Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Pedagang Daging Sapi Kembali Berjualan

  • Livestock Review
  • Nov 21, 2012
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Bisnis. Setelah empat hari mogok, pada pertengahan Nopember lalu, seluruh pedagang daging sapi di wilayah Jabodetabek kini kembali membuka lapak.
Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) memandang aksi mogok selama empat hari sudah cukup untuk menyuarakan aspirasi para pedagang. “Kami berjualan seperti biasa,” ungkap Asnawi, Ketua Dewan Pimpinan Pusat APDI.

Selama empat hari menutup lapak, para pedagang daging tentu kehilangan potensi pendapatan secara signifikan. Asnawi menyebutkan, anggota APDI se-Jabodetabek berjumlah lebih dari 12.000 pedagang. Dengan asumsi laba usaha senilai Rp 200.000 per hari per orang, potensi kerugian para pedagang se-Jabodetabek selama empat hari mencapai Rp 9,6 miliar.

Hitungan potensi kerugian ini baru di Jabodetabek. Angka itu belum termasuk di sejumlah daerah. Aksi mogok juga berlangsung di beberapa daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Palembang, dan Lampung.

Para pedagang, menurut Asnawi, sudah memahami risiko yang bakal ditanggung, termasuk risiko kehilangan kesempatan meraih untung. Oleh karena itu, APDI ingin aksi mogok tersebut mendapat tanggapan konkret pemerintah. Para pedagang daging ingin pemerintah dapat mengendalikan lonjakan harga daging sapi yang tidak wajar.

Harga daging karkas, misalnya, belakangan ini melenting tinggi. Saat ini pedagang membeli daging sapi karkas di Rumah Potong Hewan (RPH) mencapai Rp 68.000 per kilogram (kg), naik 24% dibandingkan harga di awal tahun Rp 52.000 hingga Rp 55.000 per kg. “Kami ingin harga kembali ke kisaran Rp 52.000 per kg,” ujar Asnawi.

Dengan harga kulakan setinggi itu, pedagang pun terpaksa menaikkan harga di tingkat konsumen hingga Rp 85.000 per kg hingga Rp 90.000 per kg. Padahal, harga di awal tahun cuma Rp 70.000 per kg.

Sarman Simanjorang, Ketua Komite Daging Sapi (KDS) DKI Jakarta Raya mengatakan, lonjakan harga daging sapi tidak dapat dihindari karena minimnya kuota impor daging sapi yang ditetapkan pemerintah.

 

KDS meminta pemerintah segera menambah kuota daging impor sebanyak 15.000 ton sampai Desember untuk kebutuhan Hotel, Restoran, Catering dan Cafe (Horeca). “Ini untuk menyambut Natal dan tahun baru,” kata Sarman. Jika tak ada tambahan impor daging sapi, Sarman khawatir harga daging sapi bisa tembus hingga Rp 125.000 per kg.

Soal desakan menambah keran impor, pemerintah tampaknya bergeming. Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro, menyatakan fokus Kementan saat ini adalah bersama-sama kementerian lain memperbaiki jalur distribusi dan transportasi sapi dan daging sapi. “Baik untuk jalur laut maupun darat,” katanya.

Menurut Syukur, sudah ada kesepakatan dengan asosiasi peternak di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta, untuk segera melepas sapi-sapi yang sudah siap potong ke pasar. Selain itu, dalam waktu dekat, peternak di Nusa Tenggara Barat juga siap memasok 5.000 ekor sapi ke Jabodetabek. Syukur mengklaim, stok sapi di feedloter di Jabodetabek masih 130.000 ekor.

sumber: k0ntan | editor: soegiyono

follow our twitter: @livestockreview

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Produk Olahan

Susu untuk Remaja Putri

  • Livestock Review
  • Nov 20, 2012
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Tidak Seharusnya Pemerintah Diatur Importir Daging Sapi

  • Livestock Review
  • Nov 22, 2012
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima

  • Jan 12, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023

  • Jan 10, 2023

Trending

  • 1
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 2
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 3
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima
  • 5
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023
 

Instagram

livestockreview
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Jika pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah menginginkan keberhasilan pembangunannya tinggi di bidang peternakan, maka para penyusun program perencanaan pembangunan peternakan harus pula dilibatkan dan ditempatkan sebagai “pengawal program pembangunan” yang diberikan kekuasan khusus karena mereka bukan tenaga struktural, pada saat program tersebut dilaksanakan.
Lumpy skin disease (LSD) merupakan penyakit kulit pada sapi asal Afrika yang sangat sulit diberantas.
Waspada !!! Badai Penyakit Mulut dan Kuku (FMD) belum Selesai, LSD sudah Menyebar
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.