Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Bisnis

Siap-siap Impor Daging Sapi akan Membengkak

  • the editor
  • Aug 10, 2011
  • No comments
  • 3 views
Total
0
Shares
0
0
0
0
0
Livestockreview.com, Bisnis. Kuota impor daging sebanyak 72.000 ton yang akan habis tahun ini  untuk memenuhi kebutuhan daging selama puasa, pemerintah telah bersiap memperbesar kuota impor daging sapi beku tahun tersebut.
Kementrian Pertanian (Kemtan) sudah mengusulkan kuota impor daging bertambah menjadi 90.000 ton tahun ini. Harapnya, pasokan yang melimpah, harga daging tidak akan melonjak di pasar.
Prabowo Respatyo Caturroso, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kemtan mengatakan, kuota impor daging yang dipatok tahun ini, sebanyak 39.600 ton sudah terserap sepanjang Januari – Juni 2011. Pada bulan Juli – September ini, akan ada impor 28.000 ton. Itu artinya, daging yang tersisa hanya tinggal 4.400 ton. Padahal, Kemtan menghitung kebutuhan impor daging sapi pada bulan-bulan biasa sebanyak 7.000 ton per bulan.
Dengan demikian, setidaknya butuh tambahan kuota impor daging sapi 16.600 ton untuk mengamankan kebutuhan hingga akhir tahun. Apalagi, bulan November ada perayaan Idul Adha. “Biasanya kebutuhan daging sapi lebih besar. Jadi kuota impor kami usulkan digenapkan menjadi 90.000 ton agar aman,” ujar Prabowo, akhir pekan lalu.
Selain itu, penambahan kuota juga untuk mengamankan kebutuhan industri. Tahun lalu, realisasi impor daging sapi mencapai 120.000 ton.
Toh keinginan Kemtan tersebut masih harus dibahas lebih lanjut. Yaitu, di Kementerian Koordinasi Perekonomian pekan depan. Soalnya, Kemtan hanya bisa memberi rekomendasi. Surat Persetujuan Pemasukan (SPP) diterbitkan Kementerian Perdagangan (Kemdag).
Importir minta kuota 97.000 ton
Thomas Sembiring, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Impor Daging Indonesia (Aspidi), bilang, tambahan kuota impor tersebut belum cukup. “Kuota 72.000 hanya mencukupi kebutuhan hingga Lebaran. Setelah itu bagaimana?” tanyanya.
Menurutnya, kebutuhan daging impor setelah Lebaran hingga akhir tahun sebanyak 25.000 ton. Maka, kuota impor daging harus diperbesar menjadi 97.000 ton. Ia bilang, lebih dari 50% daging impor untuk resto dan hotel yang membutuhkan daging berkualitas.
Ketua national Meat Processor Association (Nampa) Donatus Hartono menambahkan, kuota impor daging harus ditambah demi kelangsungan industri pengolah daging sapi, termasuk industri bakso yang perputaran dananya Rp 3,1 miliar per hari.
Produsen bakso biasanya mencampur daging impor dengan daging lokal agar hemat. Mengingat, di luar negeri, ada perbedaan harga untuk daging sapi di bagian tertentu. Daging impor bukan prime cut hanya Rp 40.000 per kg, sedang daging lokal harganya sama di semua bagian, Rp 70.000 per kg. “Bila kuota daging impor terbatas, produsen bakso rugi,” kata Donatus.

sumber: kontan | editor: soegiyono

the editor

Menyelesaikan kuliah di Universitas Gadjah Mada Fakultas Peternakan Yogyakarta, pada 2006 bersama beberapa para ahli teknologi pangan merintis pendirian majalah teknologi dan industri pangan.Minat yang disukai adalah dalam hal jurnalistik, pangan, peternakan, wira usaha dan teknologi.

Previous Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Impor Ternak dan Produk Hewan Berbasis Negara, Bukan Harga Mati

  • Livestock Review
  • Jul 15, 2011
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Bisnis

Indonesia akan Digelontor 13.000 ekor sapi Bakalan dari Australia pada Medio Agustus Ini

  • the editor
  • Aug 11, 2011
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023

  • Jan 10, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • news

Big Data di Industri Perunggasan: Pengertian dan Kegunaannya

  • Jan 5, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Ini 10 Pernyataan Sikap PPSKI terhadap Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Indonesia

  • Jun 29, 2022

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.