Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Bisnis
  • Fokus Utama

RPH Pemasok Daging Beku Warga Jabodetabek

  • Livestock Review
  • Jan 5, 2013
  • 2 comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Untuk mendukung kebijakan pemangkasan kuota impor daging sapi, pemerintah pada tahun ini berniat menggenjot program revitalisasi rumah potong hewan (RPH). Kementerian Pertanian mengalokasikan dana lebih dari Rp 2 miliar untuk merevitalisasi RPH.Fauzi Luthan, Direktur Budi Daya Ternak Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, mengatakan, pemerintah menargetkan program revitalisasi sebanyak 43 RPH pada tahun 2013.

Sasaran revitalisasi terutama untuk RPH yang berlokasi di sentra produksi sapi seperti Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur dan Bali. Revitalisasi juga menyasar RPH di wilayah Jabodetabek. Target revitalisasi RPH tahun ini meningkat dibandingkan realisasi selama 2012 yang hanya sebanyak 11 RPH. Namun target pemerintah ini masih jauh dari jumlah RPH di seluruh Indonesia yang mencapai 400 unit.

Dengan program revitalisasi RPH, pemerintah mengharapkan peternak sapi lokal bisa mengambil peluang mengisi kebutuhan daging nasional, terutama memenuhi permintaan di pusat konsumsi daging sapi seperti Jabodetabek dan Jawa Barat. Saat ini, baru 380 ton daging per bulan yang bisa dipasok dari daerah ke Jabodetabek. Jika program revitalisasi berhasil, peternak bisa memotong sapi di RPH, kemudian mengolah dan mendistribusikan dalam bentuk daging beku ke sentra konsumsi.

Selama ini, RPH yang ada di Indonesia tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk menyediakan daging beku. “Revitalisasi RPH ini juga untuk menghasilkan daging yang berkualitas,” ucap Fauzi. Nantinya, daerah penghasil sapi diharapkan langsung mengirim produk berbentuk daging beku, bukan lagi sapi hidup.

Biaya revitalisasi berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurut Fauzi, pemerintah mengalokasikan dana untuk mendukung program revitalisasi RPH lantaran kalangan swasta tidak tertarik berinvestasi di sektor ini. â€Pemerintah tak ingin bergantung pada swasta, meski kami juga mendorong mereka agar tetap jalan,€ ujar Fauzi.

Program revitalisasi RPH mendesak dilakukan karena pemerintah secara bertahap mulai mengurangi alokasi impor sapi hidup dan daging sapi secara drastis, terhitung sejak tahun lalu. Pada tahun ini, pemerintah telah menetapkan impor daging sapi seberat 80 ribu ton setara daging. Jumlah itu menurun dari alokasi impor 2012 yang mencapai 91.000 ton. Pada tahun ini, impor daging terdiri atas daging beku sebesar 32.000 ton dan sapi bakalan sebanyak 267.000 ekor yang dikonversi setara 48.000 ton daging.

Dengan adanya kebijakan pemangkasan impor sapi hidup, para importir dan pengusaha mau tidak mau mengoptimalkan potensi sapi di dalam negeri. “Salah satunya dengan memanfaatkan fasilitas RPH,ungkap Fauzi.

Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik pada 2011 lalu, jumlah populasi sapi potong di Indonesia sebanyak 14,8 juta ekor, sementara jumlah sapi perah sebanyak 600.000 ekor. Sedangkan populasi kerbau secara nasional mencapai 1,3 juta ekor. Alhasil, total ketersediaan sapi dan kerbau untuk pemenuhan kebutuhan daging nasional sebanyak 16,7 juta ekor.

follow our twitter: @livestockreview

sumber: k0nt4n | editor: soegiyono

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Mencari Sebab Kelangkaan Daging Sapi di Pasaran

  • Livestock Review
  • Jan 4, 2013
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Malindo Masuki Bisnis Nugget dan Sosis

  • Livestock Review
  • Jan 6, 2013
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.