Livestockreview.com, Berita. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Rusman Heriawan menyampaikan, konsumsi susu masyarakat Indonesia saat ini masih sangat rendah. Menurut data, konsumsi susu di Indonesia baru 11 liter per orang per tahun. “Itu artinya rata-rata orang Indonesia hanya minum susu lima tetes per hari dan saya yakin masih ada orang Indonesia yang sepanjang hidupnya belum pernah minum susu,” ujar Rusman saat membuka acara peringatan Hari Susu Nusantara 2012 di Jogja Expo Center (JEC), Bantul, Djogdja, awal Juni lalu.
Rusman menerangkan, tingkat konsumsi susu pertahunini ini lebih rendah dari Vietnam (13 liter), Thailand (22 liter), Malaysia (27 liter), Jepang (38 liter), Amerika Serikat (84 iter) dan Belanda (123 liter). Penyebab utamanya menurut Rusman adalah susu masih dianggap barang mewah dan minum susu belum menjadi kebiasaan bagi masyarakat umumnya.
“Padahal sejak dulu ada istilah empat sehat lima sempurna, yang kelima susu. Nilai itu kini sering terlupakan, padahal ketika kami kecil tahun 60-an ada program sekolah memberikan susu gratis di SD, padahal itu zaman susah. Kita tidak kehilangan kebiasaan minum susu. Itulah yang tidak menghilangkan kecerdasan bangsa Indonesia,” ujarnya.
Masyarakat pun kini menurutnya lebih senang minum susu olahan bubuk atau kental manis dari pada mengkonsumsi susu segar dari sapi perah. Kendala lain yang tak kalah penting menurutnya adalah Indonesia belum juga bisa swasembada susu, dimana 70 persen masih impor terutama dari New Zealand.
“Sudah konsumsinya rendah, kita menyadari hasil susu banyak yang terbuang percuma karena penanganan pasca pemerahan tidak baik. Industri pengolahan susu banyak yang tidak mau menerima hasil dari peternak sapi perah,” imbuhnya.
Karena itu, untuk menyelesaikan masalah ini menurutnya harus ada penciptaan pasar yang terjamin melalui program pemberian susu di sekolah. Sosialisasi pentingnya susu harus terus menerus dilakukan hingga tingkat Posyandu.
“Di sisi produksi, kami akan meningkatkan kemampuan peternak melalui kredit lunak perbankan atau kemitraan dengan BUMD, BUMD, atau perusahaan swasta,” tambahnya.
Selain itu, langkah yang diambil adalah pemerintah akan mengimpor 2.300 ekor sapi perah untuk meningkatkan produksi susu tanah air. Jumlah ini akan menambah sekitar 600.000 sapi perah se-Indonesia.
“Penanganan pasca pemerahan susu harus dilakukan secara higienis, melalui pasteurisasi, sehingga bisa dikonsumsi secara aman,” pungkasnya.
follow our twitter: @livestockreview
sumber: kr | editor: soegiyono