Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Kampus

Pengembangan Manggot sebagai Biokonversi Sampah dan Alternatif Bahan Pakan Ternak

  • Livestock Review
  • Dec 22, 2021
  • No comments
  • 18 views
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Kampus. Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI melalui program Kedaulatan Indonesia dalam Reka Cipta (Kedaireka) menggandeng Fakulltas Peternakan UGM dalam mewujudkan sebuah inovasi untuk mewujudkan merdeka belajar bagi setiap insan di Indonesia. Fakultas Peternakan UGM berkolaborasi dengan PT Magalarva Sayana Indonesia dan Swasembada Enterprise mengampanyekan sektor usaha budidaya maggot sebagai alternatif pakan ternak dan pengurai permasalahan limbah.

Salah satu kegiatan kolaborasi yang diselenggarakan yakni webinar nasional dengan tema “Budidaya Maggot untuk Biokonversi Sampah Organik dan Alternatif Pakan Ternak” yang diselenggarakan pada hari Selasa (14/12/2021). Dr. Muhsin Al Anas, selaku dosen di Fakultas Peternakan UGM sekaligus moderator pada acara tersebut memberikan gambaran mengenai peningkatan volume sampah yang selalu bertambah setiap hari.

Berdasarkan data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan bahwa pada tahun 2020, jumlah sampah yang dihasilkan penduduk Indonesia mencapai 67,8 juta ton atau setara 2,2 ton per detik. “Sampah terus menjadi permasalahan masyarakat Indoneisa. Sekitar 37,3 persen sampah dihasilkan dari aktivitas rumah tangga yang sebagaian besar merupakan sampah organik (50-60%).

Oleh sebab itu, inovasi untuk mendegradasi sampah sangat penting. Fakultas Peternakan UGM berkolaborasi dengan PT Magalarva Sayana Indonesia dan Swasembada Enterprise berupaya mengembangkan inovasi atau teknologi untuk penguraian permasalahan tersebut, sekaligus dapat dimanfaatkan untuk industri peternakan,” jelas Muhsin sekaligus ketua penelitian pengembangan teknologi suplemen pakan berbahan produk maggot yang mendapatkan pendaaan dari Program Kedaireka, Dikti.

Kegiatan webinar menghadirkan dua narasumber yakni Rendria Arsyan Labde, Chief Executive Officer (CEO) PT. Magalarva Sayana Indonesia yang merupakan industri pengolahan sampah organik untuk menghasilkan maggot. Menurut Rendria, sampah dalam jangka waktu ke depan akan menumpuk dan berdampak pada kelangsungan lingkungan. Pada kesempatan yang sama, Rendria juga memaparkan mengenai potensi market dengan memanfaatkan maggot untuk biokonversi sampah yang memberikan dampak positif terhadap kelangsungan lingkungan dan ekonomi.

Menurut Rendria, bahan baku pakan ternak berasal dari produk yang tidak dapat sustain dalam waktu yang panjang. Ia menambahkan mengenai potensi kerusakan lingkungan akibat eksploitasi bahan baku dengan waktu regenerasi yang lama. Ia juga memberikan solusi bahwa produk yang berbahan dasar maggot BSF dapat berpotensi lebih sustain karena dapat diproduksi dalam waktu yang cepat serta dapat menjadi biokonversi sehingga lebih ramah lingkungan.

“Maggot BSF memiliki potensi market yang bagus di masa depan nanti, bahan baku (raw material) yang berasal dari sektor lingkungan, seperti tumbuh-tumbuhan akan berpotensi terhadap kerusakan lingkungan. Adanya maggot BSF dapat menjadi solusi produk yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan bermanfaat apabila digunakan sebagai bahan baku pakan ternak. Hanya saja produksi skala besar masih sangat diperlukan untuk mendapatkan perhitungan ekonomi secara efisien,” ujarnya.

Selaras dengan hal tersebut, Muhsin Al Anas juga menegaskan bahwa dinamika produk pakan ternak khususnya sumber protein seperti soybean meal (SBM), tepung ikan, dan meat bone meal (MBM), hamper 100 persen berasal dari impor.

Pembicara kedua adalah Prof. Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS., IPU., yang merupakan Guru Besar IPB yang memiliki banyak pengalaman penelitian pemanfaatan produk maggot sebagai pakan ternak. Dewi memaparkan bahwa maggot memiliki potensi sebagai bahan baku pakan potensial untuk ternak, tidak hanya sebagai sumber nutrien tetapi memiliki kandungan fungsional untuk meningkatkan kesehatan ternak.

“Manajemen maggot tidak jauh beda dengan tatacara memelihara ternak yang lain. Hanya saja permasalahan yang sering dialami oleh peternak maggot yang menyebabkan pertumbuhan tidak optimal adalah media yang digunakan, serta rasio antara sumber karbon (C) dan nitrogen (N). Media dan pakan maggot yang memiliki kandungan nutrien yang bagus akan berdampak pada ukuran maggot yang dihasilkan serta dapat mempercepat fase produksi sehingga dapat mempercepat waktu panen” jelas Dewi yang juga merupakan pakar nutrisi dari Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI) tersebut.

Pakan menjadi tantangan besar dalam industri peternakan karena berdampak pada biaya produksi yang mencapai 50-70%. Di sisi lain, produksi sampah di Indonesia sangat banyak dan memiliki peluang untuk dikelola sebagai media budidaya maggot yang memiliki kandungan protein tinggi sebagai pakan ternak.
Kolaborasi antara universitas dan perusahaan diharapkan akan menghasilkan solusi dalam menghasilkan inovasi dan teknologi dalam penyelesaian permasalahan sampah. Program Kedaireka mampu menjembatani dan meningkatkan kolaborasi antara universitas dan perguruan tinggi. lr (ugm)

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

Mempersiapkan Sarjana Peternakan sebelum Terjun ke Dunia Kerja

  • Livestock Review
  • Dec 16, 2021
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

Semangat Merantau Para Peserta Magang Perunggasan WBA

  • Livestock Review
  • Dec 31, 2021
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.