Livestockreview.com, Opini. Berdasarkan release BPS September 2013 lalu, Kondisi peternak kita di lapangan hanya memiliki sapi dengan rata-rata 2 sampai 3 ekor. Dengan kepemilikan 2 sampai 3 ekor ini mereka hanya cenderung memiliki ketertarikan terhadap fluktusai harga jual sapi mereka di pasaran di banding dengan sekadar untuk memenuhi target populasi (Swsembada) ternak secara nasional.
Jadi ketika harga daging di pasaran naik tingkat keinginan mereka untuk menjual akan naik pula, sesuai pola pikir yang berkembang di masyarakat bahwa ternak adalah rojo koyo atau bahasa paling mudah adalah mereka hanya gunakan ternak mereka sebagai tabungan saja. Bahkan hal yang paling radikal adalah mereka tidak pernah tahu mengenai adanya program swasembada itu sendiri, monggo jikalau ada kesempatan mari kita survei mengenai hal yang satu ini.
Oleh karena itu kembali lagi yang ingin saya tanyakan dan tekankan di sini adalah apakah program ini hanyalah program utopis dari segelintir orang di kementerian yang terlalu dipaksakan untuk dijalankan ke masyarakat? Atau bahkan program ini hanyalah sebagai bentuk politik anggaran dengan dalih mengenai kedaulatan pangan?
Toh jika kita berbicara kedaulatan pangan bukankah kita sebaiknya lebih fokus kepada masalah kesejahteraan rakyat yang utamanya disini adalah peternak dari pada hanya jargon utopis mengenai kedaulatan pangan? Jadi sekali lagi mari kita kaji bersama kembali mengenai obyek dari program Swasembada ini? Toh percuma program ini kita jalankan untuk tahun ini atau berapa tahun kedepan lagi namun untuk hal yang paling mendasar mengenai sasaran dari program ini sendiri kita masih sama-sama bias. Terima kasih bapak, saya hanya butuh pencerdasan mengenai hal ini.”
Respon tetaplah respon, bagaimanapun dan seperti apapun itu. Apakah memberi pemahaman kepada penanya atau hanya sekadar menggugurkan kewajiban. Mungkin poin kedualah yang saya dapati disana, Bapak Fauzi Luthan sama sekali tidak memberikan jawaban terkait pertanyaan saya. Ketika di akhir forum saya temui beliau di belakang dan saya tanya kembali mengenai obyek dari program ini. Beliau menjawab peternak, ketika saya lanjutkan mengenai alasannya, hanya jawaban retorik yang saya dapatkan. (BERSAMBUNG)
muhamad yuda pradana, mahasiswa fakultas peternakan universitas gadjah mada, yogyakarta | editor: sugiyono
follow our official twitter: @livestockreview | follow our official instagram: livestockreview