Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • news

Domba Garut, Ternak Mahal nan Eksotis

  • the editor
  • Jan 17, 2012
  • One comment
  • 43 views
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Berita. Beberapa peternak memilih domba garut karena punya banyak keunggulan. Selain penampilan fisik, bobot bersih daging domba terbilang tinggi. Rasa daging domba pun lebih lezat ketimbang kambing. Menjelang hari Idul Adha menjadi saat panen peternak domba.

Salah satu hewan ternak yang memiliki potensi bisnis cukup menarik adalah domba garut (Ovis aries). Domba seperti halnya kambing, kerbau, dan sapi, tergolong dalam famili bovidae. Domba garut merupakan hasil persilangan segi tiga antara domba kampung, merino, dan domba ekor gemuk dari Afrika Selatan.

Selain daging, susu domba juga memiliki nilai gizi tinggi. Manfaat lain dari domba adalah bulunya yang bisa menjadi bahan industri tekstil. Agus Ramada Setiadi, pemilik PT Villa Domba Niaga di Desa Jatisari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, memilih beternak hewan herbivora ini karena memiliki banyak keunggulan. Dari tampilan fisik, domba garut memiliki rangka badan yang tinggi dan tegap, bulu yang tebal dan mengkilap serta tanduk yang unik.

Selain tampilan fisik, kelebihan domba garut lainnya adalah bobot bersih dagingnya. Dengan berat saat hidup mencapai 32 kilogram (kg), daging yang didapat saat karkas bisa mencapai 50%. “Ini jauh lebih banyak ketimbang kambing atau domba lain yang persentase karkasnya hanya sebesar 35%-40%,” kata Agus.

Tanduknya bernilai jual tinggi

Domba garut bisa mengalami kenaikan berat badan yang signifikan setiap bulan, yakni sebesar 2,5 kg sampai 3 kg. Selain itu, tanduk yang estetis memiliki nilai jual tinggi. Khusus untuk memenuhi kebutuhan Idul Adha tahun ini, Agus telah menjual 1.000 ekor domba garut. Permintaan datang dari Jabodetabek, Subang, Cirebon dan Purwakarta.

Penjualan saat Idul Adha menjadi puncak bisnis Agus, karena ia memang fokus untuk menjual domba garut pada hari raya ini. Ia menjual domba dengan harga Rp 1,35 juta per ekor. Meski begitu, Agus tetap melayani permintaan domba untuk akikah dan penjual sate. Setiap bulan, ia mampu menjual 100 ekor domba dengan harga mulai Rp 1 juta per ekor.

Peternak domba Garut lainnya adalah Hardiansyah Ismail. Pemilik Saung Domba Internasional di Bogor ini membudidayakan domba garut baru tiga tahun lalu. Ia melihat pasar yang potensial dari domba garut karena masyarakat di luar ngeri lebih mengenal kelezatan daging domba ketimbang kambing. “Potensi pasarnya besar, selain memenuhi kebutuhan dalam negeri, domba garut juga punya peluang untuk mengisi pasar ekspor,” ujar Dodi, panggilan akrab Hardiansyah.

Selain itu, kandungan protein dan kadar air domba lebih tinggi dibandingkan dengan kambing. Tak heran, harga domba garut ini lebih tinggi ketimbang kambing atau juga domba lainnya. Dalam sebulan, Dodi mengaku bisa menuai permintaan domba hingga 110 ekor. Seperti pembudidaya lainnya, selain penjual satai, Dodi juga menerima permintaan domba untuk akikah.

Saat-saat menjelang Idul Adha seperti yang belum lama lewat, merupakan masa panen bagi Dodi. Permintaan domba di peternakannya mencapai 170 ekor.

Tak hanya permintaan, harga jual domba garut pun ikut terdongkrak. Untuk domba garut dengan berat berkisar 24 kg hingga 28 kg, Dodi mematok harga Rp 1,2 per ekor. Untuk domba Garut dengan berat 29 kg sampai 32 kg dibanderol sebesar Rp 1,45 juta. Adapun domba seberat 33 kg sampai 37 kg harganya Rp 1,6 juta.   follow our twitter: @livestockreview

sumber: kontan | editor: soegiyono

the editor

Menyelesaikan kuliah di Universitas Gadjah Mada Fakultas Peternakan Yogyakarta, pada 2006 bersama beberapa para ahli teknologi pangan merintis pendirian majalah teknologi dan industri pangan.Minat yang disukai adalah dalam hal jurnalistik, pangan, peternakan, wira usaha dan teknologi.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • news

Tantangan Bisnis Sapi Potong 2012

  • the editor
  • Jan 16, 2012
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama
  • news

Domba Tangkas Harus Miliki Akte Kelahiran

  • Livestock Review
  • Jan 19, 2012
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.