Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • news

Sustainable Integrated Farming, Manfaatkan Limbah Sayuran menjadi Media Maggot untuk Pakan Ternak

  • Livestock Review
  • Sep 28, 2021
  • No comments
  • 31 views
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, News. Dosen Fakultas Peternakan UGM Dr. Muhsin Al Anas melaksanakan kegiatan pemberdayaan melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Pendidikan bagi Pembangunan Berkelanjutan, Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat UGM. Program ini dilaksanakan di Dusun Sembungan, Desa Gondangsari, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Dimulai Sejak Juni 2021 lalu dengan sasaran Kelompok Tani Adem Ayem yang beranggotakan 21 orang petani, pemberdayaan kelompok tani juga melibatkan Dr. Aji Praba Baskara (Fakultas peternakan UGM), Ahmad Baidlowi (Sekolah Vokasi UGM), dan Taufan Alam (Fakultas Pertanian UGM). Kolaborasi dari berbagai disiplin ilmu diharapkan dapat meningkatkan efektifitas program. Selain itu, program itu juga melibatkan mahasiswa sebagai media mengembangkan kreativitas dan keterampilan complex problem solving.

“Sampah-sampah kubis (rampah) disini sama sekali belum dimanfaatkan dan diolah, hanya disingkirkan di pinggir-pinggir jalan saja. Padahal jumlahnya banyak, bisa sampai 50% dari hasil panen. Dari kami berharap ada cara pengelolaan yang lebih efektif supaya tidak mencemari lingkungan karena rampah ini lama membusuknya dan bau,” jelas Sunardi selaku wakil ketua Kelompok Tani Adem Ayem, Minggu (25/9).

Adanya potensi rampah yang belum termanfaatkan tersebut yang melatarbelakangi urgensitas pengelolaan rampah yang lebih efektif melalui pengenalan budidaya maggot kepada Kelompok Tani Adem Ayem. Program ini dijalankan dengan tahapan adopsi yaitu kesadaran (awareness)-ketertarikan (interest)-penilaian (evaluation)¬mencoba (trial)-adopsi (adoption).

Kelompok Tani Adem Ayem diberikan sosialisasi seputar budidaya maggot dari pengertian, siklus hidup, proses pemeliharaan sampai pengelolaan produk. Sosialisasi tersebut dibarengi juga dengan praktik langsung mengenai budidaya maggot. Rampah sebelum diberikan ke maggot diangin-anginkan terlebih dahulu supaya media tumbuhnya tidak terlalu basah ketika dipanen, kemudian dicacah. Selama tahap pembesaran dilakukan pemberian pakan sebanyak 6 kali. Setiap penambahan pakan dilakukan pembolakbalikan media untuk cek kondisi maggot. Setelah memasuki waktu panen, maggot dipanen dan diolah menjadi maggot kering yang siap dipasarkan.

Evaluasi dan pemantauan dilaksanakan baik secara daring maupun luringe. Pemantauan daring dilaksanakan setiap hari dengan melalui grup, sedangkan pemantauan luring dilaksanakan dengan pemantauan langsung ke lokasi setiap seminggu sekali. Evaluasi yang dilakukan menggunakan metode on going evaluation agar dapat dievaluasi secepatnya apabila ada hal-hal yang tidak sesuai rencana. Hasil panen maggot yang diperoleh sudah berjalan baik yaitu hari ke-18 sudah dapat dipanen.

“Pemanfaatan maggot ini sebagai biokonversi limbah sayuran kubis (rampah) yang hasil utamanya berupa produk maggot (dry maggot) bisa untuk dijual atau dijadikan pakan ternak, dan hasil sampingannya yaitu berupa bioproduk pupuk organik dari sisa media tumbuh maggot yang bisa dijual juga atau dimanfaatkan oleh petani sayur setempat sehingga mendorong transformasi dari penggunaan pestisida menjadi pupuk organik,” sambung Muhsin Al Anas selaku ketua pelaksana program.

Melalui program ini, mampu berkontribusi dalam menciptakan dampak kolaboratif terhadap keseimbangan sektor ekonomi, sosial dan ketahanan ekologi. Pengelolaan rampah dengan maggot ini lebih ramah lingkungan (zero waste), mudah dilakukan, cepat dan tidak membawa penyakit.

“Besar harapan kami program ini dapat berjalan secara berkelanjutan dan dapat diadopsi dengan baik. Terima kasih kami ucapkan kepada tim karena sudah diberikan kesempatan untuk dibukakan akses terhadap ilmu-ilmu baru yang menarik dan bermanfaat serta dibarengi dengan praktik dalam menciptakan pertanian yang lebih terintegrasi dan cinta lingkungan. Program ini bisa menjadi salah satu alternatif dalam menanggulangi rampah yang mana apabila tidak diolah dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman disekitarnya seperti cabai”, ucap Sunardi.

Ke depannya masih banyak pengembangan potensial yang bisa diterapkan dilokasi dengan memperluas cakupan produksi maggot dilihat berdasarkan adanya potensi sampah organik yang tersedia secara keberlanjutan. Rencana program pengembangan berikutnya adalah intergrasi peternakan bebek petelur yang diberi pakan maggot serta pengembangan pupuk kompos dari media sisa budidaya maggot untuk pupuk sayuran.

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

ISTAP IX 2021 Digelar Secara Daring

  • Livestock Review
  • Sep 22, 2021
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

Ayam Kampung Sudah Persilangan (Super) dan Upaya Peningkatan Produktifitasnya

  • Livestock Review
  • Oct 17, 2021
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.