Livestockreview.com, Bisnis. Ayam merawang adalah salah satu jenis ayam kampung yang ada di Indonesia, yang memiliki keunggulan sebagai pedaging dan petelur (dwiguna). Sebagai ayam pedaging yang memiliki bobot hidup antara 600-720 gram, ayam merawang mempunyai kelebihan antara lain: lebih tahan terhadap stress dan penyakit, dagingnya disukai karena rendah kandungan lemaknya. Kekurangannya yaitu, lambat perkembangbiakannya karena telurnya sedikit dan sifat mengeramnya masih tinggi. Di samping itu, kerangka tubuhnya yang kecil mengakibatkan tubuhnya juga kecil, akibatnya untuk memproduksi daging diperlukan waktu yang lama.
Bila dibandingkan dengan ayam ras, produktivitasnya memang masih di bawahnya, namun untuk selera, masyarakat Indonesia masih lebih memilih ayam kampung karena dagingnya yang liat, sedikit lemat dan enak meskipun harganya relatif lebih mahal. Juga untuk telur, masih banyak masyarakat yang memilih telurnya, harga telur pun relatif lebih stabil tidak berfluktuasi seperti harga telur ayam ras, bahkan banyak dijual per butir tidak kiloan seperti telur ayam ras.
Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah menyatakan bahwa ayam merawang lebih tahan terhadap flu burung karena memiliki daya adaptasi tinggi. Kepala Seksi (Kasi) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veterinari, drh Judnaidy, menyatakan hal tersebut, terkait upaya Babel untuk mempertahankan swasembada ayam. “Dibanding dengan jenis ayam lain, ayam merawang lebih tahan terhadap virus H5N1 penyebab wabah flu burung karena mereka memiliki daya adapatasi yang tinggi,” katanya di Pangkalpinang, beberapa waktu lalu.
Judnaidy mengatakan, ayam merawang merupakan ayam khas Babel yang telah berhasil beradaptasi dengan lingkungan di wilayah tersebut sehingga daya tahannya tinggi. “Ayam merawang sejarahnya berasal dari daratan China yang dibawa oleh pendatang berabad-abad yang lalu ke Babel, kalau di sini, sesuai namanya, ayam merawang berasal dari Desa Merawang, Bangka,” kata dia. Menurut Judnaidy, ayam merawang 83 persen lebih tahan terhadap flu burung dibanding dengan ayam kampung biasa. “Ketahanan ayam merawang terhadap flu burung 83 persen sedangkan ayam kampung biasa hanya 60 persen,” kata dia.
Selain ketahanannya terhadap flu burung, ayam merawang dianggap lebih unggul dalam beberapa hal antara lain; jumlah telur lebih banyak dan pertumbuhan lebih cepat. “Produksi telur ayam merawang dapat mencapai 125 butir per ekor per tahun dan ayam sudah bisa menghasilkan telur pada usia kira-kira lima bulan, jadi tidak perlu menunggu lama,” tambahnya. Oleh karena itu, Distanak Babel menganjurkan masyarakat untuk lebih memilih beternak ayam merawang karena dianggap lebih unggul. Selain itu, ayam merawang adalah ayam asli Bangka Belitung, sehingga harus terus dikembangkan sehingga menjadi ikon di dunia nasional dan internasional.
sumber: antara & bptu sembawa | editor: ria laksmi
follow our twitter: @livestockreview