Livestockreview.com, News. Dari berbagai hasil kajian pembangunan peternakan di Indonesia, disimpulkan bahwa pembangunan Indonesia masa kini dan mendatang memerlukan paradigma baru yang lebih menekankan pada aspek pemanfaatan sumberdaya alam negeri kita.
Fokus utama paradigma tersebut tentunya berbasis pada konteks ketahanan dan keamanan pangan secara utuh dan menyeluruh dalam rangka mengantisipasi ketersediaan pangan asal hewan yang cukup.
Penguatan sistem dan model pembiakan ternak sapi potong masih belum digarap secara intensif. Indikasi ini tampak jelas dengan tumpang tindihnya kebijakan antar kementerian, program pembiakan yang berubah-ubah, dan lain-lain. Kelambatan bertindak dalam melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kondisi ini diyakini berpengaruh langsung dan secara tak terkendali menurunkan populasi, kemampuan produksi serta produktivitas ternak dalam negeri (non impor) di Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh Robi Agustiar, panitia Seminar Nasional dalam rangkaian pameran Indolivestock 2018 pada 4-5 Juli 2018. Seminar Nasional yang diselenggarakan bersama antara Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) dengan Pengurus Besar Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (PB ISPI) tersebut membahas tentang Pembiakan sapi di Indonesia, Tugas Siapa? Sebuah Tinjauan kritis pembangunan sapi potong berkelanjutan.
Titik krusial dalam sistem pengembangan peternakan ruminansia, di antaranya terletak pada permasalahan masih rendahnya mutu genetik dan produktivitas ternak, mutu dan ketersediaan pakan yang belum memadai, serta belum intensifnya penjaminan kesehatan hewan. Dampak dari situasi ini mengakibatkan rendahnya pertambahan bobot badan harian, rendahnya angka kelahiran, tingginya angka kematian terutama pada ternak sapi di bawah umur tiga bulan, serta gangguan reproduksi yang bersifat fungsional ataupun akibat penyakit menular.
follow our twitter: @livestockreview
sumber: ispi dan pdhi | editor: soegiyono