Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Industri Olahan Susu Berkembang, Peternak Belum Siap

  • Livestock Review
  • Feb 9, 2013
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Bisnis. Industri pengolahan susu domestik makin bergairah. Pada awal tahun ini ada 20 perusahaan yang mengajukan pesanan (order) untuk mengolah susu kepada Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI).Namun GKSI menolak order 20 perusahaan itu. Pasalnya, saat ini kapasitas GKSI terbatas untuk konsumen lama. “Kapasitas kami sudah maksimal untuk Danone dan So Good Food. Tapi ini bukti bahwa industri pengolahan susu dalam negeri bergairah,” kata Ketua GKSI, Dedi Setiadi.

Teguh Boediyana, Ketua Dewan Persusuan Nasional, juga mengakui, industri pengolahan susu di dalam negeri lebih bagus daripada industri susu segar. Sebab, harga susu olahan, seperti yoghurt, biskuit, dan susu kemasan, jauh lebih tinggi daripada susu segar. “Sehingga banyak pemain baru yang tertarik di industri pengolahan susu,” kata dia.

Harga susu olahan di pasar mencapai Rp 12.000 per liter. Sedangkan harga susu segar Rp 3.500 per liter. “Artinya nilai tambah industri susu sangat tinggi, terutama untuk segmen pasar anak-anak,” ungkap Teguh. Memang, untuk mengolah susu, pengusaha butuh investasi besar. Biasanya industri yang tak punya pabrik olahan bisa memanfaatkan GKSI untuk mengolah susunya. “Seperti Cimori. Dulu, sebelum punya pabrik, mengolah di koperasi. Sekarang Cimori sudah memiliki pengolahan sendiri, meski kapasitasnya masih kecil,” tutur Teguh.

Pada tahun lalu, menurut Dedi, ada 42 perusahaan yang mengajukan izin kepada Kementerian Perindustrian untuk membangun pabrik pengolahan susu. Ini juga menggambarkan, industri susu olahan begitu prospektif.
Meski demikian, industri ini masih memiliki sejumlah hambatan, antara lain pasokan bahan baku berupa susu segar. Sampai saat ini bahan baku lebih banyak diimpor yakni sekitar 80% dari total kebutuhan. Sedangkan sisanya, sebesar 20%, dipenuhi produsen lokal.

Dedi khawatir pasokan bahan baku susu lokal akan kian menipis. Sebab, banyak peternak yang lebih memilih menjual daging sapi daripada susu sapi. Sebagai perbandingan, harga sapi perah untuk daging bisa mencapai Rp 11 juta per ekor. Sedangkan sapi perah yang dijual susunya, hanya seharga Rp 6 juta per ekor.

“Kondisi ini sudah terjadi sejak tahun lalu. Karena harga susu segar jauh lebih murah daripada harga daging sapi, maka bahan baku susu berkurang,” ungkap Dedi. Kenaikan harga daging sapi menyebabkan populasi sapi perah menurun hingga 15%. Dedi mencontohkan, populasi sapi perah di Lembang berkurang 5.000 ekor. Kemudian populasi sapi perah di Sumedang juga turun 2.000 ekor.

Maka itu, GKSI mengharapkan pemerintah segera mendorong penambahan populasi sapi perah. Caranya, pemerintah mempermudah kredit untuk usaha pembibitan ternak. Selain itu, pemerintah juga memberikan insentif pakan. “Kalau pemerintah bisa menyelamatkan 20.000 ekor sapi produktif untuk tidak dipotong, maka akan menaikkan produksi susu segar,” terang Dedi.
Insentif lain yang tak kalah penting adalah intervensi harga. Dedi meminta pemerintah menaikkan harga susu Rp 500 per liter. “Harga susu segar saat ini Rp 3.300 hingga Rp 4.100 per liter,” kata dia.

Di tahun ini, produksi susu segar diprediksi mencapai 1,7 juta liter per hari. Jumlah itu naik tipis 6,25% dibandingkan produksi susu sapi segar tahun lalu yang mencapai 1,6 juta liter per hari. Sedangkan permintaan susu segar di dalam negeri pada tahun ini mencapai 6,8 juta liter.

sumber: kont4n | editor: soegiyono 

follow our twitter: @livestockreview

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Vaksin Flu Burung khusus untuk Itik Bisa Dibuat di Dalam Negeri

  • Livestock Review
  • Feb 8, 2013
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Opini

PB ISPI telah Gelar Seminar Outlook Industri Peternakan pada 21-2-2013

  • Livestock Review
  • Feb 9, 2013
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Semangat Merantau Para Peserta Magang Perunggasan WBA

  • Dec 31, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Pengembangan Manggot sebagai Biokonversi Sampah dan Alternatif Bahan Pakan Ternak

  • Dec 22, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Mempersiapkan Sarjana Peternakan sebelum Terjun ke Dunia Kerja

  • Dec 16, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Cattle Buffalo Club Fapet UNPAD Gelar Entrepreneurial Zone 2021

  • Nov 21, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • news

Tingkatkan Ketrampilan Mengelola Pakan, Peternak Sulsel & NTB Mendapatkan Pelatihan dari UGM

  • Oct 30, 2021

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • news
    Tingkatkan Ketrampilan Mengelola Pakan, Peternak Sulsel & NTB Mendapatkan Pelatihan dari UGM
  • 2
    • Fokus Utama
    • news
    Sustainable Integrated Farming, Manfaatkan Limbah Sayuran menjadi Media Maggot untuk Pakan Ternak
  • 3
    • Fokus Utama
    • news
    Mengembangkan Potensi Besar Sapi Madura
  • 4
    • Fokus Utama
    • Opini
    Menunggu Nasib Keberlangsungan Perunggasan yang Tumbuh tanpa Pembangunan
  • 5
    • Fokus Utama
    • news
    Pakar Persusuan Ingatkan untuk Tidak Membabi Buta (Panic Buying) dalam Membeli Susu
 

Instagram

livestockreview
....Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai sang surya, menyinari dunia....
Pengetahuan tentang manajemen closed house tentunya akan lengkap apabila disertai dengan cara terjun langsung ke lapangan. Dengan magang ke perusahaan langsung akan memberikan banyak pelajaran secara nyata bagaimana manajemen itu sendiri.
Mengapa meri (anak bebek) berenang di belakang induknya? Yukk simak...
Terima kasih Ibu Bapak Guru atas kesabaran, kebaikan, dan dedikasi yang tiada henti diberikan
Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dannperi keadilan.
Semnas X HITPI 2021
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.