Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Referensi

Membuat Burger Spesial Kegemaran Sapi dan Kambing

  • Livestock Review
  • Feb 18, 2012
  • No comments
  • 1 view
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Referensi. Beberapa ahli nutrisi dari Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta mengembangkan pakan ternak yang  lebih praktis, menyerupai burger. Cocok untuk peternakan rakyat di daerah bencana.
Sapi atau kambing ternyata gemar makan burger. Sejumlah peneliti di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,membuat makanan siap saji yang kandungan nutrisinya lengkap untuk hewan ternak itu. Bahannya dari jerami, dedak, tetes tebu, dan mikrobia.

Menurut anggota tim, Dr Ali Agus, jerami padi, jagung, atau rumput kaya serat. Dedak gandum atau padi merupakan sumber protein penghasil energi. Adapun tetes tebu dan bakteri mikrobia cair berfungsi dalam proses fermentasi. Tetes tebu
menimbulkan aroma yang menarik. “Sekali telan sudah lengkap. Seperti burger,” kata Ali.

Komposisi pakan ini, 60 persen jerami, 30 persen dedak, dan sisanya pelengkap. Untuk membuat burger, jerami kering disiram tetes tebu dan mikrobia. Bahan ini dikemas berlapis di dalam plastik. Setiap lapis dipisahkan dedak. Setelah dua hari, makanan siap dilahap sapi atau kambing.

Pakan ternak ini bisa bertahan enam bulan. Setelah kantong plastik dibuka, makanan harus habis pada hari yang sama. Pada musim kemarau atau di tengah bencana, burger dapat jadi pilihan utama pakan ternak. Misalnya setelah letusan Gunung Merapi, yang menghanguskan rumput kalanjana, santapan ternak.

Saat ini tim tersebut baru membuat burger dalam kemasan 15 kilogram. Seekor sapi butuh dua kantong sehari. Adapun kambing cukup 5 kilogram per hari. Ali berharap masyarakat juga bisa memproduksi sendiri. Sebab, pembuatan pakan ini relatif murah dan bahannya mudah diperoleh.

Membuat burger pakan ternak

Ada tujuh tahap pembuatan burger khusus untuk ternak, yakni:

1. Keringkan jerami lalu guyur dengan tetes tebu yang berwarna cokelat tua.

2. Aduk jerami dengan dibolak-balik agar bercampur.

3. Siram lagi dengan cairan mikrobia yang berwarna kuning kecokelatan seperti urine.

4. Setelah rata, masukkan ke plastik ukuran 15 kilogram. Setiap sekitar lima sentimeter disisipi dengan dedak. Begitu seterusnya.

5. Sebelum kantong plastik ditutup, sedot udara dengan vakum. Ikat dengan kencang.

6. Masukkan lagi ke kantong plastik kedua untuk memastikan tak ada yang bocor.

7. Biarkan dua hari. Proses fermentasi berlangsung. Burger siap disajikan.

Burger pakan ternak yang saat ini tengah dikembangkan tim Fakultas Peternakan UGM tersebut akan sangat bermanfaat, terutama apabila terjadi bencana -sementara ternak harus selalu mengonsumsi pakan dalam jumlah cukup. Burger juga bermanfaat ketika bahan pakan yang tersedia dalam jumlah terbatas -misalnya pada saat musim kemarau. tn/ind  follow our twitter: @livestockreview

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Produk Olahan

Mengolah Daging Sapi untuk Menu Sarapan

  • Livestock Review
  • Feb 16, 2012
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Produk Olahan

Sehat, Cerdas dan Bugar dengan Minum Susu

  • Livestock Review
  • Feb 19, 2012
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.