Livestockreview.com, News. Sistem rantai dingin berperan penting dalam peningkatan kualitas daging unggas pasca dipotong. Harga produk unggas kurang stabilm, dengan luktuatif harga serta serangan berbagai virus dan penyakit membuat masyarakat semakin enggan untuk mengkonsumsi daging ayam dan telur karena meragukan keamanan produk unggas.
Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi fluktuasi harga dan ancaman berbagai penyakit adalah dengan menggunakan rantai dingin untuk rantai pasok daging ayam dan telur. Tetapi siapkan pemangku kepentingan di bidang peternakan untuk menerapkan rantai dingin? Lalu Mengapa dunia perunggasan harus menerapkan rantai dingin?
Untuk menjawab hal itu, Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) menyelenggarakan seminar bertajuk “Supply Chain Perunggasan di Indonesia.”. Acara ini digelar bersamaan dengan pembukaan ILDEX 2013 yaitu pada tanggal 3 Oktober 2013. Seminar yang terselenggara berkat kerjasama ISPI (Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia) dengan Majalah Poultry ini membahas tuntas mengenai rantai pasok dan pentingnya rantai dingin untuk produk unggas. Seminar dibagi menjadi dua sesi dengan pembicara Dr. Eko Harry Susanto (Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanegara), Ir. Hasanudin Yasni, MM (Direktur Eksekutif Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia), Sri Hartati (Kepala Bidang Peternakan Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta), dan Jonathan Tek (PT. Sierad Produce, Tbk).
“Perda No 4 tahun 2007 telah mengatur bahwa supply chain ayam dalam bentuk live bird dilarang dan harus dalam bentuk karkas,” tegas Sri Hartati. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan Jakarta sehat. Data dan fakta menyebutkan bahwa ketika daerah lain sudah mulai bebas dari kasus virus flu burung, unggas di DKI Jakarta masih tetap terkena flu burung. “Jakarta ini rakus sekali, mulai memelihara hingga produk siap konsumsi ingin dilakukan di Jakarta,” ujar Sri mengutip perkataan Ahok (Wakil Gubernur DKI Jakarta). Menanggapi hal ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menebitkan instruksi gubernur No 79 tahun 2013 mengenai penertiban tempat penampungan dan pemotongan unggas pangan di pemukiman dan pasar. “Jakarta sehat melalui produk unggas ASUH tidak dapat diwujudkan hanya melalui satu peraturan teknis tetapi juga harus disinkronkan dengan peraturan lain misalnya dalam tata ruang dan instruksi gubernur,” ujar Sri. Tetapi peraturan harus disosialisasikan dengan benar sehingga masyarakat memahami dan menerapkan.
Materi makalah para pembicara seminar ini dapat diunduh di sini:
– “Menuju Jakarta Sehat melalui Produk Unggas ASUH”.
– “Sistem Rantai Dingin pada Ayam Potong”.
– “Strategi Komunikasi Keamanan Produk Peternakan untuk Perlindungan Konsumen”.
– “Kesiapan Stakeholder dalam Menerapkan Sistem Rantai Dingin”.
follow our twitter: @livestockreview
sumber: pb ispi | editor: sitoresmi fauzi