Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Para Pemain Saham Mengail untung dari kenaikan DOC

  • Livestock Review
  • Mar 22, 2012
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Bisnis. Kenaikan harga jual bibit ayam berumur sehari atau day old chiken (DOC) terus naik. Sejak minggu ini, harga DOC sudah mencapai harga di kisaran Rp 4.700 per ekor. Dibanding awal Januari 2012, harga itu sudah naik 26%.

Kenaikan harga DOC tersebut disebabkan oleh kondisi cuaca. Pergantian musim dari kemarau ke musim hujan menggangu produksi ayam. “Ini sudah biasa terjadi saat musim hujan, produksi DOC membutuhkan suhu yang hangat, ketika musim hujan produksi turun,” kata Arief Farhrury, Analis Mega Capital Indonesia.

Kenaikan harga DOC pada awal tahun ini sama dengan peristiwa di 2010. Pada waktu itu terjadi kelangkaan DOC sehingga harga meningkat hingga menyentuh Rp 6.000 per ekor pada Mei 2010. “Jika harga ayam dan DOC tetap tinggi sampai akhir tahun ini, akan menguntungkan bagi industri ternak,” kata Adi N. Wicaksono, Analis Kim Eng Securities, dalam risetnya.

Meski begitu, Arief menilai, kenaikan tersebut hanya berlangsung sementara. Sebab, kenaikan tersebut akan dikompensasi ketika kemarau datang. Saat itu produksi DOC akan kembali normal dan harga DOC akan kembali turun.

Tapi, tahun ini penjualan DOC diprediksi bakal naik seiring peningkatan kosumsi ayam di Indonesia. “Tahun ini kosumsi ayam per kapita bisa sampai 8 kilogram (kg) per tahun, naik dari tahun lalu yang sebanyak 7 kg per kapita per tahun,” kata Arief.

Secara industri, Arief memprediksi, penjualan di sektor ternak akan meningkat dikisaran 10%-15%. Hal tersebut akan memberi pengaruh positif terhadap emiten pakan ternak. Itulah yang membuat sejumlah emiten pakan ternak ini berekespansi meningkatkan produksi.

Ambil contoh, PT Sierad Produce Tbk (SIPD). Tahun ini Sierad akan mengoperasikan dua peternakan pembibitan ayam (breeding farm) dari tiga peternakan yang sudah jadi. Dari dua peternakan ini, kapasitas produksi DOC Sierad akan meningkat sebesar 30%.

SIPD sebelumnya telah memiliki 15 peternakan pembibitan ayam di Jawa Barat dan Jawa Timur, seperti Sukabumi, Bogor, dan Lamongan. Lima belas peternakan pembibitan itu masing-masing mampu memproduksi DOC sebanyak 100 juta ekor per tahun.

Anak usaha PT Japfa Tbk (JPFA), PT Ciomas Adisatwa juga akan meningkatkan produksi ayam pedaging atau broiler. Anak perusahaan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) ini menargetkan peningkatan produksi sebesar 14,4 juta ekor sampai 19,5 juta ekor pada tahun ini. Tentu, ini membuat kebutuhan DOC bakal naik. Angka itu akan menambah total produksi ayam pedaging perusahaan yang tahun lalu sebesar 120 juta hingga 130 juta ekor.

Untuk mencapai target tersebut, Ciomas akan menambah 300-400 mitra peternak plasma. Dengan penambahan ini, maka sampai akhir 2012 nanti, jumlah peternak plasma Ciomas Adisatwa akan mencapai kisaran 4.300 sampai 4.400 mitra.

Tidak liquid

Para analis melihat, harga jagung, bahan baku pakan ternak, tidak akan lebih tinggi dari tahun lalu, lantaran persediaan jagung lokal masih cukup banyak. Selain jagung, bungkil kedelai merupakan bahan baku utama untuk pakan ternak. Kedua bahan baku itu berkontribusi sebesar 70%-80% dari biaya di bisnis ternak DOC.

Adi menghitung, dengan kenaikan harga DOC dan harga bahan baku yang relatif stabil, JPFA bisa membukukan margin kotor 40% untuk bisnis di divisi DOC. Angka ini naik dari prediksi sebelumnya yang sebesar 30%. Catatan saja, hingga kuartal III 2011, penjualan DOC berkontribusi sekitar 7% dari total penjualan JPFA.

Reza Priyambada, Managing Research Asset Management Indosurya Asset Management, mengatakan, untuk memilih saham pakan ternak, investor mesti melihat likuiditas masing-masing saham di pasar. Maklum, saham akan sulit dijual jika tidak terlalu liquid.

Reza melihat, saham JPFA dan CPIN cukup liquid ketimbang emiten pakan ternak lainnya, seperti PT Sierad Produce Tbk (SIPD) dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN). Hal ini tercermin dari kapitalisasi pasar. Kapitalisasi pasar CPIN saat ini mencapai Rp 44,68 triliun, sedang JPFA sekitar Rp 8,7 triliun. Sedang kapitalisasi pasar MAIN dan SIPD masing-masing hanya sebesar Rp 1,81 triliun dan Rp 497,73 miliar. follow our twitter: @livestockreview

sumber: kontan | editor: soegiyono

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

PTPN II Siap Genjot Bisnis Sapi dan Sawit

  • Livestock Review
  • Mar 21, 2012
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama
  • news

Ayam Brasil Siap Masuk ke Indonesia

  • Livestock Review
  • Mar 23, 2012
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Kemeriahan Festival MBKM 2.0 di Fakultas Peternakan UGM

  • Jan 7, 2022
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Semangat Merantau Para Peserta Magang Perunggasan WBA

  • Dec 31, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Pengembangan Manggot sebagai Biokonversi Sampah dan Alternatif Bahan Pakan Ternak

  • Dec 22, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Mempersiapkan Sarjana Peternakan sebelum Terjun ke Dunia Kerja

  • Dec 16, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Cattle Buffalo Club Fapet UNPAD Gelar Entrepreneurial Zone 2021

  • Nov 21, 2021

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • news
    Tingkatkan Ketrampilan Mengelola Pakan, Peternak Sulsel & NTB Mendapatkan Pelatihan dari UGM
  • 2
    • Fokus Utama
    • news
    Sustainable Integrated Farming, Manfaatkan Limbah Sayuran menjadi Media Maggot untuk Pakan Ternak
  • 3
    • Fokus Utama
    • news
    Mengembangkan Potensi Besar Sapi Madura
  • 4
    • Fokus Utama
    • Opini
    Menunggu Nasib Keberlangsungan Perunggasan yang Tumbuh tanpa Pembangunan
  • 5
    • Fokus Utama
    • news
    Pakar Persusuan Ingatkan untuk Tidak Membabi Buta (Panic Buying) dalam Membeli Susu
 

Instagram

livestockreview
....Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai sang surya, menyinari dunia....
Pengetahuan tentang manajemen closed house tentunya akan lengkap apabila disertai dengan cara terjun langsung ke lapangan. Dengan magang ke perusahaan langsung akan memberikan banyak pelajaran secara nyata bagaimana manajemen itu sendiri.
Mengapa meri (anak bebek) berenang di belakang induknya? Yukk simak...
Terima kasih Ibu Bapak Guru atas kesabaran, kebaikan, dan dedikasi yang tiada henti diberikan
Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dannperi keadilan.
Semnas X HITPI 2021
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.