Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Referensi

Merunut Asal-Usul Ayam Asli Indonesia

  • Livestock Review
  • Jul 3, 2013
  • One comment
  • 5 views
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Referensi. Indonesia merupakan salah satu negara yang memliki kekayaan dalam genetik sumberdaya lokal. Terbukti dari ayam lokal yang tersebar di seluruh Indonesia dan ayam yang paling memiliki ciri khusus adalah ayam dari Pulau Jawa.Asal usul ayam lokal adalah dari ayam hutan, ayam hutan sendiri terbagi menjadi 4 spesies yaitu gallus gallus gallus, gallus lafayetti, gallus sonnareti, dan gallus varius. Ayam spesies gallus gallus atau ayam hutan merah merupakan induk yang memproduksi ayam kampung di Indonesia sedangkan gallus varius atau yang lebih akrab dengan sebutan ayam bekisar relatif lebih jarang.

Ayam arab merupakan ayam pencilan sebab merupakan kelompok pendatang akan tetapi telah hadir sekitar 20 tahun. Peneliti Balai Penelitian Ternak (Balitnak), Badan Litbang Peternakan, Kementerian Pertanian Dr Tike Sartika mengatakan, ayam lokal yang berada di seluruh dunia pada awalnya berasal dari kawasan Asia khususnya pada negara China dan India. Kini penyebaran ayam lokal sudah memasuki kawasan Eropa dan Afrika dan pusat domestikan ayam di dunia adalah Indonesia.

“Hingga saat ini jumlah ayam lokal di Indonesia masih berada pada posisi teratas di sela-sela sekian banyaknya permasalahan di dunia ternak unggas,” jelas Dr. Tike Sartika dalam rangkaian kegiatan Indolivestock 2012 beberapa waktu lalu. Ia menambahkan, penyakit flu burung yang begitu gempar melanda Indonesia, ternyata tidak menghabiskan persediaan ayam dalam negeri. Paling tidak masih tersisa 67% ayam di tengah endemik flu burung yang melanda.

Untuk meningktakan kualitas dari hasil yang diberikan ayam lokal diperlukan bibit yang berkualitas. Akan tetapi biaya pembibitan sangatlah mahal sehingga relatif sedikit pihak yang bersedia untuk melakukan pembibitan. Sejauh ini Indonesia belum memiliki bibit dari pure line sehingga mengandalkan bibit hybrid untuk mengembangbiakan ayam lokal. Meskipun pada awalnya persebaran ayam lokal bukan terjadi di Indonesia, ternyata sekian banyak ayam lokal yang berada di Indonesia merupakan murni dari Indonesia dengan kode Haplotipe AB009436 dan nama Haplotipe Clade II. Clade adalah pembagian kelompok ayam berdasarkan marker mitokondria.

Pengembangan unggas lokal, baik beragam ayam buras ataupun itik, sampai saat ini masih terdapat banyak hambatan. Ketersediaan bibit yang belum mencukupi dari aspek kualitas dan kuantitas, belum optimalnya pemanfaatan sumber daya pakan lokal, kurangnya modal usaha dan terbatasnya akses kepada kelembagaan keuangan menjadikan usaha beternak unggas lokal ini menjadi naik turun tidak stabil. Tak hanya itu, tingkat kepemilikan yang masih di bawah skala ekonomis, masih di bawah 300 ekor induk/peternak juga menjadi salah satu penyebabnya.

Dalam percaturan perdagangan Internasional, kontribusi unggas lokal ini kurang mendapat perhatian sehingga sehingga tidak termasuk komoditas yang diperdagangkan, namun demikian komoditas unggas lokal mempunyai karakteristik dan khas menjadi komoditas substitusi

 

penulis rama | editor: soegiyono 

follow our twitter: @livestockreview

 

 

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Hikayat Sapi-sapi Perah Ibu Kota II

  • Livestock Review
  • Jul 3, 2013
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Hikayat Sapi-sapi Perah Ibu Kota III

  • Livestock Review
  • Jul 4, 2013
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.