Livestockreview.com, News. Kajian-kajian yang dilakukan oleh industri pangan internasional kepada para konsumen telah menyimpulkan bahwa para konsumen rata-rata menyetujui dan lebih memilih produk pangan asal hewan yang menerapkan kesejahteraan hewan dalam rangka memperoleh produk hewani seperti daging, susu dan telur.
Saat ini organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE/WOAH) sedang dalam proses menyiapkan dukungan untuk berubahnya sistem peternakan unggas petelur dari sistem perkandangan baterai ke sistem “cage free” atau “ non sangkar ”. Jumlah perwakilan negara-negara anggota OIE melalui Chief Veterinary Officer (CVO) nya yang telah mendukung konsep ini sudah lebih dari 55 negara, dan Indonesia masih bersifat menunggu.
Hal itu disampaikan oleh Ratni Ernita, panitia Seminar Nasional dalam rangkaian pameran Indolivestock di Jakarta pada 4-5 Juli 2018. Seminar Nasional yang diselenggarakan bersama antara Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) dengan Pengurus Besar Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (PB ISPI) tersebut akan membahas tentang Antisipasi Produksi Telur Sistem Bebas Sangkar (Free Cage System) berazas Kesejahteraan Hewan di Indonesia.
Prosentase perkandangan ayam petelur di berbagai negara yang menggunakan sistem kandang baterai masih relatif tinggi. Adalah fakta bahwa sistem kandang baterai memiliki permasalahan kesejahteraan hewan (kesrawan) bila diukur dengan prinsip kesrawan yang disepakati pada global Animal Health Code tahun 2006 yang terus dikembangkan hingga saat ini. Di Indonesia, prinsip kesrawan ini sudah diadopsi dan diamanatkan di UU no.18/2009 maupun PP no.95/2012 tentang Kesmavet dan Kesrawan.
follow our twitter: @livestockreview
sumber: ispi dan pdhi| editor: soegiyono