Lilvestockreview.com, Berita. Para jagal sapi di Boyolali Jawa Tengah bertekad memerangi pengglonggongan sapi. Hal itu dilakukan sekaligus untuk menjamin ketersediaan daging sapi sehat menjelang lebaran.Menurut Sekretaris Paguyuban Jagal Kecamatan Ampel Marni, Â pengglonggongan sapi sebelum disembelih sulit dihapuskan secara keseluruhan. Selain keserakahan oknum, juga kebiasaan tersebut sudah mendarah daging bagi yang bersangkutan. “Namun, kini para jagal sudah menyadari, sehingga dari waktu ke waktu praktik seperti itu terus berkurang,” katanya belum lama ini.
Kesadaran bahwa yang dikehendaki konsumen adalah daging yang bagus dan berkualitas, membuat jagal sapi mulai enggan melakukan gelonggongan. Bahkan sekitar 70-an jagal sapi yang bergabung di paguyuban, saat ini terus berupaya menghasilkan label daging yang berkualitas. “Apalagi, pembeli tidak lagi menghendaki daging basah atau glonggongan,” lanjutnya.
Pendekatan persuasif kepada para jagal dilakukan setidaknya di setiap pertemuan yang diselenggarakan paguyuban dan dinas terkait. Meski demikian jika ada pelaku pengglonggongan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada petugas. “Praktik yang umum adalah, sapi minum sendiri persediaan minum dan makanan di kandang,” ujarnya.
Diakui, selain rumah pemotongan hewan (RPH) resmi milik pemerintah, ada RPH rumahan di Ampel yang mencapai 50-an tempat. RPH rumahan ini bertahan mengingat sebagian jagal lebih suka menyembelih sapi pada malam hari di rumahnya masing-masing.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali Darso mengakui, praktik pengglonggongan sapi belum sepenuhnya bisa dihapuskan. Meski demikian, jumlah kasusnya terus menurun seiring kesadaran para jagal. “Khusus di RPH Ampel milik Pemkab Boyolali, tidak menerima satu pun sapi glonggongan,” kata Darso.
 follow our twitter: @livestockreview
sumber: suara | editor: soegiyono