Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Bisnis

Perketat Impor Daging!

  • Livestock Review
  • Feb 12, 2011
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0
Livestockreview.com, Berita. Pembatasan terhadap daging impor perlu diperketat. Bila daging impor menyerbu pasar dalam negeri, otomatis harga daging stabil dan program swasembada daging terancam gagal.
Akibat importir daging yang semakin membengkak, harga daging sapi dalam negeri semakin merosot. “Apfindo terpaksa mensiasatinya dengan menjual daging sapi betina”, ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) Joni Liano di Jakarta akhir minggu ini. Sekarang harga daging sapi betina yang masih hidup sebesar Rp 18.000 per kilogram (kg) dan setelah didagingkan dijual sebesar Rp 54.000 per kg.
“Kalau sapi betina terus disembelih maka otomatis swasembada daging yang dicanangkan pemerintah 2014 ini terancam gagal,” kata Joni.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan Kamis (10/2/2011), harga daging sapi Rp 68.251 per kilogram sedikit turun dibandingkan dengan harga awal Februari (1/2/2011) sebesar Rp 68.366/kg.
Pada tahun 2010 lalu, jumlah impor daging mencapai 120.000 ton melampaui target yang dipatok pemerintah sebanyak 76.000 ton. Hal ini menurut Joni bisa membahayakan peternak sapi lokal yang terpaksa menurunkan harga. Joni menguraikan dari tahun ke tahun jumlah impor daging sapi semakin merosot.
Berdasarkan data Afpindo pada tahun 2008 Afpindo mengimpor sapi sebesar 642.000 ekor atau setara 115.600 ton bila didagingkan, sementara jumlah daging impor mencapai 925.000 ton.
Pada tahun 2009 impor sapi mencapai 765.000 ekor atau setara 137.000 ton daging, sementara impor daging mencapai 119.000 ton.
Namun pada tahun 2010 impor sapi mengalami penurunan menjadi 521.000 ton sementara daging impor mencapai 110.000 ton. Menurut Joni, sekarang daging impor tidak memiliki nilai yang signifikan akibat mengelembungnya impor daging. Padahal sapi impor itu memiliki nilai lebih seperti membutuhkan pengemukan selama 60 hari. “Otomatis kami mempekerjakan orang dan mengeluarkan biaya untuk perawatannya,” imbuh Jon.
Saat ini kapasitas kandang yang dimiliki seluruh anggota Afpindo sebesar 1,3 juta ekor sapi per tahun. Sementara itu kebutuhan daging indonesia 2011 mencapai 56.000 ton. Joni menambahkan bahwa Dirjen peternakan mengalokasikan pasokan daging dalam negeri sebesar 316.000 ton dan impor sebesar 150.000 ton. Afpindo berencana mengimpor sapi tahun ini sebesar 645.000 ton atau setara 116.000 ton daging dan impor daging ditargetkan sebesar 74.000 ton.

penulis: ria laksmi | editor: sugiyono

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Bisnis

Kiat Menetapkan Harga Produk

  • Livestock Review
  • Jan 26, 2011
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Kasus Susu Formula dan Etika Bisnis Produsennya

  • Livestock Review
  • Feb 17, 2011
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023

  • Jan 10, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • news

Big Data di Industri Perunggasan: Pengertian dan Kegunaannya

  • Jan 5, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Ini 10 Pernyataan Sikap PPSKI terhadap Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Indonesia

  • Jun 29, 2022

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.