Livestockreview.com, Berita. Lampu kuning untuk populasi kerbau Indonesia.Berdasarkan Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau (PSPK) 2011, populasi kerbau hanya mencapai 1,3 juta ekor.
Jumlah ini hanya 7,78% dari total populasi sapi dan kerbau di Indonesia. Ironisnya lagi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sejak 2003 hingga 2011 populasi kerbau berkurang rata-rata 7.800 ekor atau 0,58% per tahun. Rendahnya populasi kerbau ini bahkan membuat beberapa peternak terpaksa mengimpor bibit untuk penggemukan (feedlot) di Indonesia.
Menteri Pertanian, Suswono dan Kepala BPS, Rusman Heriawan mengatakan penurunan populasi kerbau ini terjadi karena kerbau pembajak sawah lambat laun digantikan oleh traktor. “Selain itu mungkin para inseminator sulit membaca masa kawin kerbau sehingga sulit mengembangbiakkannya,” kata Suswono dalam acara Rilis Awal Hasil PSPK 2011, akhir pekan lalu.
Penurunan populasi kerbau ini cukup disayangkan. Sebab, kerbau berpotensi baik sebagai alternatif sumber daging dan susu. Bahkan di beberapa negara, susu kerbau dimanfaatkan untuk bahan baku keju.
Hal diakui oleh Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Teguh Boediyana. Ia menerangkan, kemampuan kerbau menghasilkan susu memang sedikit, hanya sekitar 3 liter-5 liter per hari. Jumlah ini lebih sedikit dari kemampuan sapi menghasilkan susu sebanyak 20 liter per hari.
Namun, kandungan lemak pada susu kerbau mencapai 8% per liter. Kandungan ini lebih tinggi ketimbang kandungan lemak pada susu sapi yang sebesar 3% per liter.
Pun begitu, kerbau yang banyak dibudidayakan di Indonesia merupakan kerbau pedaging. Sisa-sisa keturunan kerbau penghasil susu umumnya hanya ditemukan di wilayan Sumatera Utara. Karenanya Teguh mengatakan, bila pemerintah serius mau mengembangkan kerbau perah, pemerintah harus bisa mendorong program ini lewat inseminasi buatan. “Pemerintah harus mengembangkan nilai guna kerbau yang lain seperti menghasilkan susu. Supaya para peternak lebih bersemangat memelihara kerbau,” kata Teguh.
Selain kerbau perah, kerbau pedaging pun tak kalah prospektif. Teguh mengatakan, kerbau berpotensi menjadi sumber daging di daerah-daerah kering. Pakan kerbau yang tak serumit sapi membuat pemeliharaan kerbau lebih mudah.
Untuk mendapatkan kerbau dengan daging dan badan yang bagus, kata Teguh, cukup dengan memberinya pakan jerami. Itu sebabnya, kerbau cocok dikembangkan di daerah rawa seperti Kalimantan. Meskipun di satu sisi proses penggemukan kerbau memakan waktu lebih panjang daripada penggemukan sapi, pengembangan kerbau tetap prospektif sebagai alternatif sumber pangan dan pendukung program swasembada daging. follow our twitter: @livestockreview
sumber: kontan | editor: soegiyono