Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • news

Ekspor Produk Peternakan Meningkat di Tengah Pandemi Korona Covid-19

  • Livestock Review
  • Apr 6, 2020
  • No comments
  • 2 views
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, News. Di tengah pandemi Korona Covid-19 yang terjadi saat ini, ekspor produk peternakan terus berjalan, bahkan semakin meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Sub Sektor Peternakan pada Januari sampai Februari 2020 mencapai Rp 1,7 trilyun, atau meningkat 30% dibandingkan ekspor pada Januari-Februari 2019 yang tercatat sebesar Rp 1,3 trilyun (year to year).

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) I Ketut Diarmita, di Jakarta, Senin (5/4) menjelaskan, pada bulan April 2020 ini, terdapat beberapa perusahaan peternakan yang telah memastikan akan melaksanakan ekspor ke beberapa negara dengan total nilai Rp. 538,12 milyar. “Diharapkan nilai ini akan terus meningkat sampai akhir bulan,” tambahnya.

Ketut memberikan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan yang terus berupaya menggenjot ekspornya. Untuk bulan April ini, perusahaan yang telah melaporkan rencana ekspornya antara lain yaitu PT Sinar Indochem dan PT Charoen Pokphand Indonesia yang akan ekspor pakan ke Republik Demokratik Timor Leste masing-masing sebanyak 240 Ton dan 60 Ton dengan total nilai ekspor mencapai Rp 1,57 Milyar.

PT Greenfields Indonesia juga akan mengekspor susu dan produk susu olahannya ke Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam sebanyak 417 Ton dengan nilai mencapai Rp 5,67 milyar. Adapun PT Japfa Comfeed Indonesia akan mengekspor telur tetas (hatching egg) ke Myanmar serta Day Old Chicken (DOC) ke Timor Leste sebanyak masing-masing 625.000 butir dan 18.000 ekor dengan total nilai mencapai Rp 3 milyar.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Fini Murfiani menambahkan, perusahan yang memproduksi Sarang Burung Walet (SBW) yaitu PT. Ori Ginalnest Indonesia juga akan mengekspor SBW ke Amerika Serikat, Cina, dan Australia sebanyak 780 kg dengan nilai sebesar Rp 24,96 M.

Beberapa perusahaan yang bergerak dalam industri obat hewan juga akan mengekspor obat hewan jenis vaksin dan biologik sebanyak 343.582.000 dosis, farmasetik dan premix sebanyak 23.922 Ton ke negara Cina, Jepang, Australia, dan ke lebih dari 30 negara lainnya. “Nilai ekspor obat hewan tersebut mencapai nantinya mencapai Rp 502,66 M,” ungkapnya.

Fini mengakui bahwa pandemi covid19 yang menyebar secara masif di dunia, membuat beberapa negara terdampak mengeluarkan kebijakan pembatasan keluar masuknya barang dan manusia dari/ke negara mereka, bahkan ada yang mengambil kebijakan lockdown, hal ini menurutnya membuat aktivitas perdagangan pun mengalami tekanan.

Namun dengan melihat pencapaian kinerja ekspor sub sektor peternakan pada Januari-Februari 2020, dan rencana ekspor para pelaku usaha pada bulan April tersebut, ia optimis bahwa ekspor produk sub sektor peternakan dapat bertahan dalam ketidakpastian perekonomian akibat pandemi covid-19 saat ini.

follow our ig: www.instagram.com/livestockreview

editor: sugiyono | sumber: ditjen pkh





Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Efektifkah Langkah Pemerintah Meredam Efek Korona di Industri Peternakan Ayam Ras?

  • Livestock Review
  • Apr 5, 2020
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Referensi

Begini Resume Korona Covid-19 pada Hewan

  • Livestock Review
  • Apr 11, 2020
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima

  • Jan 12, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023

  • Jan 10, 2023

Trending

  • 1
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 2
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 3
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima
  • 5
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023
 

Instagram

livestockreview
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Jika pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah menginginkan keberhasilan pembangunannya tinggi di bidang peternakan, maka para penyusun program perencanaan pembangunan peternakan harus pula dilibatkan dan ditempatkan sebagai “pengawal program pembangunan” yang diberikan kekuasan khusus karena mereka bukan tenaga struktural, pada saat program tersebut dilaksanakan.
Lumpy skin disease (LSD) merupakan penyakit kulit pada sapi asal Afrika yang sangat sulit diberantas.
Waspada !!! Badai Penyakit Mulut dan Kuku (FMD) belum Selesai, LSD sudah Menyebar
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.