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Kampus

Potensi Tersembunyi Daging Kelinci untuk Bahan Pembuatan Sate

  • the editor
  • Oct 17, 2011
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Kampus. Daging kelinci mempunyai serat yang halus dan warna sedikit pucat (tergolong daging berwarna putih seperti halnya daging ayam). Keistimewaan daging kelinci yaitu mempunyai kalori,kolesterol dan natrium yang rendah Tulang lebih tipis, dagingnya halus, seratnya pendek dan mudah dikunyah.

Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nanggroe Aceh Darussalam Iskandar Mirza mengatakan, kelebihan daging dari kelinci adalah berasal dari ternak yang berwawasan lingkungan, diproduksi dengan pakan yg tidak berkompetitif dgn manusia,merupakan daging alami (natural meat). “Ternak kelinci dapat tumbuh dengan baik tanpa menggunakan feed additif non nutritive atau antibiotik dan hormon,” kata Iskandar dalam Seminar Sate IV 2011 yang digelar Himpunan Mahasiswa Produksi Ternak Fakultas Peternakan IPB dan didukung oleh Pengurus Besar Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (PB ISPI) di Bogor pada awal Oktober 2011 lalu.

Iskandar melihat, daging kelinci sangat prospektif untuk diolah lebih lanjut, antara lain menjadi sate kelinci. Yang sebaiknya diperhatikan adalah, apakah produk olahan daging kelinci tersebut diterima atau tidak oleh konsumen, serta bagaimana pula dengan proses pemanasan yang terlalu tinggi yang dapat merusak zat gizi. Jadi, perlu ditentukan teknik memasak dengan tingkat kehilangan zat gizi yang rendah, namun sekaligus aman untuk dikonsumsi.

Iskandar mengingatkan tentang penanganan daging kelinci sebelum diproses lebih lanjut menjadi bahan sate kelinci. Penangan itu yakni tentang pendinginan atau pembekuan untuk pengawetan, yang dapat dibungkus dengan plastik atau aluminium foil.

Pada suhu beku, daging kelinci dapat disimpan selama 4 sampai 6 bulan. Ketika akan diolah lebih lanjut, daging kelinci beku sebelum dimasak harus dileburkan kembali (thawing) selama 4 – 9 jam untuk potongan karkas, dan dan 12 – 16 jam untuk karkas utuh.

Dalam mengolah menjadi sate, keseimbangan antara tingginya suhu dan lamanya pemanasan juga harus dijaga. Iskandar mengingatkan, penggunaan panas yang tinggi dengan jangka waktu yang lama dapat menyebabkan perubahan cita rasa, serta degradasi termal komponen kimiawi daging.

Yang perlu dicermati, daging bagian paha memerlukan pemanasan basah pada suhu rendah dengan waktu yang lama, adapun daging bagian pinggang perlu pemanasan kering dengan waktu yang pendek.

penulis: ahadian deni | editor: soegiyono

the editor

Menyelesaikan kuliah di Universitas Gadjah Mada Fakultas Peternakan Yogyakarta, pada 2006 bersama beberapa para ahli teknologi pangan merintis pendirian majalah teknologi dan industri pangan.Minat yang disukai adalah dalam hal jurnalistik, pangan, peternakan, wira usaha dan teknologi.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Tokoh

Fernando Surya, Duta Ayam dan Telur 2011

  • the editor
  • Oct 15, 2011
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Produk Olahan

Konsumsi Rutin Protein Hewani, Dapatkan Tubuh Sehat Ideal

  • the editor
  • Oct 18, 2011
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.