Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Kampus

Teknologi Ransum Gender Manipulation-Basa (RGM-B) Tingkatkan Populasi Kelinci Jantan (Bag II) : Potensi Besar Ternak Kelinci

  • Livestock Review
  • Nov 24, 2013
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Kampus. Kelinci atau Bahasa Latinnya Oryctolagus cuniculus, memiliki potensi cukup baik untuk dikembangkan sebagai penghasil daging, kulit dan bulu, serta sebagai hewan percobaan dan hewan untuk dipelihara. Kelinci terbagi atas 3 jenis yaitu pedaging, hias, hias sekaligus pedaging. Jenis kelinci pedaging antara lain Flemish Giant, Chinchilla, New Zealand White, dan English Spot.

Kelinci merupakan herbivore non ruminansia yang mempunyai sistem lambung sederhana (tunggal) dengan perkembangan sekum seperti alat pencernaan ruminansia, sehingga hewan ini disebut ruminansia semu (pseudoruminant) (Cheeke dan Patton, 1982).

Klasifikasi kelinci secara ilmiah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia (hewan)
Filum : Chordata (mempunyai notochord)
Subfilum : Vertebrata (bertulang belakang)
Kelas : Mamalia (memiliki kelenjar air susu)
Ordo : Legomorpha (memiliki 2 pasang gigi seri di rahang atas)
Famili : Leporidae (rumus gigi 8 pasang diatas dan 6 pasang dibawah)
Spesies : Oryctolagus cuniculus

(Sumber : Damron, 2003).

Biologi kelinci

Kelinci merupakan salah satu ternak alternatif penghasil daging sebagai sumber protein karena kelinci mempunyai laju pertumbuhan dan perkembangbiakan yang relatif lebih cepat dibandingkan ternak ruminansia. Namun, peternakan kelinci di Indonesia kurang berkembang dengan baik karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang potensi yang dimiliki kelinci. Selain itu masyarakat cenderung menjadikan kelinci sebagai binatang peliharaan yang sayang jika disembelih untuk diambil dagingnya.

Saat ini, ternak kelinci dapat menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan protein hewani karena memiliki kemampuan efisiensi produksi dan reproduksi yang patut dipertimbangkan yaitu 1) ukuran tubuh yang kecil sehingga tidak membutuhkan banyak ruang, 2) tidak memerlukan biaya yang besar dalam investasi ternak dan kandang, 3) umur dewasa yang singkat (4-5 bulan), 4) kemampuan berkembang biak yang tinggi, 5) masa penggemukan yang singkat (kurang dari 2 bulan sejak disapih) (El-Raffa, 2004).

Kelebihan kelinci dapat menggunakan protein hijauan secara efisien dengan tingkat reproduksi tinggi, hanya membutuhkan makanan dalam jumlah sedikit dan kualitas dagingnya cukup tinggi karena kelinci dapat memanfaatkan feses lunak yang dihasilkan dari kegiatan coprophagy. Kegiatan tersebut yaitu memakan kembali feses yang dikeluarkan sehingga dapat mengkonversi protein asal hijauan menjadi protein mikroba yang berkualitas tinggi, mensintesis vitamin B dan memecah selulosa atau serat menjadi energi yang berguna (Farrel dan Raharjo, 1984).

Kelinci memiliki kelebihan yaitu laju pertumbuhan yang cepat, potensi reproduksi yang tinggi dan memiliki kemampuan dalam mencerna pakan hijauan karena memiliki sifat coprophagy (Cheeke dan Patton, 1982). Kelinci dapat menggunakan protein hijauan secara efisien dengan tingkat reproduksi tinggi, hanya membutuhkan makanan dalam jumlah sedikit dan kualitas dagingnya cukup tinggi karena kelinci dapat memanfaatkan feses lunak yang dihasilkan dari kegiatan coprophagy. Kegiatan tersebut yaitu memakan kembali feses yang dikeluarkan sehingga dapat mengkonversi protein asal hijauan menjadi protein mikroba yang berkualitas tinggi, mensintesis vitamin B dan memecah selulosa atau serat menjadi energi yang berguna (Farrel dan Raharjo, 1984).

Menurut El-Raffa (2004), kelinci merupakan ternak yang dapat menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan protein hewani karena memiliki kemampuan efisiensi produksi dan reproduksi yang patut dipertimbangkan yaitu 1) ukuran tubuh yang kecil sehingga tidak membutuhkan banyak ruang, 2) tidak memerlukan biaya yang besar dalam investasi ternak dan kandang, 3) umur dewasa yang singkat (4-5 bulan), 4) kemampuan berkembang biak yang tinggi, 5) masa penggemukan yang singkat (kurang dari 2 bulan sejak disapih). Menurut Purnama (1997), salah satu potensi ternak kelinci sebagai temak peliharaan adalah kecepatan dalam berkembang biak ataupun produktivitas dalam beranaknya, karena pada umur 5-7 bulan sudah dapat dikawinkan dengan masa buntingnya hanya 30-33 hari. Selain itu litter size yang dilahirkan 4 ekor sampai 12 ekor, sedangkan 14 hari setelah beranak dapat dikawin ulang. (BERSAMBUNG)

Pancar Suryo Ika P, Hastine Midyo Prastyowati, Eka Siswati, Mahasiswa Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

Finalis pada Call For Policy Paper dalam Temu Ilmiah Mahasiswa Peternakan Indonesia oleh ISMAPETI, di Bengkulu, 7-12 Nopember2013 | editor: sitoresmi fauzi

follow our twitter: @livestockreview

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

Teknologi Ransum Gender Manipulation-Basa (RGM-B) Tingkatkan Populasi Kelinci Jantan (Bag I)

  • Livestock Review
  • Nov 23, 2013
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

Analisis Strategi Pencapaian Swasembada Daging Sapi 2014 (Bag I)

  • Livestock Review
  • Nov 25, 2013
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama
  • news

Teknologi Smart Farming Perunggasan yang Diharapkan

  • Sep 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Kiat Memaksimalkan Potensi Genetik Ayam Broiler Modern

  • Sep 15, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Tingkatkan Layanan Terbaik bagi Peternak, BroilerX dan Widodo Makmur Unggas Jalin Kerjasama Strategis

  • Sep 8, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Manfaat Penerapan Teknologi di Budidaya Unggas

  • Sep 7, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • news

Turunkan Angka Stunting, Tingkatkan Konsumsi Protein Hewani

  • Aug 7, 2023

Trending

  • 1
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    • news
    Teknologi Smart Farming Perunggasan yang Diharapkan
  • 2
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Kiat Memaksimalkan Potensi Genetik Ayam Broiler Modern
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Tingkatkan Layanan Terbaik bagi Peternak, BroilerX dan Widodo Makmur Unggas Jalin Kerjasama Strategis
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Manfaat Penerapan Teknologi di Budidaya Unggas
  • 5
    • Fokus Utama
    • news
    Turunkan Angka Stunting, Tingkatkan Konsumsi Protein Hewani
 

Instagram

Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.