Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Bisnis
  • Fokus Utama
  • news

Impor Sapi? Silakan, Asal Diimbangi dengan Pemberdayaan Peternakan Lokal

  • Livestock Review
  • Dec 12, 2012
  • One comment
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Berita. Pemerintah sebaiknya mengimbangi impor sapi dengan menggalakkan peternakan sapi lokal.Mendatagkan sapi dari luar negeri boleh-boleh saja, tetapi juga harus dipikirkan bagaimana memberdayakan peternak lokal karena bagaimanapun Indonesia adalah negara agraris dan memiliki plasma nutfah sapi terbanyak kedua di dunia.
Hal itu dikatakan oleh Guru Besar Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Prof Dr Wasito di Yogyakarta. Menurutnya,jika Indonesia tidak mengimbangi impor dengan pemberdayaan peternakan lokal, akan selamanya Indonesia menjadi negara importir sapi dan cita-cita swasembada daging tidak akan tercapai.

“Indonesia bisa mencontoh negara-negara maju yang terlebih dahulu berswasembada daging baru kemudian mengimpor sapi ke luar negeri.

Indonesia bisa melakukan itu sebenarnya,” katanya. Ia mengatakan yang menjadi pertanyaan sekarang adalah sejauh mana pemerintah memberdayakan peternak lokal agar mereka nantinya dapat menjadi petani mandiri. “Saya yakin jika peternakan lokal mampu berdikari, ketahanan daging nasional akan tercapai dan angka konsumsi protein hewani Indonesia akan meningkat,” katanya.

Wasito mengatakan angka konsumsi protein hewani Indonesia tergolong sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. “Data tahun 2005 menunjukkan angka konsumsi protein hewani Indonesia 5 gram/kapita/hari, bandingkan dengan Singapura yang pada 1987 angka konsumsinya sudah ada di angka 22 gram/kapita/hari,”katanya.

Ia menambahkan, pada tahun 2011 pemerintah hanya menargetkan angka konsumsi protein hewani Indonesia mencapai separuh dari angka konsumsi Singapura. “Protein hewani sangat penting sebagai pembentuk sistem kekebalan tubuh, artinya angka konsumsi tersebut akan berimplikasi pada kesehatan, lebih jauh lagi pada etos kerja, intelegensia, dan muaranya pada indeks pembangunan manusia, “katanya.ant/ind

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Opini

Di Balik Lonjakan Harga Daging Sapi

  • Livestock Review
  • Dec 9, 2012
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Pakan Serasi Perkenalkan Probiotik Pengganti Antibiotik

  • Livestock Review
  • Dec 12, 2012
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.