Livestockreview.com, Berita. Salah satu produsen susu dunia, yakni Anlene mengklaim produknya sebagai ‘ahli nutrisi untuk tulang’. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Fonterra Brands Indonesia Heru Kunjoro yang mengatakan bahwa Fonterra merupakan satu-satunya perusahaan yang menjalankan uji klinis untuk kesehatan tulang pada produk konsumen.
Mengapa Fonterra sebagai produsen susu dalam kategori food for special uses (FOSHU) begitu perhatian pada masalah tulang? Hal ini didasarkan pada fakta bahwa 2 dari 5 wanita di Indonesia mengalami kasus osteoporosis. Kejadian yang banyak menimpa kaum hawa ini, jelasnya, dikarenakan kebanyakan wanita Indonesia hanya memenuhi 50% kebutuhan kalsium harian mereka.
“Untuk itulah Fonterra sejak 4 tahun lalu secara konsisten melakukan berbagai cara untuk mengedukasi masyarakat Indonesia tentang bahaya osteoporosis sejak tahun 1996, dengan diikuti penyediaan Anlene sebagai susu berkalsium tinggi pertama di Indonesia,” jelas Heru dalam sebuah diskusi tentang upaya pencegahan osteoporosis di Jakarta pada . Aktifitas edukasi ini, kata Heru, dilakukan dengan bekerjasama bersama lembaga profesional seperti Perhimpunan Osteoporosis Indonesia, Persatuan Warga Tulang Sehat Indonesia, dan Kementerian Kesehatan untuk bersama-sama membangun kesadaran akan bahaya osteoporosis dan cara menghindarinya.
Aktifitas edukasi lebih intensif dilakukan sejak tahun 2007, dengan cara memberikan solusi total untuk kesehatan tulang yaitu mengimbau masyarakat untuk mendapatkan asupan kalsium dan zat gizi tulang lainnya serta melakukan olahraga secara teratur dengan berjalan 10.000 langkah setiap hari. Aktifitas ‘10.000 langkah’ setiap hari itu akhirnya menjadi kegiatan tahunan Anlene yang telah diadakan di lebih dari 33 kota di seluruh Indonesia dengan lebih dari 250,000 peserta. Puncak dari perayaan ‘10.000 langkah’ setiap hari tersebut dilaksanakan bersamaan dengan peringatan Hari Osteoporosis Nasional pada tiap tanggal 20 Oktober, bersamaan dengan perayaan hari Oseoporosis Dunia.
Apa itu osteoporosis
Banyak yang mendengar istilah osteoporosis, namun tidak sedikit yang belum mengetahui maknanya. Osteoporosis atau istilah umumnya kekeroposan tulang, merupakan kondisi dimana tulang menjadi tipis, rapuh, keropos dan mudah patah akibat berkurangnya massa tulang, khususnya kalsium, yang terjadi dalam waktu lama. Ahli Ilmu Kedokteran Olah Raga dr Tanya Rotikan,spKO menjelaskan secara lebih detil. “Osteoporosis merupakan kelainan skeletal yang diakibatkan adanya perubahan mikro arsitekstur. Osteoporosis juga disebabkan oleh adanya gangguan kekuatan tulang akibat massa tulang yang menurun.
Salah satu akibat dari osteoporosis adalah resiko patah tulang yang makin meningkat.Tulang merupakan organ dinamis, selalu berubah dan mengalami pembaruan,” jelas Tanya. Tambahnya, pembaruan dimulai dengan proses pengeroposan tulang, yang kmudian diikuti dengan proses pembentukan tulang di tempat pengeroposan, dan dilanjutkan dengan mineralisasi -sehingga diganti oleh tulang baru yang kuat. “Proses pengeroposan dan pembaruan (sebaiknya) berjalan seimbang, dan disebut sebagai Remodelling,” jelas Tanya. Dikenal ada dua jenis osteoporosis, yakni Osteoporosis Primer yang terjadi pada wanita pasca monopause (dikenal sebagai osteoporosis tipe 1), dan yang disebabkan oleh penuaan, yang dikenal sebagai osteoporosis tipe 2. Adapun osteoporosis sekunder, merupakan osteoporosis yang disebabkan oleh penyakit, efek samping obat, serta berbagai kondisi yang mengakibatkan kelainan tulang.
Untuk mengetahui munculnya osteoporosis, dapat dilakukan dengan tes kesehatan baik melalui tes laboratorium, radiologi maupun melalui tes densitometri. Yang disebut terakhir merupakan pemeriksaan paling efektif untuk mendeteksi adanya osteoporosis dini. Namun secara umum, untuk mengetahui kemunculan osteoporosis, Tanya memberi beberapa ciri kejadian berikut ini: adanya tanda patah tulang belakang yang bisa diketahui dari postur tubuh yang membungkuk, nyeri tulang, dan tubuh yang kelihatan makin pendek. Osteoporosis juga bisa dikenali dari adanya patah karena trauma ringan di 3 daerah: tulang belakang, pergelangan tangan, panggul.
Upaya pencegahan
Osteoporisosis dapat dicegah dengan cara menjalankan mengonsumsi makanan dan minuman secara seimbang “Penuhi kebutuhan kalsium harian dan nutrisi tulang yang cukup pada semua umur, latihan fisik yang baik, benar, teratur dan terukur terutama dengan pembebanan,” jelas Tanya. Konsumsi kalsium harian, tambahnya, untuk masyarakat Indonesia rata-rata hanya 270 – 300 mg per hari. Padahal, standar internasional yang disarankan adalah 1000 – 1200 mg per hari.
Tidak cukup dengan konsumsi kalsium yang sesuai standar, upaya mencegah osteoporosis juga harus didukung dengan gaya hidup sehat sejak anak-anak, paparan sinar matahari dalam jumlah yang cukup, dan melakukan aktifitas olah raga secara teratur. Dalam hal olah raga ini, Tanya memberi penekanan, bahwa aktifitas fisik harus dilakukan dengan baik, benar, teratur dan terukur. Baik berarti ada aturan-aturan yang membatasi. Harus ada latihan pemanasan, inti dan pendinginan; benar, berarti cocok dengan individu terentu. setiap jenis olah raga bisa berbeda sesuai dengan status kesehatan, jenis kelamin, aktifitas fisik, kebugaran, dan usia. Teratur, memiliki makna berkesinambungan. “Olah raga harus dilakukan dengan frekuensi latihan yang telah diatur. Olah raga juga harus dilakukan secar terukur, yakni intensitasnya sudah ditentukan sebelum melakukan suatu olah raga,”jelas Tanya Rotikan. ind