Livestockreview.com, Bisnis. Kementerian Pertanian mengungkapkan saat ini kebutuhan susu nasional baru terpenuhi 30 persen dari dalam negeri, sementara 70 persen lainnya terpaksa harus mengimpor dari berbagai negara. Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan menyatakan, dalam peta perdagangan internasional produk-produk susu, saat ini Indonesia berada pada posisi net-consumer. Sampai saat ini, tambahnya, industri pengolahan susu nasional masih sangat bergantung pada impor bahan baku susu.
“Ini dilematis, hanya 30 persen yang bisa dicukupi dari produksi dalam negeri, 70 persen lagi impor,” katanya. Sekretaris Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Fauzi Luthan menambahkan, pada tahun ini produksi susu sebanyak 1.208.000 ton, sedangkan permintaan susu dalam negeri yang mencapai angka 3.120.000 ton.
Menurut dia hal ini disebabkan harga bahan baku atau sapi perah di Indonesia lebih mahal dibanding bahan baku yang didapat dari impor. “Kalau saya amati setiap kita ingin mengarahkan untuk swasembada, harga di dalam negeri lebih mahal daripada luar negeri. Itu latar belakang impor,” ucapnya. Untuk itu, Kementerian Pertanian telah menyiapkan “roadmap” guna meningkatkan angka produksi yang minim, sehingga bisa memenuhi kebutuhan susu masyarakat Indonesia.
Rencananya setelah menyelesaikan program swasembada daging, selanjutnya pemerintah akan menggalakkan program swasembada susu dengan memperbaiki dan meningkatkan klaster sapi perah yang ada dalam meningkatkan produksi susu.
Sementara itu, Indonesia tahun ini akan mengimpor 2.300 sapi perah dari Australia serta memberdayakan anakan sapi perah yang sudah ada untuk meningkatkan produksi susu. Menurut dia, Indonesia masih membutuhkan 1,2 juta ekor sapi perah untuk memenuhi kebutuhan populasi sapi perah di Indonesia, mengingat tingkat produksi susu saat ini sangat rendah.
Saat ini populasi sapi perah Indonesia hanya 603 ribu ekor, memproduksi 30 persen susu dari total permintaan masyarakat terhadap susu di dalam negeri. “Berarti kita butuh tiga kali lipat untuk memenuhi kebutuhan susu dalam negeri, sampai 1,8 juta ekor kira-kira. Nanti bahkan apabila permintaan semakin besar, bisa-bisa populasi harus 2 juta ekor,” paparnya.
follow our twitter: @livestockreview
sumber: antara | editor: ria laksmi