Livestockreview.com, News. Salah satu noktah perjalanan sejarah perdagingan di Tanah Air kita adalah terbitnya kebijakan pemerintah dalam mengatasi tingginya dan instabilitas harga daging sapi di bulan Juli 2013 saat jelang lebaran lalu. Hal itu merupakan bentuk kepanikan pemerintahan yang dipimpin Presiden Susilo Bambang melihat kenaikan harga daging sapi di pasar saat puasa dan jelang lebaran beberapa waktu lalu.
Pemerintah pada tanggal 18 Juli 2013 lalu telah menyakiti hati peternak dengan memutuskan suatu kebijakan melalui penerbitan Keputusan Menteri Perdagangan No 699/M-DAG/KEP/7/2013 tentang Stabilisasi Harga Daging Sapi.
Hal tersebut mengemuka dalam diskusi tentang bisnis daging di Indonesia oleh Format di Jakarta pada akhir Agustus lalu. Diskusi diselenggarakan sekaligus memperingati tiga tahun berdirinya Format yang kini diketuai oleh Bambang Suharno. Diskusi menghadirkan narasumber utama dari Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia Teguh Budiyana.
Budiyana menjelaskan, istilah darurat daging sapi menjadi tepat sehubungan dengan kebijakan yang kontroversial tersebut karena diterbitkan dengan terburu-buru dan mengabaikan berbagai kebijakan lainnya yang sudah ada. Konsekuensinya, jelasnya, Menteri Pertanian pun pada tanggal yang sama harus menerbitkan 2 (Permentan) yaitu Permen no.74/Permentan/PD.410/7/ 2013 yang khusus melegalisir masuknya sapi siap potong yang beratnya di atas 350 kg.
Juga, harus menerbitkan Keputusan Menteri Pertanian no. 4493/Kpts/PD.410/7/2013 yang isinya ketentuan perlakukan karantina pre-shipment. Kedua Permentan dan Kepmentan tersebut diterbitkan pada tanggal 18 Juli 2013 menyusul terbitnya Kemendag 699/2013.
Sebuah langkah regulasi yang percuma, karena terbukti kemudian saat lebaran harga daging sapi tidak juga turun. Kebijakan Darurat Daging sapi melalui Kepmendag No. 699 tersebut tersebut tidak efektif. Hal ini juga diakui oleh Kemendag yang telah menyatakan gagal untuk menstabilkan harga.
Yang terjadi kemudian adalah adanya saling silang pendapat yang bernada menyalahkan antara instansi terkait termasuk Bulog dianggap telah gagal dalam importasi daging beku. Pertanyaannya adalah, bagaimana sebenarnya manajemen perdagingan pemerintahan yang dipimpin Presiden Susilo Bambang ini?  Bertanyalah pada manajernya 🙂 (BERSAMBUNG)
penulis: syak1n4 | editor: soeparno
follow our twitter: @livestockreview