Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima

  • Livestock Review
  • Jan 12, 2023
  • No comments
  • 34 views
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Referensi. Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi. Ruminasi ini dilakukan bertujuan untuk menghaluskan bolus pakan menjadi ukuran yg relatif lebih kecil (1,0 – 2,0 mm, Poppi dkk., 1985) sehingga partikel pakan yang sudah halus ini dapat masuk ke omasum, (perut kitab, red) melalui omasal orifice, suatu lubang yang menghubungkan antara rumen dan omasum yang merupakan pintu awal digesta yang selanjutnya akan mengalir hingga ke bagian usus halus, tempat semua digesta dicerna secara emzimatik dan diserap zat gizinya.

Ruminansia mempunyai organ pencernaan bagian depan yang terkompatementasi menjadi rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Keseluruhan bagian lambungnya, untuk menyingkat penyebutannya, ditulis “rumen” saja. Selain struktur anatomi dan fisiologinya yang spesifik, retikulo-rumen itu dihuni oleh sekelompok mikroba berupa baketeri, protozoa, jamur, dan archea (Mullen, dkk., 2016).

Konsorsium mikroba inilah yang membantu hewan dan/atau ternak ruminansia (induk semang) untuk mengekstrak dan memanfaatkan biomassa pakan terutama yang bersumber dari hijauan yang banyak mengandung zat selulosa atau bahan serat lainnya, seperti misalnya jerami-jeramian; dari tanaman pangan, hay rerumputan, dan/atau dedaunan dari semak dan belukar yang secara langsung tidak dapat diproses dan dicerna oleh organ pencernaan induk semang, karena ia relatif tidak memiliki enzim seperti yang dihasilkan oleh mikroba (selulase, hemiselulase, dan lain lain). Singkatnya, rumen adalah pabrik pangan alami yang beroperasi tanpa hentinya selama ternak ruminansia itu hidup.

Ruminansia yang masih muda usianya (<6 bulan) memanfaatkan air susu induknya sebagai sumber gizi terutama glukosa sebagai sumber gizi energi. Setelah usianya melebihi 6 bulan, ketika organ pencernaan bagian depan sudah sempurna tumbuh kembang, maka ternak ruminansia dapat menanfaatkan pakan hijauan yang banyak berserat untuk memenuhi kebutuhan zat gizi hariannya.

Pakan hijauan yang sudah dikonsumsi itu terfermentasi dalam retikulo-rumen oleh air, enzim yg dihasilkan oleh mikroba, dan cairan saliva yang tertelan baik sewaktu makan maupun saat ruminasi. Fermentasi material pakan menghasilkan asam lemak berantai pendek (asetat, propionat, butirat) – yang dikenal dengan terminologi volatyle fatty acids (VFA) – dan juga beberapa gas, yang dominan adalah gas “metana”.

Saat fermentasi pakan, mikroba memanfaatkan zat nitrogen (N) dan carbon (C) terlarut dari pakan untuk kehidupannya sehingga mereka dapat tumbuhkembang dalam rumen yang ekologinya spesifik untuknya. Karena populasi mikroba tumbuhkembang degan cepat dalam waktu relatif singkat hingga melampaui kapasitas rumen, maka sebagian dari mereka terjadi lisis (mati). Mikroba yang lisis itulah yang dikenal dengan microbial protein synthesis (MPS) yang nantinya menjadi sumber gizi protein.

MPS, VFA, dan bypass protein (protein yg lolos dari degradasi mikroba rumen) itulah menjadi sumber protein dan energi utama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ternak induk semang (semisal: domba, kambing, kerbau, sapi, dan rusa). Dengan demikian, mereka dapat melakukan aktivitas berproduksi dan bereproduksi menghasilkan daging, susu, fetus (janin), dan tenaga atau produk esensial lainnya.

Air susu dan daging merupakan sumber pangan berkualitas yang kaya zat gizi primer seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin yg fungsinya sangat vital dalam kehidupan manusia terutama anak balita.

Itulah sekelumit cerita singkat bagaimana ternak ruminansia mengkonversi biomassa rerumputan atau bahan-bahan limbah industri pertanian (yang sejatinya tidak dapat dikonsumsi secara langsung oleh manusia) menjadi pangan yg bergizi prima.

Singkatnya, dapat dibayangkan, seandainya ruminansia dan mikroba (jasad renik) tidak diciptakan oleh Tuhan YME, maka dunia ini akan penuh limbah terutama bersumber dari aktivitas pertanian dan aktivitas antropogenik lainnya. Untuk itu, mari kita memanfaatkan keberadaan ternak ruminansia sebagai pabrik pangan murah dan ramah lingkungan yg berperan menghasilkan bahan pangan bernilai gizi prima (dalam waktu relatif singkat, 24 jam dan tanpa butuh energi fosil) untuk menunjang kehidupan manusia di bumi.

Ingat, kita tidak dapat mengkonsumsi jerami secara langsung. Ruminansialah yg dapat melakukan itu secara kontinyu, sangkil, mangkus, dan bijak.

LR (pb ispi/suhubdy, ruminant nutritionist, recent trend and gaps fakultas peternakan universitas mataram, mataram ntb)

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023

  • Livestock Review
  • Jan 10, 2023
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Livestock Review
  • Jan 16, 2023
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023

  • Jan 10, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Ini 10 Pernyataan Sikap PPSKI terhadap Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Indonesia

  • Jun 29, 2022

Trending

  • 1
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 2
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 3
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
  • 4
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023
  • 5
    • Bisnis
    • news
    Big Data di Industri Perunggasan: Pengertian dan Kegunaannya
 

Instagram

livestockreview
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Jika pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah menginginkan keberhasilan pembangunannya tinggi di bidang peternakan, maka para penyusun program perencanaan pembangunan peternakan harus pula dilibatkan dan ditempatkan sebagai “pengawal program pembangunan” yang diberikan kekuasan khusus karena mereka bukan tenaga struktural, pada saat program tersebut dilaksanakan.
Lumpy skin disease (LSD) merupakan penyakit kulit pada sapi asal Afrika yang sangat sulit diberantas.
Waspada !!! Badai Penyakit Mulut dan Kuku (FMD) belum Selesai, LSD sudah Menyebar
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.