Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Mari Terapkan Fermentasi Pakan Ternak

  • Livestock Review
  • Nov 6, 2012
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Referensi. Ketersediaan pakan ternak menjadi salah satu syarat utama dalam usaha budi daya hewan ternak. Aktivitas merumput pun menjadi keharusan bagi peternak untuk mencukupi pakan hewan ternaknya, jika tidak ingin ternak yang dipelihara mati.Pada musim kemarau seperti sekarang ini, ketersediaan pakan menurun drastis. Banyak rumput dan hijau daun yang mengering mengakibatkan ketersediaan pakan ternak terganggu. Akibatnya setiap musim kemarau para peternak memilih istirahat dan beralih ke pekerjaan lain.

Namun kondisi itu tidak dialami oleh Muhammad Samsudin (31), warga Dusun Wirokerten RT 1 RW 2 Desa Majir Kecamatan Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah. Musim kemarau, dia tak kesulitan memelihara ratusan kambing. Yang lebih luar biasa, kambing-kambing yang dipeliharanya tetap gemuk meskipun dia sama sekali tidak merumput.

Berbekal ilmu peternakan yang didapatkan saat kuliah di Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Samsudin berhasil menemukan terobosan teknik beternak yang mengandalkan pakan apa saja yang ada di sekelilingnya dan selama ini dianggap sampah. “Daun jati kering dan daun bambu saja dimakan oleh kambing saya,” katanya.

Samsudin menjelaskan, teknik beternak dengan mengembangkan teknologi fermentasi pakan. Dia memanfaatkan daun-daun kering yang ada di sekeliling rumahnya sebagai pakan. Dia memproduksinya dengan teknologi fermentasi sehingga meskipun daun kering tapi hewan ternak tetap lahap menyantapnya. “Kecukupan gizi juga saya perhatikan. Penghitungannya, dalam dua minggu berat kambing saya bisa naik hingga dua kilogram,” katanya.

Beberapa barang yang difermentasi menjadi pakan antara lain pelepah pohon pisang, daun jati kering, daun bambu kering, jerami kering, rendeng kacang tanah kering, dan jenis-jenis dedaunan lainnya. “Probiotik dilarutkan dalam air kemudian difermentasikan ke calon pakan. Selanjutnya diberikan ke hewan ternak. Itu saja sederhana,” katanya.

Beberapa keunggulan dari teknologi ini antara lain daging kambing menjadi rendah kolesterol, serapan gizi makanan lebih maksimal, dan yang pasti tidak menimbulkan bau. “Kotorannya juga jauh lebih subur kalau digunakan untuk pupuk. Saya bisa menjualnya Rp 1.000 per kilogram,” katanya.

Dari hasil penelitiannya, daun-daun kering itu setelah difermentasi kandungan proteinnya bisa meningkat jadi 7 persen. Padahal dalam kondisi normal basah, hijau daun kandungannya hanya berkisar 4 persen. “Untuk lebih meningkatkan gizi pakan, saya juga mencampur dengan katul dan ampas kopra,” katanya.

Kepala Desa Majir Budi Sunaryo AMd menambahkan, teknologi yang dihasilkan Samsudin itu menjadi keunggulan di desa yang dipimpinnya. Saat ini sedang dirintis Pusat Pelatihan Peternakan Swadaya (P4S) Boersa Agro. “P4S ini nanti bisa menjadi semacam sekolah beternak bagi para petani di Kabupaten Purworejo. Kalau ada yang tertarik dengan terobosan Samsudin ini, silakan datang dan belajar ke Desa Majir,” katanya.

Budi yakin teknologi beternak yang dikembangkan warganya itu akan memberikan manfaat bagi masyarakat di Kabupaten Purworejo, dan secara khusus mendukung program Bupati Mahsun Zain yang ingin menjadikan Kabupaten Purworejo sebagai daerah agrobisnis. “Teknologi ini bisa menjadi terobosan untuk peningkatan kesejahteraan para peternak,” tandasnya.

sumber:  suara | editor: nurul huda

follow our twitter: @livestockreview

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pengembangan Industri Peternakan Indonesia Jangan Mengekor Negara Maju

  • Livestock Review
  • Nov 5, 2012
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Yukk Asuransikan Ternak Kita

  • Livestock Review
  • Nov 7, 2012
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.