Livestockreview.com, News. Sebuah program magang yang diselenggarakan ISPI dan RMCP telah selesai dilaksanakan. Program khusus untuk para sarjana peternakan yang baru yang digelar oleh Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) bekerjasama dengan Red Meat and Cattle Partnership (RMCP) tersebut berlangsung selama tiga bulan, sejak Desember 2019 hingga Februari 2020.
Program magang dilaksanakan di 10 perusahaan peternakan, dengan jumlah peserta total 25 orang alumni beberapa perguruan tinggi peternakan di Indonesia.
Tujuan utama program tersebut adalah meningkatkan keterampilan dan pemahaman terkait bisnis proses perusahaan yang bergerak di industri peternakan bagi sarjana peternakan. Tidak hanya memberi manfaat bagi sarjana baru peternakan, porgram ini juga berfaedah bagi kalangan perusahaan peternakan.
Hal ini dikarenakan perusahaan peternakan tidak perlu lagi repot-repot melakukan proses seleksi, karena calon karyawan yang sesuai sudah bisa dijaring melalui program magang ini. Hal itu dijelaskan oleh Ketua Umum ISPI Didiek Purwanto dalam workshop penutupan program magang ISPI-RMCA di Jakarta pada 2 Maret 2020.
Didiek mengharapkan program magang ini dapat terus berjalan secara rutin dengan bekerjasama dengan perusahaan pengguna sarjana peternakan, baik yang bergerak di bidang budidaya ternak, pengiriman ternak, asuransi ternak hingga di bidang ritel. Ia juga mengingatkan kepada para para sarjana peternakan yang baru, bahwa dalam bekerja, ternyata tidak hanya ilmu dan keterampilan saja yang dibutukan, namun juga karakter peserta juga yang bisa berkembang dan sesuai bersama budaya perusahaan.
Neny Santy Jelita Lumbantoruan dari PT Juang Jaya Abdi Alam (JJAA) dalam kesempatan acara workshop menambahkan, peserta magang ISPI yang ditempatkan di JJAA yakni Firsty Nur Rizqi Ramdani, Alifia Imtianul Fajri, dan Nur Akhidatun Anisa, ketiganya memiliki keleluasan waktu utk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan keilmuan dan ketrampilan peternakan yang dimilikinya selama masa magang yang berlangsung selama 3 bulan penuh. “Waktu magang yang 3 bulan adalah sangat tepat, karena jika kurang dari itu, yang diperoleh para peserta magang hanya di permukaan saja, sehingga selama 3 bulan, waktu magang tersebut akan dapat memahami seluk beluk perusahaan secara lebih dalam,”kata Neny.
Ia juga mengatakan bahwa peserta magang mesti memahami bahwa nature bisnis peternakan sepeti di JJAA adalah tidak terpancang pada jam kerja, namun sifat bisnis ini adalah 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 365 hari setahun, sehingga ada 3 shift dalam bekerja. Dengan begitu, para peserta magang dapat lebih tahu karakter bisnis ini, sehingga perlu lebih mengeksplore dalam 24 jam sehari di industri ini.
llow our ig: www.instagram.com/livestockreview
editor: nurlaila | sumber: ispi