Livestockreview.com, Referensi. Hampir setiap orang kini percaya khasiat susu untuk kesehatan. Sejak dulu orang tua, guru, dokter, buku dan majalah kesehatan menyarankan minum susu. Banyak orang percaya begitu saja tanpa pernah mempertanyakan kebenarannya. Benarkah susu demikian hebat? Kalau memang hebat, susu yang manakah itu? Susu murni atau susu segar, atau susu olahan?
Banyak produsen susu olahan yang mengklaim produk mereka mengandung berbagai macam zat tambahan yang dapat mencegah osteoporosis, mampu menurunkan berat badan, dan sebagainya. Belum lagi produk susu untuk anak-anak yang berebutan menambahkan zat-zat tambahan seperti Omega 3, tritophan, DHA, yang menurut mereka, dapat meningkatkan kecerdasan.
Sebelum diolah, susu, khususnya susu sapi, mengandung kalsium, vitamin D, dan protein. Namun kandungan ini akan berkurang selama proses pengolahan. Proses sterilisasi yang umum dipakai untuk melumpuhkan bakteri dan patogen yang mungkin mencemari susu, juga turut mengurangi kandungan gizinya.
Berangkat dari situ, kini banyak ahli yang mulai mempertanyakan khasiat susu olahan. Secara umum, susu murni terdiri atas air, lemak, protein, laktosa, mineral, vitamin dan berbagai enzim. Itu pun sangat dipengaruhi oleh jenis makanan yang dikonsumsi sapi, apakah mereka diberi makan rumput biasa atau ditambahi suplemen-suplemen tertentu. Khasiat susu juga tergantung pada proses pengolahannya. Kini banyak sekali produk olahan susu yang benar-benar telah mengubah susu dari bentuk aslinya. Otomatis, kandungan zat gizinya pun telah berubah.
Semua kebaikan susu sebagaimana digembar-gemborkan oleh produsen susu olahan modern hingga kini belum dapat dibuktikan. Sesungguhnya, kebaikan susu hanyalah kandungan kalsium, vitamin D, dan protein yang dapat dengan mudah ditemukan dari sumber-sumber lain. Sementara itu, risiko gangguan kesehatan akibat zat-zat tambahan pada produk susu olahan masih belum diteliti lebih lanjut. Secanggih apapun produk susu olahan, ia sama sekali tidak dapat mengobati osteoporosis, bukan solusi penurun berat badan, tidak dapat mengurangi risiko kanker usus, dan tidak dapat menyamai kualitas susu murni.
Jika Anda terlanjur fanatik pada susu, pilihlah susu murni (susu segar), bukan produk susu olahan.
follow our twitter: @livestockreview
sumber: real age | editor: soegiyono