Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Bisnis

Indonesia akan Digelontor 13.000 ekor sapi Bakalan dari Australia pada Medio Agustus Ini

  • the editor
  • Aug 11, 2011
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0
Livestockreview.com, Bisnis. Kloter pertama sapi bakalan asal Australia pasca penghentian sementara ekspor sapi Negeri Kangguru itu akan segera masuk Agustus ini. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Daging dan Feedlot Indonesia Johny Liano mengatakan rombongan pertama ini akan berjumlah 13.000 ekor sapi dari surat persetujuan pemasukan(SPP)sapi bakalan 120.000 ekor pada triwulan ke tiga 2011.
Sapi-sapi bakalan ini akan masuk ke dua feedloter yang sudah selesai diaudit dan telah memenuhi persyaratan animal welfare. Kedua feedloter itu adalah PT Elders Indonesia yang menerima 3000 ekor sapi bakalan dan PT Great Giant Livestock akan mendatangkan 10.000 ekor sapi bakalan pada pertengahan Agustus 2011.
“Audit sedang berjalan, yang sudah selesai baru dua itu. Tetapi nanti sebelum Idul Fitri diperkirakan yang lain akan menyusul karena sudah selesai diaudit,” kata Johny ketika ditemui di sela kunjungan Menteri Pertanian ke Feedloter PT Kariyana Gita Utama di Sukabumi, Jawa Barat pada akhir pekan lalu.
Johny mengatakan saat ini di feedloter terdapat 145.000 ekor sapi siap potong untuk kebutuhan pasokan Ramadan dan Idul Fitri. Dari jumlah tersebut, sebanyak 124.000 ekor sapi bakalan impor dan 21.000 ekor sapi lokal.
Penghentian ekspor sapi Australian ke Indonesia rupanya menggembirakan bagi sejumlah pihak. Selain peternak lokal yang diuntungkan karena serapan sapi lokal bertambah, Johny mengatakan harga sapi Australia juga turun hingga 30%.
“Sebelum penghentian kemarin, biasanya kami beli dengan harga US$ 2,7 per kg (hidup) sampai US$ 2,9 per kg. Sekarang cuma sekitar US$ 1,9 per kg (hidup),” kata Johny.
Habiskan SPP Periode Agustus – September
 
Menteri Pertanian Suswono menyuruh para importir sapi bakalan untuk menghabiskan SPP mereka pada periode Agustus dan September ini agar pasokan cukup dan harga daging sapi tidak melonjak.
Namun ia mengingatkan agar pengusaha yang memiliki SPP tetapi tidak menggunakan untuk impor segera dicabut SPP-nya agar tidak terjadi praktek jual beli SPP.
“Untuk kebutuhan Oktober sampai Desember nanti kita hitung lagi kalau ada kekurangan. Sekarang silakan habiskan SPP sampai September, tetapi kalau ada broker SPP, segera cabut SPP-nya karena lebih baik keuntungan untuk peternak daripada broker,” kata Suswono dalam acara yang sama.
Direktur Jenderal Prabowo Respatyo Caturroso sebelumnya mengatakan ada informasi bahwa Australia akan membatasi kiriman sapi bakalan menjadi 100.000 ekor hingga akhir tahun dengan pertimbangan kemampuan serapan rumah pemotongan hewan(RPH) yang telah memenuhi standar animal welfare.
Namun Johny tak khawatir jika hal tersebut terjadi. “Kalau seperti saya pengusaha, lubang yang satu ditutup, tinggal cari lubang yang lain. Ada alternatif dari negara lain seperti Amerika yang bebas dari penyakit kuku dan mulut. Memang lebih mahal, tetapi daripada usaha tidak berjalan,” kata Johny.
Dia mengakui sapi bakalan lokal bisa menjadi alternatif meskipun dari segi produktivitas jauh lebih rendah. Johny mengatakan rata-rata penambahan berat badan sapi lokal per hari hanya 0,7 kg sampai 1 kg, sementara penambahan berat sapi bakalan eks Australia bisa mencapai 1,5 kg hingga 2 kg per hari dengan jumlah pasokan pangan yang sama.
PT Kariyana Gita Utama mengatakan saat ini 70% sapi mereka memilih menggunakan bibit sapi lokal karena perbaikan teknologi pangan membuat penambahan berat sapi lokal bisa naik menjadi 0,9 kg hingga 1 kg per hari. Apalagi harga bibit sapi lokal lebih murah, Rp 24.000 per kg hidup dibandingkan sapi impor yang mencapai Rp 29.000 per kg hidup.

sumber: kontan | editor: soegiyono

the editor

Menyelesaikan kuliah di Universitas Gadjah Mada Fakultas Peternakan Yogyakarta, pada 2006 bersama beberapa para ahli teknologi pangan merintis pendirian majalah teknologi dan industri pangan.Minat yang disukai adalah dalam hal jurnalistik, pangan, peternakan, wira usaha dan teknologi.

Previous Article
  • Bisnis

Siap-siap Impor Daging Sapi akan Membengkak

  • the editor
  • Aug 10, 2011
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Perketat Aturan Impor Sapi dan Produk Hasilnya

  • the editor
  • Aug 20, 2011
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023

  • Jan 10, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • news

Big Data di Industri Perunggasan: Pengertian dan Kegunaannya

  • Jan 5, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Ini 10 Pernyataan Sikap PPSKI terhadap Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Indonesia

  • Jun 29, 2022

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.