Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Opini

Mengusik Citra Halal Sapi Potong

  • Livestock Review
  • Jan 31, 2012
  • One comment
  • 1 view
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Opini. Tidak satu pun RPH yang dikelola pemerintah bersedia diaudit oleh MUI. Hal ini berbeda dari RPH swasta yang hampir semua bersertifikat halal.

Masalah halal terkait dengan tata cara pemotongan hewan konsumsi menjadi sorotan. Hal itu dipicu tayangan televisi di negara itu pada 30 Mei 2011 yang memperlihatkan tindakan tidak islami terhadap sapi potong, yang kebetulan sebagian diimpor dari Benua Kanguru. Tayangan itu memperlihatkan petugas rumah pemotongan hewan (RPH) negara kita tidak mengindahkan aturan pemotongan hewan secara islami, sebagaimana difatwakan MUI.

Sebagian orang Australia juga mengaitkan dengan tata cara internasional, di antaranya sapi yang disembelih harus mati dalam waktu 30 detik. Faktanya di Indonesia hewan yang disembelih masih menggelepar lebih dari 3 menit.

Dalam tayangan televisi itu, sebagaimana dikutip media cetak nasional terlihat ada petugas RPH menendang kepala, menekuk ekor sapi, dan sebagainya, yang oleh sebagian orang Australia dianggap tidak manusiawi.

Adapun sebagian umat Islam Indonesia berpandangan tindakan petugas jagal itu, meski tempat kerjanya menerapkan standar kehalalan, tidak mengindahkan aturan Islam. Mungkin baginya yang penting: hewan yang dijagal akhirnya mati.

Hal itu tentu pukulan bagi MUI yang selama ini merintis jalan agar Indonesia menjadi  center of excellence lantaran faktanya kita tidak sanggup menjadi pengawal efektif bagi kehalalan hewan sembelihan, paling tidak dalam cara pemotongannya. Praktik itu, juga merusak citra   Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI, termasuk di daerah, yang selama ini menjadi rujukan sejumlah negara dalam soal halal.

Masalah itu harus menjadi bahan introspeksi bagi pemerintah dan MUI yang harus mengawasi efektivitas pelaksanaan fatwa tersebut. Selain itu, perlu meningkatkan pengawasan terhadap petugasnya sendiri, karena saya mendengar, ada petugas MUI ketika mengaudit hanya datang untuk minta data dari perusahaan yang ingin mendapatkan sertifikat halal. Kekurangtelitian itulah menyebabkan munculnya kasus dendeng babi bersertifikat halal MUI, beberapa waktu lalu.

Sertifikat Halal

Terkait dengan RPH pemerintah, Direktur LPPOM MUI beberapa waktu lalu ketika mengungkapkan bahwa tidak satu pun dari RPH yang dikelola pemerintah bersedia diaudit oleh MUI. Hal ini berbeda dari RPH swasta yang hampir semua bersertifikat halal. Sikap pengelola RPH pemerintah melahirkan pertanyaan, mengapa enggan mengajukan permohonan untuk sertifikasi halal.

Terkait dengan pemberitaan televisi di Australia itu, saya tidak bisa menyatakan hal itu rekayasa, karena saya mempunyai petunjuk ke arah itu. Ceritanya pada Idul Adha tahun lalu, saya diminta oleh tetangga yang menjadi ketua panitia kurban ikut mengawasi penyembelihan.

Sebelum pemotongan, saya tanya si jagal mengenai tata caranya dan dia menjawab singkat,’’ Saya sudah biasa, Pak’’. Mungkin merasa terbiasa memotong hewan di RPH, ia menganggap saya tidak perlu menanyakan hal itu lagi. Namun saya kaget ketika dia merobohkan sapi begitu saja dan mengambil pisau kecil untuk menyembelihnya.

Melihat hal itu, saya minta agar sapi yang kedua jangan dipotong dulu. Tatkala saya masih berdiskusi dengan ketua panitia, sapi yang kedua sudah dirobohkan oleh si jagal dan dipotong dengan cara sama. Jika pada acara penyembelihan hewan kurban yang disaksikan banyak orang itu ada praktik tidak islami, bagaimana tindakan di RPH yang tidak ‘’ditonton’’ publik? Saya mengamini bahwa di RPH banyak terjadi tindakan kejam. MUI memfatwakan bila sapi digelonggong maka dagingnya haram, lantas bagaimana dengan daging hewan yang penyembelihannya seperti itu?

Karena itu, selain harus bersedia diaudit kehalalannya, RPH harus mempekerjakan jagal yang mengerti hukum Islam dalam memperlakukan hewan potong, dan bukan petugas yang asal bisa membuat sapi mati. Ulama harus menyadarkan tentang kehalalan hewan sembelih agar masyarakat juga harus sadar bahwa halal merupakan bagian dari keberagamaan. follow our twitter: @livestockreview

suara | mahmudi asyari, peneliti dari icis jakarta

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Opini

Flu Burung yang Tidak Lagi Mengagetkan

  • Livestock Review
  • Jan 30, 2012
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Riset

Agar Susu Tahan Lama

  • the editor
  • Feb 11, 2012
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.