Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Referensi

Meluruskan Salah Tafsir Perbibitan dan Pembiakan (Bag I)

  • Livestock Review
  • Jan 18, 2014
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Referensi. Masalah perbibitan (termasuk perbenihan) di Indonesia telah lama dibicarakan karena hingga saat ini Indonesia memang belum mampu menyediakan bibit atau benih secara mandiri. Untuk komoditas ayam ras (bukan ayam lokal) pedaging maupun petelur, bibitnya masih 100% impor.

Untuk komoditas ternak lokal lainnya, tidak ada ternak yang dikembangkan secara khusus untuk usaha perbibitan. Namun, dalam diskusi di berbagai forum, masih banyak pihak yang mengklaim bahwa usaha perbibitan di Indonesia telah berkembang. Tampaknya masih cukup banyak pihak yang memahami bibit secara salah.

Pemahaman tentang ternak bibit menjadi tambah rancu karena adanya definisi bibit yang dibagi menjadi bibit dasar, bibit induk, dan bibit sebar. Contoh pemahaman yang salah terjadi pada ayam ras pedaging. Yang dimaksud bibit sebar adalah DOC (Day Old Chick) ayam potong; bibit induk adalah Parent Stock (PS); sedangkan bibit dasar adalah Grand Parent Stock (GPS). Jika PS dan GPS disebut bibit, itu sangat betul. Tapi kalau DOC ayam potong (final stock) disebut juga sebagi bibit, ini merupakan kesalahan fatal.

Lain lagi dengan komoditas ternak ruminansia besar. Semua betina yang bisa beranak disebut sebagai bibit. Demikian juga, semua ternak jantan yang sanggup mengawini ternak betina dan membuatnya beranak disebut juga sebagai bibit. Ini juga pemahaman yang salah kaprah dalam konteks pengembangan usaha perbibitan.

Akibatnya, ketika ada program pembibitan ternak, yang terjadi adalah pendistribusian ternak betina (ada juga yang berstatus bunting) ke wilayah yang akan dikembangkan menjadi wilayah sumber bibit.

Akibat lain yang muncul sampai hari ini adalah pelarangan perkawinan silang antar bangsa ternak. Ternak pendatang tidak boleh dikawinkan dengan ternak lokal di banyak wilayah. Ternak milik peternakpun juga dilarang. Padahal secara ekonomis, ternak hasil persilangan memang lebih besar dan lebih memberikan banyak keuntungan.

Mestinya biarkan masyarakat berupaya memanfaatkan ternak miliknya sendiri dengan menyilangkan ternaknya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Yang penting, pemerintah harus dapat menjamin ketersediaan ternak lokal melalui usaha pembibitan ternak secara terprogram, terarah, dan berkelanjutan.

Yang menjadi tugas pemerintah ini justru yang belum digarap secara serius. Balai Inseminasi Buatan malah memproduksi semen sapi luar negeri secara besar-besaran dan digunakan untuk inseminasi buatan dengan sapi lokal. Salah satu Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) milik pemerintah juga malah mengembangkan sapi impor (bukan sapi lokal). (BERSAMBUNG)

sumber: blog pribadi ahli pemuliaan ternak muladno | editor: sugiyono

follow our official twitter: @livestockreview  |  follow our official instagram: livestockreview

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Produk Olahan

Susu, Mengapa Bisa Awet?

  • Livestock Review
  • Jan 17, 2014
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

Kementerian Peternakan, Sebuah Jawaban untuk Kemajuan Peternakan Nasional

  • Livestock Review
  • Jan 19, 2014
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.