Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Kampus

Teknologi Ransum Gender Manipulation-Basa (RGM-B) Tingkatkan Populasi Kelinci Jantan (Bag I)

  • Livestock Review
  • Nov 23, 2013
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Kampus. Produktifitas pada ternak tidak hanya dilihat pada produksi, seperti halnya pertumbuhan dan perkembangan, namun produktifitas juga di lihat dari performans reproduksi ternak. Produktifitas reproduksi pada seekor ternak yang mempunyai dampak yang sangat menguntungkan bagi masyarakat khususnya peternak.

Jika produktifitas reproduksinya berjalan dengan baik, maka akan menghasilkan banyak anak (prolifik) hal ini sangat menguntungkan bagi masyarakat. Menjawab keinginan masyarakat untuk menghasilkan banyak anak dari sisi reproduksi menerapkan teknologi IB (Inseminasi Buatan), Inseminasi Buatan sudah berkembang dikalangan peternak, namun dalam Inseminasi Buatan belum memenuhi kebutuhan masyarakat peternakan, karena di setiap daerah mempunyai kebutuhan yang berbeda khususnya jenis kelamin yang dilahirkan pada saat dilakukanya Inseminasi Buatan.

Keinginan dan kebutuhan masyarakat untuk permintaan jenis kelamin ternak sangatlah tinggi. Di Boyolali misalnya, daerah ini terkenal sebagai daerah penghasil susu, khususnya di daerah Jawa Tengah, keinginan mereka pada saat diinseminasikan menghasilkan anak betina untuk replacement atau sebagai penghasil susu.

Lain halnya dengan daerah Grobogan yang terkenal sebagai daerah penghasil ternak pedaging. Peternak di daerah ini sangat mengharapkan betina yang setelah diinseminasikan menghasilkan anak jantan untuk di gemukkan dan di jual dalam bentuk ternak hidup siap potong. Hal ini dapat disimpulkan bahwa di setiap daerah peternakan di Indonesia khususnya Jawa Tengah mempunyai kebutuhan yang berbeda.

Mamalia mempunyai sepasang kromosom yang menentukan jenis kelamin jantan dan betina pada hewan atau ternak tersebut. Spermatozoa pada mamalia ada dua yaitu spermatozoa mengandung kromosom X dan spermatozoa mengandung kromosom Y, menurut Gaarnet (1983) bahwa rata-rata kandungan spermatozoa X dan Y dalam semen sapi adalah 49,5% dan 50,5%. Hal ini menunjukan bahwasanya kromosom Y lebih besar dibanding dengan kromosom X, dimana kromosom Y adalah jantan dan bertahan hidup pada pH basa sedangkan kromosom X adalah betina dan dapat hidup pada kondisi asam.

Untuk mengontrol jenis kelamin pada ternak telah diupayakan dengan cara sperma sexing, teknologi sperma sexing yaitu suatu pengembangan ilmu bioreproduksi pemisahan antara kromosom X dan kromosom Y pada sperma, dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan peternak. Sperma dengan kromosom yang sudah terpisahkan antara X dan Y, peternak dapat memilih sesuai dengan kebutuhan jenis kelamin anak yang dihasilkan, teknologi ini dapat diperoleh hasil yang bagus dalam skala lab, namun penerapanya mendapatkan hasil yang kurang memuaskan dan dapat disimpulkan belum dapat memenuhi kebutuhan peternak.

Di lain pihak pemerintah Indonesia mencanangkan program swasembada daging, peran pemerintah sangatlah penting, dengan adanya program swasembada daging untuk Indonesia maka pemerintah tidak lepas dari masyarakat, khususnya peternak di setiap daerah. Guna sukses berjalanya program yang telah dicanangkan, dalam ketercapaian program swasembada pemerintah akan mengupayakan segala cara, seperti halnya pemberian hibah pada para peternak, dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk ternak

Pemerintah juga mengupayakan dalam bidang reproduksi yang berkerjasama dengan ilmuan di perguruan tinggi, BIB di setiap daerah serta inseminator di setiap wilayah, kerjasama yang dilakukan yaitu untuk meningkatkan populasi ternak untuk ketercapaian program swasembada daging. Selain itu pemeliharaan ternak alternatif sebagai ternak penghasil daging dapat menjadi upaya dalam pencapaian program swasembada daging.

Potensi reproduksi kelinci

Kelinci merupakan salah satu ternak alternatif penghasil daging sebagai sumber protein karena kelinci mempunyai laju pertumbuhan dan perkembangbiakan yang relatif lebih cepat dibandingkan ternak ruminansia. Namun, peternakan kelinci di Indonesia kurang berkembang dengan baik karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang potensi yang dimiliki kelinci.

Selain itu masyarakat cenderung menjadikan kelinci sebagai binatang peliharaan yang sayang jika disembelih untuk diambil dagingnya. Hal ini berbanding terbalik dengan harga daging sapi yang sangat mahal tetapi produksinya sedikit setiap tahunnya, tetapi permintaan pasar terus meningkat, hingga pemerintah mengambil langkah untuk import daging sapi dan sapi bakalan untuk digemukkan.

Teknologi reproduksi sangat berperan dalam menunjang program swasembada daging, mengingat kebutuhan di setiap daerah berbeda beda serta mengontrol populasi jantan dan betina agar seimbang, hal ini juga dapat menanggulangi pemotongan betina produktif yang sangat marak dewasa ini. Teknologi yang sudah di terapkan untuk meningkatkan populasi yaitu inseminasi buatan dan untuk mengontorol jantan betina yaitu pemisahan kromosom X dan Y pada spermatozoa, tujuan dari pemisahan kromosom X dan Y pada spermatozoa salah satu solusi untuk menentukan jantan betina untuk menjawab permintaan dari masyarkat di tiap daerah. Namun cara itu dirasa kurang efisien dan dinilai masih kurang tepat, karena jika sperma yang telah di inseminasikan pada betina berkromosom Y sedangkan suasana pH dari alat reproduksi betina asam, maka kromosom Y mempunyai daya fertilitas yang rendah.

Pengaturan jenis kelamin anak sekelahiran sulit dilakukan karena belum adanya pakan yang dapat mempengaruhi kondisi pH alat reproduksi. Alternatifnya adalah penggunaan pakan RGM-B (Ransum Gender Manipulation-Basa), yang merupakan upaya yang dapat mengatasi masalah bibit ternak yang menghasilkan daging. RGM-B dapat diterapkan pada ternak kelinci dalam mendukung pencapaian swasembada daging melalui kebutuhan jenis kelamin ternak dan bibit ternak alternatif penghasil daging. (BERSAMBUNG)

Pancar Suryo Ika P, Hastine Midyo Prastyowati, Eka Siswati, Mahasiswa Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

Finalis pada Call For Policy Paper dalam Temu Ilmiah Mahasiswa Peternakan Indonesia oleh ISMAPETI, di Bengkulu, 7-12 Nopember2013 | editor: sitoresmi fauzi

follow our twitter: @livestockreview

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Produk Olahan

Panduan Memilih Sosis yang Sehat dan Higienis

  • Livestock Review
  • Nov 22, 2013
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

Teknologi Ransum Gender Manipulation-Basa (RGM-B) Tingkatkan Populasi Kelinci Jantan (Bag II) : Potensi Besar Ternak Kelinci

  • Livestock Review
  • Nov 24, 2013
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Semangat Merantau Para Peserta Magang Perunggasan WBA

  • Dec 31, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Pengembangan Manggot sebagai Biokonversi Sampah dan Alternatif Bahan Pakan Ternak

  • Dec 22, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Mempersiapkan Sarjana Peternakan sebelum Terjun ke Dunia Kerja

  • Dec 16, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Cattle Buffalo Club Fapet UNPAD Gelar Entrepreneurial Zone 2021

  • Nov 21, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • news

Tingkatkan Ketrampilan Mengelola Pakan, Peternak Sulsel & NTB Mendapatkan Pelatihan dari UGM

  • Oct 30, 2021

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • news
    Tingkatkan Ketrampilan Mengelola Pakan, Peternak Sulsel & NTB Mendapatkan Pelatihan dari UGM
  • 2
    • Fokus Utama
    • news
    Sustainable Integrated Farming, Manfaatkan Limbah Sayuran menjadi Media Maggot untuk Pakan Ternak
  • 3
    • Fokus Utama
    • news
    Mengembangkan Potensi Besar Sapi Madura
  • 4
    • Fokus Utama
    • Opini
    Menunggu Nasib Keberlangsungan Perunggasan yang Tumbuh tanpa Pembangunan
  • 5
    • Fokus Utama
    • news
    Pakar Persusuan Ingatkan untuk Tidak Membabi Buta (Panic Buying) dalam Membeli Susu
 

Instagram

livestockreview
....Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai sang surya, menyinari dunia....
Pengetahuan tentang manajemen closed house tentunya akan lengkap apabila disertai dengan cara terjun langsung ke lapangan. Dengan magang ke perusahaan langsung akan memberikan banyak pelajaran secara nyata bagaimana manajemen itu sendiri.
Mengapa meri (anak bebek) berenang di belakang induknya? Yukk simak...
Terima kasih Ibu Bapak Guru atas kesabaran, kebaikan, dan dedikasi yang tiada henti diberikan
Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dannperi keadilan.
Semnas X HITPI 2021
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.