Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Konsumsi Telur Ayam Nasional Baru 87 butir/kapita/tahun

  • the editor
  • Oct 11, 2011
  • 2 comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Berita. Industri peternakan ayam petelur atau yang biasa disebut industri layer di Indonesia tumbuh pesat, bahkan sudah bisa memenuhi kebutuhan masyarakat domestik akan telur ayam, atau telah berswasembada produk telur. Produksi telur ayam bahkan bisa lebih ditingkatkan lagi, namun konsumsi masyarakat saat ini masih terbilang rendah. “Untuk telur, konsumsi masyarakat kita baru mencapai 87 butir telur per kapita per tahun,” kata Ketua Umum Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) Rakhmat Nuriyanto di Bogor 4 Nopember 2011 lalu. Adapun untuk daging ayam, konsumsi masyarakat kita juga baru mencapai 7 kg/kapita/tahun. Bandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang konsumsi protein hewani asal unggasnya telah melewati angka 25 kg/kap.tahun.

Industri layer Indonesia sebenarnya sudah mapan, dan telah terbentuk struktur tersendiri baik dari sisi teknologi, distribusi, suplai bahan baku pakan, dan industri pendukung lainnya. Ayam petelur dipelihara dari ayam layer sejak DOC (anak ayam umur sehari) yang dibesarkan hingga berumur 18 minggu untuk mulai bertelur. Angka produktif ayam petelur ada pada kisaran umur 18 minggu hingga 80 minggu, dengan jumlah produksi total sekitar 350 butir telur.

Dalam masa produktif tersebut, juga pada masa sebelumnya, ayam petelur harus dipelihara dengan sistem yang sudah baku, serta pakan lengkap yang disesuaikan dengan umurnya. Demikian pula dengan program kesehatan mulai dari vaksin untuk beberapa penyakit maupun program sanitasi lain untuk menjaga kesehatan ayam, agar dapat terus memproduksi telur secara optimal, sesuai dengan kemampuan genetikanya.

Dari segi teknis pemeliharaan, sebenarnya para pelaku industri layer telah mapan. Yang jadi tantangan adalah dalam hal pemasaran di masyarakat, yang masih belum paham akan pentingnya konsumsi telur bagi kesehatan dan produktifitas mereka. Untuk menyadarkan masyarakat akan hal itu, maka para pelaku industri petelur yang tergabung dalam masyarakat perunggasan Indonesia mengambil inisiatif untuk menggelar Festival Ayam dan Telur pada 15 Oktober 2011 mendatang di Parkir Timur Senayan Jakarta, mulai jam 6.30 hingga 16.30 WIB.

Acara tersebut selain untuk menepis isu miring yang tidak benar seputar produk hasil unggas, juga untuk lebih mengenalkan daging dan telur ayam yang sangat penting bagi pertumbuhan dan kesehatan masyarakat Indonesia. “Daging dan telur ayam adalah sumber protein hewani yang penting bagi manusia untuk tumbuh dan berkembang, serta menunjang produktifitas sehari-hari. Daging dan telur ayam juga mrupakan produk protein hewani yang lebih murah dibanding sumber protein hewani lain, sehingga harganya termasuk dalam jangkauan masyarakat di berbagai lapisan baik, menengah maupun bawah,” jelas Rachmat Nuriyanto, yang juga adalah Ketua Umum Panitia Festival Ayam dan Telur tahun 2011 ini.

penulis: rendi | editor: soegiyono

the editor

Menyelesaikan kuliah di Universitas Gadjah Mada Fakultas Peternakan Yogyakarta, pada 2006 bersama beberapa para ahli teknologi pangan merintis pendirian majalah teknologi dan industri pangan.Minat yang disukai adalah dalam hal jurnalistik, pangan, peternakan, wira usaha dan teknologi.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • news

Festival Ayam dan Telur 2011 Angkat Tema ‘Ayam dan Telur Tingkatkan Gizi dan Prestasi Anak Bangsa’

  • the editor
  • Oct 10, 2011
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Riset

Konsumsi Protein Hewani di Bawah 10 gr/kapita/tahun, Usia Harapan Hidup 55-65 tahun

  • the editor
  • Oct 12, 2011
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.