Livestockreview.com, Bisnis. Konsumsi makanan bergizi rata-rata masyarakat Indonesia masih rendah, padahal ini sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan bangsa. Konsumsi protein hewani misalnya, saat ini baru mencapai 5,72 gram/kapita/tahun, yang berarti masih di bawah standar konsumsi gizi nasional yang 6,5 gram/kapita/tahun.Khususnya untuk produk unggas ayam dan telur merupakan sumber protein hewani yang bermutu tinggi dan perlu dikonsumsi oleh anak-anak dan orang dewasa. Karena asam amino yang terkandung dalam daging dapat berfungsi untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Demikian juga telur, mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap. “Rendahnya pola konsumsi pangan bergizi ini akibat kurangnya pengetahuan, kebiasaan, serta rendahnya daya beli masyarakat,” kata Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan saat membuka Festival Ayam dan Telur (FAT) 2012 di Parkir Timur Senayan, 21 Oktober 2012 lalu.
Terkait rendahnya daya beli masyarakat, lanjut Rusman, sebenarnya telur atau daging ayam masih banyak yang bisa menjangkaunya. Jika dibandingkan dengan sumber protein yang lainnya, telur relatif lebih murah dan lebih tinggi kandungan proteinnya. Belum lagi jika melihat pola konsumtif kebanyakan masyarakat Indonesia yang lebih mementingkan kebutuhan rokok dan pulsa untuk komunikasi daripada kebutuhan protein keluarganya.
Pada kesempatan Festival Ayam dan Telur 2012 tersebut, Rusman tidak sendirian namun didampingi oleh dua wakil menteri sekaligus, yaitu Dr Bayu Krishnamurti, Wakil Menteri Perdagangan dan Prof Dr Ir Musliar Kasim, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Upacara dilakukan bertiga dengan tiga cara berbeda yaitu peletusan petasan, pelepasan balon dan penekanan tombol sirine yang berbunyi unik, yaitu ‘petok-petok’ ayam selayaknya suara ayam di kandang. Kontan saja hal ini menarik perhatian pengunjung yang sebagian besar adalah ibu-ibu dan masyarakat umum. Sebelumnya acara FAT 2012 diawali dengan senam jantung sehat yang diikuti oleh 3.300 anggota Klub Jantung Sehat Indonesia dari seluruh Jabodetabek.
Hadir pula tamu undangan perwakilan dan ketua dari asosiasi-asosiasi bidang peternakan seperti FMPI (Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia), ASOHI (Asosiasi Obat Hewan Indonesia), GPMT (Asosiasi Produsen Pakan Indonesia), GPPU (Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas), GAPPI (Gabungan Pengusaha Perunggasan Indonesia), GOPAN (Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional), PINSAR (Pusat Informasi Pasar Unggas Nasional), PDHI (Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia), ISPI (Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia), ARPHUIN (Asosiasi Rumah Potong Hewan dan Unggas Indonesia), MIPI (Masyarakat Ilmu Perunggasan Indonesia), HIMPULI (Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia), ADHPI (Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia), FORMAT (Forum Media Peternakan), Pemerintah dan Perguruan Tinggi.
Para pengunjung Festival semakin menyemut manakala dilakukan kampanye makan telur dan daging ayam bersama-sama. Mereka saling berebut ayam goreng yang disediakan panitia. Pada kesempatan ini juga diluncurkan komik “Raga, Sundulan Dewa Bola” yang diterbitkan dalam rangka FAT. Komik ini ditujukan sebagai media edukasi untuk mengguggah semangat anak untuk jangan ragu mengkonsumsi ayam dan telur. Karena selain dapat menunjang kecerdasan dan kesehatan tubuh, konsumsi ayam dan telur juga dapat menunjang prestasi dibidang apapun yang disukai anak. Komik diserahkan dari Ketua Panitia Drh Fitri Nursanti kepada ketiga Wakil Menteri dan para pimpinan asosiasi bidang peternakan.
Berbagai kegiatan turut menyemarakkan festival ini diantaranya adalah fun aerobik, lomba menggambar anak, lomba mengupas telur, arena permainan dan edukasi anak Kidzania, demo masak oleh Chef Eddrian, bazaar ayam dan telur, dan yang paling utama adalah pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan 280 masakan berbahan baku ayam.
Untuk pemecahan rekor ini panitia FAT bekerjasama dengan APJI (Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia). Setelah melalui penjurian akhirnya dikukuhkan bahwa telah tercipta rekor baru MURI sebanyak 280 menu makanan berbahan baku ayam. Sertifikat diserahkan langsung dari perwakilan MURI kepada Ketua Panitia Drh Fitri Nursanti dan Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Boga wilayah DKI Jakarta, Sulasmiati Supardan didampingi Ketua Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia Don P Utoyo.
Selain penjurian yang dilakukan tim dari MURI, pakar kuliner Indonesia Bondan Winarno juga turut hadir melakukan penilaian yang didampingi Duta Ayam dan Telur Ayu Pratiwi (Puteri Indonesia Pariwisata 2009) dan Fernando Surya (L-Men of the Year 2006).
Menurut Bondan, kegiatan semacam ini perlu terus dilakukan untuk semakin menggalakkan konsumsi protein unggas. Namun ia juga menekankan untuk menambah porsi sayuran dalam setiap menu makanan agar menjadi penyeimbang kebutuhan gizi dan serat.
Festival Ayam Telur 2012 ini terbagi menjadi 4 zona, yaitu Zona Hiburan (Panggung Utama), Zona Kuliner, Zona Ayam Telur (Industri/Franchise), dan Zona Permainan Anak. Selain aneka hiburan dan pengundian door prize, juga dilakukan Talk Show.
Diantaranya adalah Talkshow Siap Menjadi Wirausahawan Ayam dan Telur dengan pembicara Drh Suryawan dan Drh Djodi Harioseno, peternak yang kini telah sukses merambah bisnis makanan olahan dari ayam dan telur. Ada juga Talk Show Kampanye Gizi dengan pembicara dr Ali Shahab, Amin Fa (Psikolog) dan Drh Desianto B Utomo (MIPI). Acara berjalan dengan sukses dan meriah dihadiri sedikitnya 5.000 orang dan diakhiri tepat pukul 4 sore.
sumber: humas fat | editor: soegiyono
follow our twitter: @livestockreview