Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Kisah Perjuangan Industri Peternakan Ayam Potong Rakyat

  • Livestock Review
  • Mar 30, 2019
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Bisnis. Kondisi industri peternakan ayam potong (broiler) rakyat dan mandiri semakin memprihatinkan. Dalam tujuh bulan terakhir, kerugian peternak rakyat dan mandiri disinyalir mencapai Rp 1,4 miliar akibat harga jual ayam potong hidup (live birds) yang terus anjlok akibat kondisi oversupply di pasaran. Para peternak pun berjuang dengan berbagai cara untuk dapat terus bertahan dalam bisnis ini.

Para peternak yang tergabung dalam asosiasi Peternak Rakyat dan Peternak Mandiri (PRPM) dan Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) pun mendatangi Kementerian Perdagangan (Kemendag). Mereka meminta Kemendag turun tangan memperbaiki harga jual live birds.

Sekretaris Jenderal Gopan sekaligus juru bicara PRPM Sugeng Wahyudi menjelaskan, menjelang minggu terakhir bulan Maret 2019, harga jual live birds menyentuh posisi terendahnya dalam beberapa tahun terakhir, yakni Rp 10.800-11.000/kg. Kondisi itu sangat jauh dari rata-rata harga pokok produksi (HPP), yakni Rp 19.500/kg.

Kondisi itu disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari tingginya biaya sarana produksi akibat naiknya harga bibit ayam (day old chicken/DOC) dan harga pakan, kelebihan produksi (oversupply) ayam broiler di pasaran, terutama akibat dibanjirinya pasar oleh produk dari perusahaan peternakan terintegrasi, serta diikuti oleh lemahnya permintaan di tingkat konsumen.

“Harga live birds saat ini di Jawa Tengah, Jogja dan Solo bahkan berada di kisaran Rp 10.500 per kg. Di Bogor dan sekitarnya Rp 14.000 per kg, sementara di Pantura itu sekitar Rp 13.000 per kg. Artinya harga-harga itu masih jauh di bawah biaya pokok produksi,” kata Sugeng di kantor Kemendag, Jakarta, Rabu (27/3/2019).

Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Jawa Tengah, Parjuni menjelaskan bahwa dirinya sudah merugi mencapai Rp 1,4 miliar dengan kerugian sekitar Rp 200 juta per bulannya selama tujuh bulan terakhir.

“Kerugian kami 100 persen. Dalam 7 bulan ini kan bisa empat kali panen. Dengan modal kita Rp 20.000/kg, setiap panen kita rugi Rp 5.000/kg. Dengan empat kali panen kami sudah rugi Rp 20.000/kg, sudah 100% hitungan pasarnya,” ujar Parjuni.

“Kalau saya punya 100.000 ekor, saya sudah rugi Rp 200 juta di September tahun lalu dan itu terus berlanjut hingga hari ini. Dalam 7 bulan berarti sudah mencapai Rp 1,4 miliar. Saya sudah jual ruko dan mobil, utang saya belum ketutup,” lanjutnya.

Lebih lanjut, dia memastikan peternak di tingkat bawah sudah banyak yang gulung tikar. Para peternak menuntut agar harga live birds dapat dikembalikan sesuai dengan harga batas bawah pembelian di peternak dalam Permendag 96/2018 yakni Rp 20.000/kg dan berlaku paling lambat 1 April 2019.

Mereka juga meminta harga DOC Rp 5.500/ekor dengan kualitas grade 1 serta harga pakan dengan grade premium turun setidaknya sebesar Rp 500/kg. Keduanya diharapkan mulai berlaku paling lambat 28 Maret 2019. “Kami juga minta kepastian peternak rakyat dan peternak mandiri mendapat suplai DOC sesuai kebutuhan rutin serta bundling pakan dan DOC dihapuskan,” tegas Sugeng.



sumber: cnbc | editor: ratmono

Follow our Instagram:@livestockreview



Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

Meminimalkan Risiko Turunnya Kualitas Produk Pakan

  • Livestock Review
  • Mar 27, 2019
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

Fakultas Peternakan UGM dan Japfa Kerjasama Bangun Research Farm Modern

  • Livestock Review
  • Apr 24, 2019
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Semangat Merantau Para Peserta Magang Perunggasan WBA

  • Dec 31, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Pengembangan Manggot sebagai Biokonversi Sampah dan Alternatif Bahan Pakan Ternak

  • Dec 22, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Mempersiapkan Sarjana Peternakan sebelum Terjun ke Dunia Kerja

  • Dec 16, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Cattle Buffalo Club Fapet UNPAD Gelar Entrepreneurial Zone 2021

  • Nov 21, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • news

Tingkatkan Ketrampilan Mengelola Pakan, Peternak Sulsel & NTB Mendapatkan Pelatihan dari UGM

  • Oct 30, 2021

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • news
    Tingkatkan Ketrampilan Mengelola Pakan, Peternak Sulsel & NTB Mendapatkan Pelatihan dari UGM
  • 2
    • Fokus Utama
    • news
    Sustainable Integrated Farming, Manfaatkan Limbah Sayuran menjadi Media Maggot untuk Pakan Ternak
  • 3
    • Fokus Utama
    • news
    Mengembangkan Potensi Besar Sapi Madura
  • 4
    • Fokus Utama
    • Opini
    Menunggu Nasib Keberlangsungan Perunggasan yang Tumbuh tanpa Pembangunan
  • 5
    • Fokus Utama
    • news
    Pakar Persusuan Ingatkan untuk Tidak Membabi Buta (Panic Buying) dalam Membeli Susu
 

Instagram

livestockreview
....Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai sang surya, menyinari dunia....
Pengetahuan tentang manajemen closed house tentunya akan lengkap apabila disertai dengan cara terjun langsung ke lapangan. Dengan magang ke perusahaan langsung akan memberikan banyak pelajaran secara nyata bagaimana manajemen itu sendiri.
Mengapa meri (anak bebek) berenang di belakang induknya? Yukk simak...
Terima kasih Ibu Bapak Guru atas kesabaran, kebaikan, dan dedikasi yang tiada henti diberikan
Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dannperi keadilan.
Semnas X HITPI 2021
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.