Livestockreview.com, News. Kegagalan Perum Bulog meredam gejolak harga daging sapi domestik, walaupun telah melakukan impor daging secara besar-besaran, adalah disebabkan terutama karena daging Bulog kurang diminati masyarakat di pasar tradisional. Mereka tidak terbiasa mengonsumsi daging beku.
“Meski demikian, kami masih tetap mendistribusikan, sekitar 15 ton per hari. Penyebarannya dilakukan beberapa asosiasi daging dan ada pula yang langsung ke pedagang pasar,” kata Direktur Bulog Sutarto Alimoeso. Saat ini stok daging sapi yang ada di gudang sekitar 831,8 ton.
Sutarto mengaku dalam waktu dekat tidak akan melakukan importasi lagi. Pihaknya ingin menghabiskan stok daging yang sudah ada lebih dulu.
Sedangkan untuk menstabilkan harga daging, lanjut Sutarto, operasi pasar Bulog tidak bisa dijadikan jaminan. Sebab Bulog hanya diberi alokasi tidak lebih dari satu persen kebutuhan daging nasional. Kebutuhan daging nasional sekitar 550 ribu ton per tahun, sedangkan kuota yang diberikan oleh Bulog hanya tiga ribu ton.
Sebuah pelajaran penting untuk Bulog. Belajarlah pada ahlinya, jangan grusa grusu impor daging -yang hanya menyengsarakan peternak saja…
sumber: jpnn | editor: diana mandagi