Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Opini

Keseimbangan Populasi Ternak Pasca Idul Adha

  • the editor
  • Oct 16, 2013
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0


Livestockreview.com, Opini.
Sebuah pesan singkat (SMS) dari nomor tanpa nama masuk ke ponsel, isinya begini, ‘’Ibadah kurban mengurangi populasi hewan ternak. Awas, jangan sampai seperti nasib badak Jawa’’.

Penulis tersenyum membaca pesan itu. Pernyataan tidak bersahabat tersebut harus ditanggapi secara hati-hati, dengan kepala dingin dibarengi berbaik sangka. Seorang teman menanggapi, ‘’ Tidak masalah. Tuhan yang memerintahkan ibadah kurban, pastilah Dia senantiasa menyediakan hewan kurban itu, tak perlu khawatir.’’ Penulis kembali tersenyum membaca tanggapan SMS dari teman itu.

Yang terbayang di benak penulis adalah mekanisme hukum alam sebagai pelaksana sunatulah mengenai kelestarian lingkungan hidup. Berapa luas hutan yang makin gundul akibat dahsyatnya illegal logging. Proses penghutanan kembali atau reboisasi tak mampu mengembalikan kondisi itu. Berapa banyak populasi hewan di hutan sedikit demi sedikit berkurang karena ulah manusia hingga akhirnya hewan itu disebut hewan langka, dan harus dilindungi, bahkan dalam area konservasi. Akankah sapi dan kambing menjadi binatang langka yang patut dilindungi kelestariannya?

Jalan pikiran pengirim SMS yang pertama memang masuk akal. Berapa juta ekor kambing dan sapi disembelih untuk ibadah kurban. Belum lagi sejumlah domba yang diekspor ke Arab Saudi untuk menyediakan hewan kurban atau sebagai pembayar dam (denda) calhaj melanggar regulasi ringan ibadah.

Di Indonesia, penyembelihan hewan kurban tidak dilakukan di rumah pemotongan hewan (RPH) sehingga jumlah yang disembelih tidak tercatat dengan baik, meskipun petugas pemerintah senantiasa memantau lokasi pemotongan hewan kurban. Memang tidak bisa disamakan hebatnya ‘’kematian’’ hewan kurban tiap musim pemotongan tanggal 10 Zulhijah dengan gejala illegal logging dalam konteks kelestarian hutan di Indonesia. Namun jumlah ternak berkaki empat (kecuali kelinci dan babi) yang disembelih tiap Idul Adha yang resminya berlangsung sampai tiga hari, pastilah ratusan ribu kali banyaknya ketimbang jumlah hewan yang tiap harinya dipotong untuk konsumsi sehari-hari, misalnya untuk makan harian ataupun pesta.

 Kalifah di Bumi

Sampai sejauh inipun tidak ada laporan oleh Dinas Peternakan terkait dengan kekhawatiran atas populasi hewan kurban sebagai akibat pelaksanaan ibadah kurban. Jumlah hewan yang tidak laku terjual di pangkalan penjualan hewan kuban di sepanjang jalan masih tetap banyak. Stok hewan kurban di sebuah kota, seperti Semarang, barangkali bisa menipis untuk memenuhi kebutuhan harian, namun kita masih memiliki penyangga kebutuhan daging dari daerah sekitar.

Secara matematis, kalau penawaran (supply) hewan sembelihan tidak bisa memenuhi besarnya permintaan (demand) terkait pelaksanaan ibadah kurban, dapat dipastikan populasi ternak itu mengalami susut besar. Tanpa ada ‘’penanggulangan’’ yang berarti, manusia mengalami defisit besar-besaran Apa yang dikhawatirkan oleh pengirim SMS pasti akan terjadi. namun benarkan demikian?

Memang benar bahwa Allah yang menciptakan segalanya dan Allah pula yang memeliharanya. Allah pula yang mensyariatkan penyembelihan hewan kurban tiap hari nahar, yaitu tanggal 10 Zulhijah, dan pastilah Dia selalu menyediakan hewan sebagai sarana ibadah itu. Namun harus diingat bahwa proses pemeliharaan dan penyediaan sarana ibadah itu berlangsung mengikuti hukum alam atau sunatulah. Salah satu proses sunatulah adalah seleksi alam.

Seleksi alam itu bisa berupa diciptakannya predator bagi tiap jenis mahluk agar keseimbangannya senantiasa terjaga. Manusia adalah predator bagi hampir semua hewan, yang bisa memberinya kenikmatan hidup. Namun harus diingat bahwa pemangsaan terhadap makhluk lainnya tidak selamanya dilakukan atas dasar nafsu serigala atas dirinya. Menyembelih hewan kurban bukan untuk memuaskan nafsu melainkan melaksanakan syariat agama, dan untuk memeratakan kesejahteraan sesama sebagai wujud solidaritas. Di sini peran manusia sebagai kalifah di bumi harus lebih dominan ketimbang posisinya sebagai predator.

suara | abu su’ud, guru besar emiritus universitas negeri semarang (unnes), dan guru besar ikip pgri semarang

the editor

Menyelesaikan kuliah di Universitas Gadjah Mada Fakultas Peternakan Yogyakarta, pada 2006 bersama beberapa para ahli teknologi pangan merintis pendirian majalah teknologi dan industri pangan.Minat yang disukai adalah dalam hal jurnalistik, pangan, peternakan, wira usaha dan teknologi.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Referensi

Menghindari Penyakit Zoonosis Hewan Kurban

  • Livestock Review
  • Oct 15, 2013
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Produk Olahan

Menderita Tekanan Darah Tinggi? Batasi Konsumsi Daging

  • Livestock Review
  • Oct 17, 2013
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Semangat Merantau Para Peserta Magang Perunggasan WBA

  • Dec 31, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Pengembangan Manggot sebagai Biokonversi Sampah dan Alternatif Bahan Pakan Ternak

  • Dec 22, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Mempersiapkan Sarjana Peternakan sebelum Terjun ke Dunia Kerja

  • Dec 16, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Cattle Buffalo Club Fapet UNPAD Gelar Entrepreneurial Zone 2021

  • Nov 21, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • news

Tingkatkan Ketrampilan Mengelola Pakan, Peternak Sulsel & NTB Mendapatkan Pelatihan dari UGM

  • Oct 30, 2021

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • news
    Tingkatkan Ketrampilan Mengelola Pakan, Peternak Sulsel & NTB Mendapatkan Pelatihan dari UGM
  • 2
    • Fokus Utama
    • news
    Sustainable Integrated Farming, Manfaatkan Limbah Sayuran menjadi Media Maggot untuk Pakan Ternak
  • 3
    • Fokus Utama
    • news
    Mengembangkan Potensi Besar Sapi Madura
  • 4
    • Fokus Utama
    • Opini
    Menunggu Nasib Keberlangsungan Perunggasan yang Tumbuh tanpa Pembangunan
  • 5
    • Fokus Utama
    • news
    Pakar Persusuan Ingatkan untuk Tidak Membabi Buta (Panic Buying) dalam Membeli Susu
 

Instagram

livestockreview
....Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai sang surya, menyinari dunia....
Pengetahuan tentang manajemen closed house tentunya akan lengkap apabila disertai dengan cara terjun langsung ke lapangan. Dengan magang ke perusahaan langsung akan memberikan banyak pelajaran secara nyata bagaimana manajemen itu sendiri.
Mengapa meri (anak bebek) berenang di belakang induknya? Yukk simak...
Terima kasih Ibu Bapak Guru atas kesabaran, kebaikan, dan dedikasi yang tiada henti diberikan
Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dannperi keadilan.
Semnas X HITPI 2021
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.