Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Hikayat Sapi-sapi Perah Ibu Kota III

  • Livestock Review
  • Jul 4, 2013
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Bisnis. Masa keemasan bisnis ternak sapi perah Jakarta berakhir ketika kawasan Kuningan, Jakarta Selatan ditetapkan sebagai kawasan bisnis. Mulai tahun 1990, Pemerintah DKI Jakarta merelokasi peternak sapi perah ke Pondok Rangon, Jakarta Timur. Harga tanah peternak di Kuningan dihargai 24 kali harga tanah di Pondok Rangon.Relokasi dilakukan bertahap. Tahun 1991 tercatat ada 70 peternak dengan 900 ekor sapi di Kuningan yang pindah ke Pondok Rangon. Tanah bekas peternakan di Kuningan Timur yang mencapai 68 hektar diubah jadi perkantoran, hotel, mal, dan kompleks kedutaan besar negara asing. Itu sebabnya wilayah itu juga disebut kawasan antarbangsa.

Di pinggir-pinggir gedung bertingkat tumbuh permukiman penduduk yang sangat padat. Di sanalah Mirdan, Hamzah, dan tiga peternak sapi perah lainnya mencoba bertahan. Mirdan mengatakan, banyak pihak yang mengincar peternakannya yang terletak tidak jauh dari batas pagar Mega Kuningan. ”Tapi, harganya belum cocok,” ujar Mirdan.

Hamzah berkata hal yang sama. ”Saya, sih, sudah beli tanah di Pondok Rangon. Jadi, kalau sewaktu-waktu harus pindah, saya bisa bikin peternakan di sana.”

Apa yang membuat mereka bertahan? Secara ekonomi, beternak sapi perah di Jakarta kini tidak memberi banyak keuntungan. Mirdan mengatakan, setiap hari dia hanya memperoleh uang Rp 360.000 dari penjualan susu segar. Setelah dipotong upah tukang rumput Rp 30.000 dan biaya pakan, uang yang ia pegang kurang dari setengahnya.

Meski begitu, Mirdan bertekad akan terus beternak sapi untuk menjalankan amanat babenya. ”Babe bilang, kalau mau hidup tenang, harus pelihara sampi. Sampi membuat kita sampe ke tujuan dan cita-cita kita. Berkat sampi babe saya, misalnya, sampe naik haji, sampe nyekolahin anak. Pokoknya sampe, daaaah……” TAMAT

sumber: k0mpas | editor: soeparno

follow our twitter: @livestockreview

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Referensi

Merunut Asal-Usul Ayam Asli Indonesia

  • Livestock Review
  • Jul 3, 2013
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • news

Susu, Penyelamat Perekonomian Belanda

  • Livestock Review
  • Jul 5, 2013
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.