Livestockreview.com, Bisnis. Era Industri 4.0 merupakan industri yang mengolaborasikan teknologi siber dan teknologi otomatisasi. Konsep penerapannya berpusat pada konsep otomatisasi yang dilakukan oleh teknologi tanpa memerlukan tenaga kerja manusia dalam proses pengaplikasiannya. Dalam dunia peternakan tentu perlu teknologi terbarukan untuk mempermudah keberlangsungan industri peternakan sekaligus mengikuti era industri 4.0 ini.
Hal itu dibahas dalam Bincang Peternakan yang mengusung tema “Strategi Keberlangsungan Peternakan Sapi Perah di Era Industri 4.0” yang diselenggarakan oleh KSPTP, BEM FAPET UNPAD, Panitia MUNAS ISMAPETI XVI, dan Indonesia Livestock Alliance (ILA) melalui sebuah aplikasi daring, pada Minggu, 1 Nopember 2020 lalu. Acara yang diselenggarakan dalam rangka menyongsong Musyawarah Nasional ISMAPETI XVI tersebut menghadirkan tiga narasumber utama, yakni – Ir Raden Febri Christi, S.PT., MS., IPM (Pengajar Fakultas Peternakan UNPAD), Septian Jasiah Wijaya (Owner Waluya Wijaya Farm), dan Moh Nur Ali Muslim, S.Pt (Kepala QC & RnD CV Cita Nasional).
Raden Febri Christi memaparkan, pada saat ini komponen impor susu di Indonesia mencapai 78%, dari total kebutuhan susu nasional pada 2019 yang tercatat mencapai 4.332,88 ribu ton. Produksi susu segar dalam negeri (SSDN) hanya mampu memenuhi 22% dari kebutuhan nasional.
Febri mengatakan, produksi susu saat ini masih didominasi susu sapi, padahal Indonesia memiliki potensi ternak lain seperti kambing perah seperti kambing peranakan etawa, kambing saanen, dan kerbau perah yang pemanfaatannya belum optimal.
Septian Jasiah menambahkan, suplai lokal Indonesia ternyata masih sangat kurang. “Bayangkan saja, dari kebutuhan susu, Indonesia masih mengimpor susu hampir 78 % sedangkan susu dari peternak sapi perah indonesia hanya 22% saja. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang dalam sektor peternakan sapi perah maupun pengolahan produk susu,” kata Septian Jasiah.
Dengan demikian, tambahnya, peluang dalam beternak sapi perah adalah produknya, yaitu susu. Susu adalah salah satu produk pangan yang memiliki nilai gizi yang baik bagi manusia. “Kebutuhan inilah yang menjadi salah satu peluang berbisnis di sektor pengolahan susu,” kata Septian Jasiah.
editor: apriliawati | sumber: ila