Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Kampus
  • lain-lain

Kembali ke Sapi Lokal (Bag II)

  • Livestock Review
  • Jan 15, 2014
  • No comments
  • 1 view
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Kampus. Daging sapi sangat bermanfaat bagi tubuh manusia. Terutama karena daging sapi merupakan penyumbang protein hewani yang sangat tinggi. Setiap 100 gram daging sapi mengandung protein 18,8 gram, dengan daya cerna lebih baik dibanding dengan protein nabati (dari tumbuh-tumbuhan).

Pada tubuh makluk hidup seperti manusia, protein merupakan penyusun bagian besar organ tubuh, seperti: otot, kulit, rambut, jantung, paru-paru, otak, dan lain-lain.

Adapun fungsi protein yang penting bagi bagi tubuh manusia, antara lain untuk, pertumbuhan; memperbaiki sel-sel yang rusak; sebagai bahan pembentuk plasma kelenjar; hormone dan enzim sebagian sebagai cadangan energi, jika karbohidrat sebagai sumber energi utama tidak mencukupi; dan menjaga keseimbangan asam basa darah. (http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/manfaat-daging-sapi-bagi-tubuh-manusia).

Kebutuhan sapi di Indonesia berbanding lurus dengan kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia. Hal ini membuat konsumsi daging sapi di Indonesia sangat besar. Menurut Menteri Pertanian (Suswono), proyeksi kebutuhan daging Indonesia 1.504 ton daging sapi per hari pada tahun 2013.

Berdasarkan perhitungan Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi, kebutuhan daging sapi di negeri ini 600.000 ton/tahun. Sedangkan 1 ekor sapi hanya mempunyai berat 150 Kg. Sehingga dalam setahun, pemerintah membutuhkan sapi empat juta ekor.

Untuk memenuhi jumlah konsumsi daging sapi tersebut, pemerintah mencanangkan program swasembada daging. Program ini telah mengalami penundaan sebanyak tiga kali. Program swasembada daging sapi telah dicetuskan sejak tahun 2000. PSDSK 2014 sebenarnya merupakan program lanjutan yang telah dicanangkan sebelumya sejak tahun 2001 – 2005.

Pada waktu itu, program bernama kecukupan daging sapi. Program tersebut ternyata lebih banyak bersifat rencana dan sama sekali tidak didukung oleh anggaran yang memadai sehingga lebih banyak bersifat wacana. Program swasembada daging sapi dicetuskan lagi menjadi Program Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Sapi (P2SDS) 2008 – 2010. Program ini juga gagal mencapai target karena berbagai alasan antara lain kebijakan program yang dirumuskan tidak disertai dengan rencana operasional yang rinci.

Swasembada daging sapi 2014 ini, apabila molor lagi maka kerugian yang dialami pemerintah akan sangat besar. Oleh karena itu, harus ada upaya dan kerja keras dari seluruh insan peternakan di Indonesia.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan pemerintah dan stake holder dalam bidang peternakan, adalah dengan menekan kuota daging impor. Masyarakat harus dibiasakan untuk mengonsumsi daging lokal. Selain itu, konversi pakan sapi lokal sangat baik walaupun dengan pakan seadanya, karena kebanakan dari peternak Indonesia adalah peternak rakyat. (BERSAMBUNG

 

Rahmatika Choiria, Gina Nafsil Mutmainah, Ai Samrotul Hasanah, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

 

Finalis Debat Peternakan Nasional 2013, TIMPI ISMAPETI

follow our official twitter: @livestockreview  |  follow our official instagram: livestockreview

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

Swasembada Daging 2014: Harapan atau Mimpi (Bag III- HABIS)

  • Livestock Review
  • Jan 14, 2014
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

Kembali ke Sapi Lokal (Bag III- HABIS)

  • Livestock Review
  • Jan 16, 2014
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.