Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Kampus

Transportasi Unggas dan Penerapan Aspek Kesrawan

  • Livestock Review
  • Jun 13, 2020
  • No comments
  • 12 views
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Kampus. Penerapan kesrawan atau kesejahteraan hewan (animal welfare) pada transportasi ternak harus ditegakkan, apalagi hal itu sudah diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku. Regulasi itu yakni Peraturan Pemerintah (PP) No 95 Tahun 2012, yang mewajibkan antara lain dalam pelaksanaan transportasi ternak dilakukan dengan cara yang tidak menyakiti, melukai, dan atau mengakibatkan stres; menggunakan alat angkut yang layak, bersih, sesuai, dengan kapasitas alat angkut, tidak menyakiti, tidak melukai, dan atau tidak mengakibatkan stres; serta memberikan pakan dan minum yang sesuai dengan kebutuhan fisiologis ternak.

“Tujuan transportasi ternak di antaranya adalah untuk disembelih, diperdagangkan, kegiatan olahraga, dipamerkan, budaya dan keagamaan atau rumah sakit hewan,” kata Dr Rudi Afnan, S.Pt., M.Sc, Staf Pengajar Fakultas Peternakan IPB dalam Online Training Bertema Logistik Perunggasan yang dilaksanakan oleh Forum Logistik Perunggasan Indonesia (FLPI) dan Fakultas Peternakan IPB. Acara pelatihan yang berlangsung selama dua hari yakni pada 9-10 Juni 2020 lalu tersebut menghadirkan pula narasumber penting lain, yakni Sudarno, General Manager Logistic PT Sierad Produce.

Sebelum proses transportasi, penanganan pada saat pemanenan harus pula sesuai dengan prinsip kesrawan. Hingga kini masih banyak yang memindahkan ayam dari kandang ke alat transportasi dengan cara ditangkap dan dibawa dengan cara yang tidak benar. Rudi menguraikan, panen ayam broiler dengan menggunakan bantuan alat teknologi telah banyak dilakukan di negara maju dengan tujuan untuk mengurangi cekaman dan dampak buruknya. Di Indonesia saat ini masih menggunakan tenaga manual, yakni dengan tenaga manusia dengan cara ditangkap dan dibawa pada kaki dan kepala di bagian bawah.

Untuk pemanenan dengan cara seperti itu, Rudi menyarankan agar dilakukan dengan mengumpulkan dan menggiring ayam ke salah saru sudut agar mudah ditangkap, kemudian masing-masing tangan baik kanan dan kiri hanya membawa 2 ekor. Sementara itu, krat atau wadah ayam sudah ada di dalam kandang sehingga ayam bisa langsung dimasukkan ke dalam krat, tidak dijinjing terlalu lama. “Hal itu semua dilakukan untuk mengurangi tingkat cekaman yang dialami ayam,”jelas Rudi.

Dalam proses transportasi unggas, terdapat adanya risiko seperti adanya penurunan kualitas kesehatan ternak dalam jangka panjang, serta adanya susut dan kematian.

Susut artinya bukan hanya penurunan berat badan ternak tetapi juga kecacatan akibat dari adanya transportasi tersebut yang mana dapat mengurangi nilai jual atau kualitas ternak itu sendiri. Adapun untuk kematian unggas dalam kegiatan tersebut tidak selalu karena adanya perjalanan, namun juga karena penanganan yang dilakukan tidak semestinya baik saat persiapan transportasi atau saat penurunan setelah dilakukannya perjalanan.

“Standar susut dan mati berbeda tergantung dengan perusahaan. Umumnya 2-3 persen. Dan kejadian mati jarang terjadi kecuali ada kecelakaan tertentu. Kemudian untuk mati disebabkan karena penanganan bukan saat di perjalanan,” tambahnya.

Transportasi ayam merupakan proses dari 5 tahap, yaitu pre loading, loading, travelling, unloading, dan post unloading). Inventory lost (kehilangan) dapat ditentukan dari adanya cedera seperti memar, luka, patah fraktur, dislokasi sendi, lemah, sakit, susut bobot badan, dan kematian.

“Syarat transportasi ternak adalah ternak harus sehat. Lost seperti memar, luka, patah fraktur, dislokasi sendi bisa terjadi pada seluruh tahapan proses transportasi. Tetapi ayam menjadi lemah, susut bodon badan dan mati lebih banyak disebabkan proses perjalanan (travelling),” kata Rudi Afnan.

editor: apriliawati | sumber: flpi

follow our ig: www.instagram.com/livestockreview




Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

Menuju Sistem Logistik Pakan yang Efektif dan Efisien

  • Livestock Review
  • Jun 7, 2020
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • news

Jaga Kekompakan di Tengah Pandemi, ISPI DKI Gelar Silaturahmi Virtual

  • Livestock Review
  • Jun 21, 2020
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.