Livestockreview.com, Berita. Terjadinya kekurangan pakan untuk ternak di musim kering sebenarnya telah menjadi masalah tahunan di kalangan peternak sapi perah dan sapi potong. Keterbatasan pakan hijauan ini bisa menurunkan produktivitas sapi perah hingga 10%. Menghadapi situasi seperti itu, peternak sapi pedaging biasanya memilih menjual sapinya karena tak mampu memberi makan.
Saat ini harga pakan sapi, yakni konsentrat Rp 2.300 per kg, dengan kebutuhan sapi mencapai 8 kg hingga 10 kg per hari. Padahal rata-rata kenaikan bobot sapi lokal hanya 0,7 kg hingga 1 kg per hari dan harga sapi hidup Rp 23.000 per kg.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Prabowo Respatyo Caturroso mengatakan, saat ini beberapa daerah di Pulau Jawa telah mengembangkan pakan alternatif dari limbah pertanian. Prabowo mengatakan, dinas peternakan saat ini tengah melatih peternak untuk membuat pakan alternatif ini.
“Ini dengan menggunakan teknologi fermentasi, mereka mengembangkan pakan ternak yang bergizi tinggi sehingga meskipun pakan terbatas, sapi bisa tetap menghasilkan hasil yang memuaskan,” kata Prabowo di Jakarta pada pertengahan minggu lalu.
Prabowo mengakui sampai saat ini belum ada data mengenai jumlah produksi pakan alternatif ini karena masih baru berjalan dan dalam skala kecil.
Sementara itu Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia(PPSKI) Teguh Boediyana menambahkan, pemerintah perlu memperhatikan produksi pakan alternatif ini agar produksi daging dan susu tak terganggu oleh musim kering.
Ia mengatakan, pakan seperti jerami yang melimpah di musim panen seharusnya bisa diolah dengan penambahan probiotik agar bisa disimpan sebagai cadangan pakan. Penambahan ini selain untuk memungkinkan penyimpanan pakan lebih lama juga memberikan nilai tambah secara ekonomis dan nilai gizi.
“Pemerintah perlu menyediakan sarana untuk penjemuran dan proses produksi pakan alternatif. Ini nantinya bisa dikelola lewat koperasi atau kelompok tani,” kata Teguh.
Para peternak perlu dididik untuk mengolah pakan ternak agar bisa disimpan lebih lama karena selama ini kesadaran para peternak akan pakan cadangan ini masih rendah. Akibatnya, di saat mereka kesulitan mendapatkan rumput untuk pakan ternak, terpaksa mencari pakan hingga jauh atau memanfaatkan daun-daunan yang mereka temukan atau bahkan pelepah pisang.
sumber: kontan | editor: soegiyono
follow our twitter: @livestockreview