livestockreview.com, Kampus. International Seminar on Tropical Animal Production (ISTAP) kembali digelar untuk yang ke-9 oleh Fakultas Peternakan UGM. Gelaran internasional tiap dua tahun sekali tersebut dilangsungkan pada 21-22 September 2021 dengan mengusung sepuluh sub tema, yaitu Dampak Lingkungan terhadap Sistem Produksi Ternak, Rencana Aksi Penanganan Dampak Produksi Ternak Terhadap Lingkungan, Strategi Pemuliaan dan Reproduksi Ternak di Lingkungan yang Menantang, Teknologi Hijau untuk Peternakan dan Pengelolaan Limbah.
Sub tema berikutnya yakni Teknologi dan Praktik Pakan Ternak di Daerah Tropis, Praktik Peternakan Ternak Presisi di Bawah Iklim yang Menantang, Stres Panas dan Teknologi Manajemen Fisiologis di Daerah Tropis, Sistem Peternakan Ternak Tropis Berkelanjutan Berdasarkan Perspektif Ekonomi Hijau, Ekosistem Seimbang Untuk Pembangunan Perdesaan dan Kesejahteraan Petani, Kesehatan dan Kesejahteraan Hewan di Bawah Stresor Lingkungan Tropis dan Perubahan Iklim, dan Meningkatkan Agribisnis Sumber Daya Genetik Lokal Berperspektif Ekologis.
Ketua panitia The 9th ISTAP, Ir. Nanung Agus Fitriyanto, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPM mengatakan, tahun ini ISTAP telah menerima 100 makalah dari 8 negara yang telah melalui proses peer-review yang ketat. “Semua makalah yang diterima dan dipresentasikan akan diserahkan ke prosiding Advances in Biological Science Research yang diindeks oleh The Atlantis Press,” kata Nanung.
Ajang ilmiah tingkat internasional yang rutin diselenggarakan tersebut pada 2021 ini mengundang para ahli yang berkompeten di bidangnya, yaitu: Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, MBA. (sebagai keynote speaker) yang diwakili oleh Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D), Prof. Barbara Metzler Zebeli dari University of Veterinary Medicine Vienna, Austria, Prof. Komlósi István. dari University of Debrecen, Hongaria, Prof. Dr. Irwandi Jaswir dari International Islamic University Malaysia, Prof. (Simon) Oosting dari Wageningen University, Belanda, Prof. Tomoyuki Nakagawa dari Gifu University, Jepang, dan Prof. Dr. Ali Agus dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia.
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D dalam sambutannya mengatakan bahwa tantangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sangat penting khususnya di era transformasi digital. Arsitektur ilmu pengetahuan berubah dengan cepat dan peran penting ilmuwan muda dalam membangkitkan antusiasme dan budaya ilmiah adalah sangat utama.
Hal ini penting khususnya dalam industri peternakan yang memainkan peranan penting dalam ketahanan pangan yang dipengaruhi oleh perubahan iklim. Pengembangan inovasi dan teknologi untuk sistem produksi hewan yang berkelanjutan sangat penting dan harus diselaraskan dengan pencapaian tujuan yang berkelanjutan.
Aris berharap, ISTAP akan memunculkan ide-ide inovatif yang dapat dikembangkan dan menjadi solusi bagi tantangan-tantangan di era 4.0. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi akan mendukung dan menyelenggarakan program kolaboratif yang dapat meningkatkan budaya ilmiah melalui riset dan pengabdian kepada masyarakat.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada, drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D. yang juga memberikan sambutan dalam acara tersebut berharap agar ISTAP dapat melahirkan ide dan praktik terbaik bersama, teknologi, dan jaringan global yang dibutuhkan untuk meningkatkan produksi ternak. lr